PEKANBARU (CAKAPLAH) - Pengurus Wilayah Jaringan Pengusaha Nasional (JapNas) Provinsi Riau resmi dilantik di Ballroom The Premiere Hotel Pangeran, Kamis (25/03/2021).
Wagubri yang hadir dalam kegiatan tersebut menyampaikan pelantikan pengurus Japnas Provinsi Riau ini merupakan forum strategis terutama kebijakan Japnas Provinsi Riau itu telah sesuai dengan terpilihnya pengurus yang baru untuk lima tahun ke depan.
"Japnas sebagai salah satu organisasi tempat perhimpunan bagi pelaku usaha tentu harus dapat merespon dengan baik segala tuntutan dan tantangan yang muncul di era global ini," kata Wagubri.
Selanjutnya, sebagai salah satu yang perlu dilakukan pelaku usaha dalam menjawab tuntunan yaitu dengan mempersiapkan sumber daya manusia yang prosfesional, baik kemampuan inovasi dan daya saing usaha.
Untuk itu, ia berharap kehadiran Japnas Riau ini dapat menambah gairah perekonomian di Provinsi Riau ini secara khususnya.
"Kita patut bangga karena Japnas Riau saat ini menjadi mitra pemerintah daerah dalam memacu pertumbuhan ekonomi di Provinsi Riau nantinya," ucapnya.
Ketua Umum Pengurus Wilayah (PW) JapNas Riau, Arif Eka Saputra mengatakan JapNas mulai melirik potensi pelepah dan lidi sawit sebagai industri baru di Riau.
Sebab selama ini potensi ini masih terbiarkan begitu saja. Padahal saat ini Riau memiliki kebun kelapa sawit terluas di Indonesia, mencapai 4,02 juta hektar.
"Di daerah lain, lidi kelapa sawit sudah punya nilai ekonomi dan bahkan diekspor ke luar negeri. Lantas kulit pelepah kelapa juga sudah bernilai ekonomi. Kenapa yang semacam ini di Riau tidak bisa kita jadikan bernilai ekonomi? Ini yang menjadi awal pemikiran itu," ujar Arif Eka Saputra.
Ketua Harian PW JapNas Riau, Viktor Yonathan merinci, jika 3 juta hektar saja dari luasan tadi sudah berproduksi dengan umur di atas 8 tahun, maka potensi pelepah setiap 6 bulan yang bisa dimanfaatkan oleh industri sudah mencapai 1,1 miliar batang pelepah.
"Anggaplah setiap enam bulan dari satu batang kelapa sawit itu dibuang 3 pelepah dan satu batang pelepah itu menghasilkan 1 kilogram lidi, maka lidi yang bisa dimanfaatkan sudah 1 juta ton lebih," rinci Viktor.
Saat ini kata Viktor, memang sudah ada yang memanfaatkan lidi sawit ini menjadi uang. "Di Indragiri Hulu sudah ada yang mengusahai ini. Dari dua perusahaan saja pengepul ini bisa mendapatkan 17 ton lidi. Harga belinya Rp2 ribu perkilogram. Lidi itu dikirim ke Pakistan," terangnya.
Soal kulit pelepah sawit tadi kata Viktor sangat bisa dijadikan bahan kerajinan meubel. "Dengan proses pengeringan dan pembersihan, kulit pelepah ini akan kelihatan teksturnya yang bagus. Sebenarnya, pohon kelapa sawit juga sangat bisa untuk jadi meubel, tapi kita fokus dulu ke yang dua ini," ujarnya.
Ketua Umum JapNas, Bayu Priawan Djokosoetono menyambut baik rencana JapNas Riau itu.
"JapNas ini kan rumahnya semua kalangan pengusaha, termasuk pengusaha UMKM. Dengan melirik dan menghasilkan sektor usaha baru, berarti JapNas telah memberi warna yang berbeda dan menarik bagi dunia usaha," katanya usai melantik pengurus JapNas Riau itu.
Penulis | : | Unik Susanti |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Serantau |