SIAK (CAKAPLAH) - Kasus kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Kabupaten Siak dalam kurun waktu dua bulan terakhir ini semakin meningkat.
Tercatat sudah mencapai 79 hektare lahan dan hutan yang dilalap si jago merah.
Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Siak juga telah menganggarkan pengadaan alat untuk pemadaman Karhutla yang bersumber dari Dana Bagi Hasil Dana Reboisasi (DBHDR), yang sudah diverifikasi dan divalidasi oleh tim dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
"Alat tersebut di antaranya, untuk mobil Water Bombing 5 unit, mobil untuk angkutan logistik dan orang 6 unit serta mobil angkutan peralatan 6 unit," kata Bupati Siak Alfedri, Rabu (10/3/2021).
Selain armada mobil, juga ada dianggarkan 74 unit pompa mesin di antaranya pompa induk 6 unit, pompa jinjing 44 unit, pompa apung 6 unit dan pompa tunggu 18 unit dan kendaraan roda dua 12 unit.
Alfedri mengatakan saat ini titik api di Kabupaten Siak berjumlah 28 titik, hotspot itu terpantau langsung dari aplikasi Dashboard Lancang Kuning.
"Masih ada 4 titik api, yakni di Kampung Temusai Kecamatan Bungaraya. Tetapi Alhamdulillah titik api sudah bisa dikendalikan dengan cara membuat sekat bakar. Mudah-mudahan dalam 1 atau 2 hari ke depan api sudah padam," kata dia.
Terkait dengan penanganan Karhutla di Kabupaten Siak, Pemkab Siak juga telah melaksanakan rapat koordinasi bersama unsur Forkopimda, pihak kecamatan, dan unsur terkait lainnya pada 10 Februari 2021 lalu.
"Selain itu, kami juga telah menetapkan status siaga darurat bencana akibat Karhutla dari tanggal 1 Februari sampai 31 Oktober 2021," katanya.
Tahun 2020, Pemkab Siak mendapatkan dukungan Kanal Blocking dari BRG sebanyak 25 buah yang berada di Kecamatan Koto Gasib, Mempura dan Bungaraya.
"Jadi total keseluruhan kanal blocking di Kabupaten Siak berjumlah 279 kanal blocking. Sementara untuk embung di Kabupaten Siak berjumlah 103 buah," imbuhnya.
Penulis | : | Wahyu |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Serantau |