PELALAWAN (CAKAPLAH)- Kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) mendapatkan program rehabilitasi penghijauan dengan tanaman produktif, di tahun 2021 ini. Desa Bagan Limau Kecamatan Ukui Kabupaten Pelalawan adalah salah satu desa berdampingan langsung dengan kawasan mendapatkan jatah 613 hektare yang bakal direhabilitasi.
Melalui program nasional dari Balai TNTN, di lokasi sudah menyiapkan, ratusan ribu bibit tanaman produktif berbagai jenis. Ada, enam jenis tanaman bibit bakal ditanam dilahan yang sudah dipersiapkan. Diantaranya, adalah jenis durian, pulai, jengkol, durian, petai, jelutung, meranti dan mangga.
CAKAPLAH.com berkesempatan, berkunjung dan melihat langsung lokasi bakal dijadikan penghijauan di kawasan TNTN, Rabu (7/7/2021), tepatnya, di Desa Bagan Limau Kecamatan Ukui. Lokasi yang dikunjungi adalah satu hamparan lahan seluas lebih 200 hektar.
Lahan ini dikuasai pada tahun 2.000 sebelum ada penetapan kawasan TNTN milik kelompok tani Maju Bersama yang dimotori anggota DPRD Pelalawan Sunardi bersama anggota kelompok tani. Keabsahan lahan lebih 200 hektare disertai legalitas berupa surat kepemilikan tanah.
Anggota DPRD Pelalawan Sunardi inipun, saat meninjau ke lokasi terlibat langsung. Bahkan pada kesempatan itu, ia memastikan bahwa lahan ini dikuasai bersama kelompok tani di tahun 2000 atau sebelum adanya, penetapan kawasan TNTN. Akibat adanya penetapan kawasan lahan kelompok tani Maju Bersama tersebut 'inclub' di dalamnya.
"Berhubung ada penetapan kawasan setelah tahun 2000 lahan kita bersama anggota masuk ke dalamnya, di satu sisi ada program penghijauan dari balai TNTN, maka kita mitrakan untuk mendukung pemerintah," papar Sunardi.
Hanya saja fakta di lapangan, di lahan lebih 200 hektare milik kelompok tani Maju Bersama yang bakal ditanami tanaman produktif kata Sunardi sudah ditanami tanaman jenis buah-buahan, informasi yang berada tanaman itu merupakan bantuan dari BPDAS Provinsi Riau.
"Ini yang mesti kita pertanyakan kenapa mesti ia sampai di dalam kawasan. Sementara tanah kelompok tani Maju Bersama memang berada dalam kawasan, dia bersurat, sebelum ditetapkan adanya kawasan TNTN. Namun ketika pemerintah menetapkan kawasan kita dukung dan langkah terbaik yakni kita mitra kerjakan," paparnya.
Saat ini, bibit jenis pohon produktif sudah berada di lokasi siap ditanami bahkan kata Sunardi sudah ada yang ditanami. Bibit itu yang mengadakan adalah pihak balai TNTN melalui jasa kontraktor. "Bibit ini yang nyiapkan orang balai, kita siap lakukan perawatan sebab pihak balai hanya melakukan perawatan selama dua tahun, setelah itu dikembalikan ke kelompok tani," paparnya.
Dengan program rehabilitasi TNTN ke depannya, ia berharap di lokasi ini menjadi salah satu objek wisata, semisalkan hutan wisata apalagi dia ditanami ratusan ribu batang pohon durian.
Sementara itu, Ketua Masyarakat Mitra Polhut (MPP) Desa Bagan Limau, Firdaus mengatakan, lahan-lahan di TNTN yang sudah terbuka harus ditutup kembali melalui program rehabilitasi DAS. "Kebetulan saya diberikan amanah untuk melakukan pendampingan pada kegiatan rehabilitasi DAS yang ada di dalam kawasan TNTN," terangnya, ketika diwawancarai terpisah.
Tahun ini, Firdaus menerangkan, program rehabilitasi DAS dilaksanakan di Desa Bagan Limau, Kecamatan Ukui dengan lokasi seluas 613 hektare. "Di dalam areal seluas 613 hektare itu terdapat lahan Pak Sunardi dan anggotanya. Karena beliau tahu ada program rehab DAS, kemudian beliau bersurat ke TNTN untuk ikut kemitraan konservasi melalui program ini," paparnya.
Sunardi dan kelompok taninya kata dia bahkan sudah menyerahkan bukti-bukti alas hak lahan kelompoknya dan bersurat ke Balai TNTN untuk ikut bergabung ke kemitraan konservasi.
"Jadi persyaratan bermitra konservasi ini harus ada kelompok dan beliau juga sudah menyerahkan suratnya. Beliau menyerahkan ke desa kebetulan saya wakil dari TNTN juga menerima berkas dari Pak Sunardi dan kelompok taninya," tandasnya.***
Penulis | : | Febri Sugiono |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Serantau |