ROHUL (CAKAPLAH) - Pandemi Covid-19 tak menghalangi semangat sejumlah anak muda untuk tetap produktif dalam menggali potensi diri dan ilmu pengetahuan.
Diinisiasi Green House Koempai, sejumlah kelompok pemuda pecinta lingkungan Rohul seperti Obuk Adventure, Pondok Cerdas, WISS dan Shelter Adventure Riau, berkumpul untuk berdiskusi dan berliterasi dengan tema "Sinergi Alam Desember" di salah satu sudut Desa Lubuk Bendahara, Sabtu (26/12/2020).
Bersama Ketua PWI kabupaten Rokan Hulu Engki Prima Putra, Sekjen PWI Amin Syukri, dan Wakil Ketua Bidang Organisasi Maruba Habehaan, kami diberi penghormatan menjadi Narasumber di bidang jurnalistik dalam kegiatan tersebut.
Selain dari PWI kabupaten Rokan Hulu, turut juga berpartisipasi Plt Rektor Universitas Pasirpangaraian DR. Hardianto dan tentu saja Owner GH Koempai, Yusro Fadli.
Suasana di GH Koempai sangat dingin karena lokasi basecamp GH Koempai yang berada di perbukitan ditambah dengan derasnya Hujan yang turun sore itu tidak menyurutkan keceriaan para peserta dalam mengikuti kegiatan yang dilaksanakan dengan penuh kesederhanaan.
Terpancar kesan wajah serius dan penuh semangat dari para peserta saat berdiskusi tentang banyak hal mulai dari Pandemi, Jurnalistik, Alam dan Pariwisata. Suasana saat itu semakin hangat saat hadirnya secangkir Kopi Khas Kumpai yang disuguhkan. Kopi tersebut dimasak dengan tungku berbahan bakar kayu. Suasana terasa nyaman ketika siulan burung walet yang terbang di atas bersaut-sautan.
Awal diskusi, kami dari PWI tak lupa memberi pesan mengingatkan kepada para peserta untuk tetap disiplin mentaati Protokol Kesehatan (Prokes). Ya, apalagi kalau bukan 3 M, Tetap memakai Masker, biasakan Mencuci tangan dan Menghindari Kerumunan.
Pesan yang disampaikan ke peserta tersebut tidak lain sebagai tanggung jawab PWI Rokan Hulu yang ikut dilibatkan oleh Dewan Pers dan Satgas Covid-19 dalam program Follow Ship perubahan Perilaku.
"Mari kita tetap disiplin menerapkan 3 M, karena kita tidak tahu kapan Pandemi ini akan berakhirnya, untuk itu kebiasaan 3 M ini harus tetap kita budayakan," cakap Ketua PWI Rohul Engki Prima Putra saat memperkenalkan diri.
Saat diskusi dimulai, kami sempat dikejutkan dengan pertanyaan cukup menantang dari moderator Mega Yostari Pane tentang bagaimana menyikapi perkembangan Jurnalistik di era 5.0 serta menyikapi informasi yang menjurus terhadap penggiringan opini pemerintah.
PLt Rektor Universitas Pasirpangaraian DR Hardianto dalam diskusi dalam memberikan jawaban ke peserta dengan konsep retoris. Ia membacakan awal Surat Al-Alaq 'iqra' yang artinya "Bacalah" .
"Agama kita saja memerintahkan kita untuk membaca, membaca itu adalah berliterasi membaca apa saja, buku, informasi dari gadget dan Media masa itu pasti bermanfaat," ujarnya.
Masuk ke Era 5.0 dimana informasi sudah suguhkan dalam tekhnologi. Perkembangan media sosial menjadikan informasi sangat mudah. Namun hal itu justru menjadi dua mata pisau yang sama tajamnya jika tidak cukup literasi untuk mencerna informasi.
"Sama halnya masa pandemi ini, pasti ada hikmah yang bisa kita ambil dari Pandemi ini paling tidak membudayakan kita untuk bagaimana hidup sehat dan juga lebih mencintai alam".
"Begitupun berkembang tekhnologi dan media sosial yang begitu pesat saat ini, kita generasi muda harus cerdas dan bijak dalam bermedia sosial. Manfaatkan lah perkembangan media sosial itu ke arah konstruktif dan mencerdaskan masyarakat lain, jangan justru digunakan untuk hak negatif misalnya menyebarkan hoak atau informasi yang belum jelas kebenarannya," timpalnya.
Terkait pertanyaan tersebut, Wakil Ketua Bidang Organisasi PWI Kabupaten Rokan Hulu Maruba Habehaan menjelaskan, perkembangan media seperti jamur setelah masa reformasi 1999 .
"Yang terjadi sekarang, wartawan membludak, kalau dulu wartawan melamar ke perusahan media, sekarang Media yang melamar Wartawan. Bahkan sekarang, orang yang tak berkompetensi pun mengaku sebagai wartawan" ujar Maruba.
Untuk itu lanjut Maruba, pada tahun 2010 Pemerintah melalui dewan pers sudah melakukan uji kompetensi wartawan (UKW). Meski demikian, masih banyak wartawan yang tidak mengikuti himbauan dewan pers tersebut.
"Jadi wartawan itu harus lulus kompetensi. Ada 3 jenjangnya Muda, Madya dan Utama. Di Rohul hanya PWI yang setia mengikuti anjuran Pemerintah 98 persen sudah kompeten," ujarnya.
Maruba juga menyatakan, selain menanyakan kartu pers, narasumber juga memiliki hak menanyakan apakah wartawan tersebut sudah mengikuti Uji Kompetensi Wartawan.
"Jadi untuk memastikan dan meyakinkan narasumber informasi tersebut sudah diberikan kepada wartawan yang berkompeten," ucapnya.
Sementara itu Sekjen PWI Rohul Amin Syukri mengatakan, perkembangan media kini memang selaras dengan perkembangan Tekhnologi Informasi. Buktinya, banyak media yang kini memanfaatkan media sosial sebagai salah satu media untuk menyebarluaskan produk jurnalistiknya.
"Selain mengikuti perkembangan zaman, ini juga strategi memerangi hoak yang banyak berkembang di media sosial," ujarnya.
Meski demikian, amin menyebut, informasi yang ada media sosial bukanlah seluruhnya produk pers. Karena sebuah pemberitaan itu dikatakan produk jurnalistik jika diterbitkan oleh Perusahaan Pers. Ada tahapan yang harus dilalui sebelum sebuah berita itu diterbitkan terutama harus proses penyaringan redaksi dan Cover Both Side.
"Jadi informasi yang ada di media sosial baru dikatakan produk pers jika diterbitkan oleh perusahaan pers yang sudah melakukan Ketentuan sesuai Kode etik Jurnalistiknya," terangnya.
Amin juga mengajak kepada para generasi muda pencinta alam untuk ikut berkontribusi dalam memberikan informasi kepada wartawan tidak hanya terkait adanya dugaan pengrusakan alam namun juga sisi-sisi yang bisa dijadikan potensi wisata sehingga berdampak terhadap perkembangan ekonomi masyarakat setempat.
"Melalui media sosial juga bisa, adik-adik bisa tuliskan dan posting keindahan alam kita di Rohul, sehingga ini juga mengangkat dunia pariwisata kita kedepan," ajaknya.
Owners GH Koempai Yusro Fadli menyatakan, kegiatan Sinergi Alam Desember ini terinspirasi dari kurangnya wadah untuk berliterasi dan berdiskusi bagi anak-muda di Rohul. Apalagi, ditambah masa Pandemi Covid-19 dan libur sekolah seperti saat ini, para anak muda perlu diarahkan untuk Berliterasi sehingga tidak terjebak dalam kegiatan yang justru merugikan mereka.
"Kedepan kita akan lebih galakkan lagi diskusi dan wadah literasi seperti ini tentunya dengan tema-tema yang aktual dan menjadi problematika saat ini" tuturnya.
Ia berharap melalui kegiatan diskusi seperti ini menjadi wadah anak-anak muda untuk hal yang positif, menjadikan mereka anak-anak muda yang kritis dan menelurkan gagasan baru masukan bagi pemerintah untuk membangun Rokan Hulu yang lebih maju ke depan.
"Karena kondisi di tengah pandemi Covid-19, kegiatan literasi ini tentunya akan kita sesuaikan pelaksanaan nya dengan menerapkan Protokol Kesehatan yaitu 3 M (memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak), tapi ini bukan mengurangi substansi tapi tantangan kita untuk lebih semangat," pungkas Fadli.
Penulis | : | Ari |
Editor | : | Ali |
Kategori | : | Serantau |