Bengkalis (CAKAPLAH) - Assisten III Setdakab Bengkalis H. Tengku Zainuddin MSi bercerita tentang masa kecilnya di Bengkalis yang sudah terbiasa menerima banyak siaran televisi hanya bermodalkan antena UHF. Namun sayang siaran yang selalu ditontonnya itu hanya chanel-chanel yang datang dari negara tetangga, Malaysia. Sementara siaran televisi dari dalam negeri sendiri susah didapat.
Hal itu diungkapkannya pada kegiatan Focus Group Discusion Sosialisasi Penyiaran Digital Analogue Switch Off (ASO) 2020 yang ditaja okeh Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Riau di Ruang Rapat Bappeda Kabupaten Bengkalis, Kamis (24/6/2021).
"Tak heran, jika kami masyarakat Pulau Bengkalis akhirnya lebih mengenal Perdana Menteri Malaysia dan Singapura ketimbang Presiden Republik Indonesia," ujarnya.
Karena siaran yang melimpah, warga Bengkalis yang berbatasan dengan Malaysia itu juga lebih mengenal para artis-artis Malaysia seperti P. Ramlee dan akrab dengan lagu-lagu Malaysia pada era itu.
Oleh sebab itu ia berharap dengan adanya peralihan dari analog ke teknologi digital ini nantinya akan membawa dampak positif bagi masyarakat khususnya yang ada di Bengkalis dan lainnya. "Karena kami di wilayah perbatasan paling rentan terhadap luberan siaran asing seperti yang disebutkan tadi," jelasnya.
Selain itu, Zainuddin mengharap, ke depan agar dengan teknologi digital yang lebih canggih siaran Indonesia dapat diterima oleh masyarakat hingga ke wilayah terluar demi menjaga rasa nasionalisme bangsa, tentunya dengan kualitas siaran yang sesuai dengan keinginan masyarakat lokal. Sebab, saat ini siaran lokal jangkauannya tergolong rendah dibanding dengan siaran asing.
Sementara itu Wakil Ketua KPID Riau Hisam Setiawan, SP menyampaikan bahwa sebentar lagi akan terjadi peralihan dari TV analog ke TV digital di wilayah Dumai, Kepulauan Meranti, dan Bengkalis pada 31 Desember 2021.
"Perlu diketahui bahwa TV digital bukanlah TV berbayar seperti TV kabel, TV satelit, atau juga TV streaming yang bisa ditonton menggunakan internet, tapi TV digital gratis yang bisa dinikmati menggunakan antena UHF seperti era 80-an dan tidak perlu harus mengganti TV yang ada di rumah," ujar pria 38 tahun ini.
Lebih lanjut pria 2 anak ini menjelaskan bahwa, kegiatan ini penting dilakukan untuk menjalin sinergi bersama antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah termasuk Kabupaten/Kota yang ada di Riau agar masyarakat mengetahui dan dapat manfaat dari siaran digital hingga ke level paling bawah seperti Pemerintahan Desa.
"Kami paham bahwa masyarakat Bengkalis lebih familar dan lebih banyak menerima siaran-siaran dari Malaysia, harapan bersama dengan siaran digital hal itu dapat diminimalisir dengan aturan-aturan yang dibikin oleh Pemerintah," ujar Hisam.
Hisam berharap jangan sampai masyarakat lebih cinta dengan negara tetangga dibanding dengan Indonesia, oleh sebab itu sosialisasi ini tidak hanya sebatas seremonial saja, tetapi menjadi tugas bersama agar Pemerintah Daerah juga dapat bersinergi dengan KPID Riau dalam melakukan secara masif kepada masyarakat terkait peralihan TV digital ini.
Pada kagiatan FGD ini menghadirkan secara virtual Direktur Penyiaran Kemkominfo RI Ir. Geryantikan Kurnia, dalam pemaparannya menjelasakan tahapan-tahapan ASO dan juga aturan-aturannya.
Selain itu juga Kepala Stasiun TVRI Riau-Kepri Drs. Yasran yang menyampaikan tentang kesiapan mengelola Multipleksing yang diberikan oleh pemerintah kepada Lembaga Penyiaran publik.***
Penulis | : | Jef Syahrul |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Serantau |