SIAK (CAKAPLAH) - Bupati Siak Alfedri mendorong para petani lokal untuk menggalakkan budidaya tanaman umbi porang di Kabupaten Siak.
Menurutnya, umbi liar ini kini mulai eksis dan menjadi primadona sebagai komoditi yang memiliki nilai ekspor tinggi.
"Petani jangan hanya bertumpu pada kebun sawit saja, kita harus gencarkan porang di Siak. Dibanding sawit ini hasilnya lebih menjanjikan," kata Alfedri usai melakukan panen perdana porang milik petani Sahnan di Kampung Benteng Hulu, Kecamatan Mempura, Senin (12/4/2021).
Ia menjabarkan, satu hektare lahan yang ditanami porang bisa menghasilkan 24 ton. Saat ini harga porang berkisar Rp6000 per kilogramnya. Artinya per hektare petani dapat meraup omzet Rp144 juta.
"Saat ini permintaan ekspor porang meningkat. Ini bisa berpeluang bisnis bagus bagi petani. Porang bisa jadi sebagai produk unggulan di suatu kampung, one village one produk," kata dia.
Tanaman porang dapat dipanen untuk pertama kali setelah umur tanaman mencapai 2 tahun setelah itu, tanaman dapat dipanen setahun sekali tanpa harus menanam kembali umbinya. Tanaman porang hanya mengalami pertumbuhan selama 5-6 bulan tiap tahunnya (pada musim penghujan).
Alfedri mengajak masyarakat untuk memanfaatkan lahan tidur atau perkarangan rumah yang tidak produktif untuk ditanam porang. Apalagi porang ini tidak mengantikan tanaman lain, namun ia hidup berdampingan dengan tanaman lain.
"Porang ini bisa ditanam tumpang sari, kita tidak harus menanam berhektare-hektare yang tentu membutuhkan modal yang cukup besar. Cukup memulainya di perkarangan rumah, seperti yang kita panen sekarang," ujarnya
Rencana besar Alfedri untuk petani porang ke depan adalah akan membangun pabrik pengolahan porang di Kampung Bunut, Kecamatan Tualang. Dengan harapan pabrik ini mampu menampung hasil panen petani porang dengan harga yang bersahabat.
Sementara itu, Ketua DPC P3N (Petani Penggiat Porang Nusantara) Kabupaten Siak, Deny Welianto mengatakan kontur lahan rata-rata di Siak cocok dan bagus ditanam porang. Siak memiliki lahan gambut yang cukup luas, ia mengaku sudah mencoba mengembangkan porang di lahan gambut. Alhasil berkembang dengan bagus.
"Saya mengembangkan porang di lahan gambut dan Alhamdulillah pertumbuhan dan hasil yang dicapai sangat bagus. Pemerintah harus ekstra mempromosikan agar masyarakat minat budidaya porang ini," katanya.
Ia memaparkan, sebaran para petani porang yang sudah berjalan di antaranya di Kecamatan Kandis ada 21 ribu batang, Tualang 21 ribu batang, Mempura 5 ribu batang, Siak 21 ribu batang dan Kotogasib ada 15 ribu batang.
"Kita terus membentuk pengurus di kecamatan lain, dengan harapan dapat terus bertambah banyak masyarakat yang menanam porang. Sekaligus dapat memenuhi bahan baku yang dibutuhkan pabrik porang yang akan dibangun di Tualang. Target bulan Juni 2021 sudah mulai beroperasi," tutupnya.
Penulis | : | Wahyu |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Serantau |