SIAK (CAKAPLAH) - Direktur Air Minum Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Yudha Mediawan meninjau bangunan Sistem Pengelolaan Air Minum Ibu Kota Kecamatan (SPAM IKK) Indoor di Kecamatan Siak, Kabupaten Siak, Riau, Kamis (22/4/2021).
Ia mengaku takjub dengan bangunannya yang cukup unik, karena mengadopsi corak budaya melayu pada konstruksi bangunan tersebut.
Selain itu, yang menarik baginya adalah inovasi sistem pembayaran air di Siak kini sudah pakai alat water meter prabayar, mirip seperti token listrik prabayar.
"Saya sangat senang oleh inovasi yang dibuat PU Tarukim Siak ini, karena pembayaran pemakaian air di Siak sudah ada yang memakai token seperti listrik. Sehingga dari sisi transparasi dan akuntabilitas saya sudah masuk. Jadi tidak ada lagi adanya permainan ataupun pungli dalam administrasinya," kata Yudha usai meninjau lokasi.
Yudha juga mengapresiasi Pemkab Siak yang komitmen soal pembangunan air bersih di wilayahnya. Dengan begitu, Siak sudah menjadi catatan bagi kementerian untuk mendapat perhatian dan bantuan ke depannya.
"Ketika kami memberikan bantuan kepada daerah yang kepala daerahnya punya komitmen, kami sangat bersemangat. Artinya bantuan kami tersebut ke depannya akan bermanfaat," katanya.
Kepala Dinas PU Tarukim Kabupaten Siak, Irving Kahar Arifin mengatakan penggunaan water meter prabayar dimulai dari tahun 2020 lalu. Namun sampai saat ini belum semua yang menggunakan alat tersebut.
"Sudah berangsur sebagian, nantinya masyarakat akan beralih ke water meter prabayar seperti listrik PLN prabayar atau token," kata Irving.
Dijelaskannya, setiap warga yang sudah memakai water meter prabayar itu harus membeli token untuk dapat menggunakan air PAMnya. Pembelian minimal 10 kubik dengan harga per kubiknya Rp4500.
"Loket pembelian tokennya kita sudah bekerjasama dengan pihak Bank, jadi bisa beli di Indomaret dan Alfamart," katanya.
Menurutnya, masyarakat akan diuntungkan dengan sistem water meter prabayar itu, sebab tidak ada lagi membayar kelebihan beban penggunaan air PAM.
"Dan peralihan dari pasca bayar ke Water Meter prabayar pun tidak dipungut biaya," tambahnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa Pemkab Siak menjadi kabupaten pertama yang menggunakan water meter prabayar sebagai alat pembayaran tagihan air PAM di Provinsi Riau.
Dengan menggunakan sistem tersebut, diharapkan dapat memaksimalkan pelayanan serta tertib administrasi.
"Tentunya ini juga diharapkan dapat meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) di Siak," kata dia.
Sementara itu, Bupati Siak Alfedri bersyukur berkat kebijakan dan alokasi anggaran dari Kementerian PUPR, SPAM Indoor di Kabupaten Siak telah berdiri dan beroperasi. Ini merupakan yang pertama di Provinsi Riau dengan kapasitas 20 liter per detik.
SPAM IKK Indoor Siak itu bisa mampu melayani lima daerah di Kecamatan Siak yakni Kelurahan Kampung Rempak, Kelurahan Kampung Dalam, Kampung Rawang Air Putih, Kampung Langkai dan Kampung Buantan Besar hingga ke Makodim.
"Kami harap ke depannya, pemakai air bersih untuk bersama-sama bagaimana tata kelola air bersih ini bisa ditingkatkan di masa yang akan datang," ujarnya.
Selain itu, Alfedri juga menjelaskan bahwa Kabupaten Siak telah mengusulkan untuk pembangunan SPAM IKK Indoor di Kecamatan Mempura, dan persetujuan pemenuhan air bersih di Kawasan Industri Tanjung Buton (KITB) serta desa di sekitarnya.
"Kami harap Direktur Air Minum Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR ini agar mau membangun SPAM Indoor di Kecamatan Mempura. Sebab di sana merupakan daerah komplek perkantoran yakni kantor Bupati Siak, kantor unsur Forkopimda yang juga masih kekurangan air bersih," lobby Bupati Siak kepada Direktur Air Minum Kementerian PUPR.
Alfedri juga mengucapkan terima kasih kepada Kementerian PUPR, yang telah banyak membantu program Pamsimas di desa yang jauh dari ibu kota kecamatan di Siak.
Penulis | : | Wahyu |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Serantau |