MERANTI (CAKAPLAH) - Anggota Komisi II DPRD Kepulauan Meranti, H Hatta, menggelar reses di tiga titik di Kecamatan Rangsang, Riau. Kondisi jalan poros penghubung Kecamatan Rangsang menuju Rangsang Pesisir yang memprihatinkan menjadi salah satu yang dikeluhkan warga saat itu.
Politikus Golkar ini menggelar reses sejak, Kamis (19/8/2021). Reses dimulai dari Desa Sei Gayung. Saat itu, hadir langsung Kades Sei Gayung, Suripto, dan masyarakat lainnya.
Dalam pertemuan reses tersebut, yang menjadi keluh kesah masyarakat adalah persoalan jalan poros penghubung kecamatan (Rangsang ke Rangsang Pesisir). Dimana, menurut masyarakat, jika akses jalan poros sudah bagus, mereka yakin perekonomian warga akan meningkat. Hasil kebun seperti sayur dan kelapa akan mudah dipasarkan di Selatpanjang dgn harga yg memuaskan, seperti hari ini hasil tangkap nelayan seperti ikan Debuk dijual di desa harga nya cuma Rp 35 ribu sementara jika dijual di Selatpanjang mencapai Rp 60 ribu perkilogram.
Keluhan akan kondisi jalan poros yang sulit dilalui disampaikan langsung Kades Suripto dan salah seorang kepala dusun Tanjung Medang.
"Dari beberapa tokoh yang saya temui di Rangsang, mereka bilang tidak perlu diantarkan kebutuhan makanan ke rumah, cukup perbaiki saja akses jalan poros itu. Kalau akses sudah bagus, masyarakat yakin perekonomian akan meningkat. Masyarakat bisa menjual hasil kebun sampai ke ibukota, kalau sekarang kan hasil kebun warga hanya berputar di dalam desa itu saja. Perbaikan akses jalan poros ini yang paling ditekankan tokoh masyarakat di Rangsang," ujar H Hatta ketika ditemui di kediamannya, Selasa (24/8/2021).
Menurut H Hatta, wajar jika jalan poros itu rusak. Karena, jalan tersebut telah lama dibangun, sekitar tahun 2002, saat Meranti masih berada di bawah Kabupaten Bengkalis.
Selain jalan poros, warga yang bekerja sebagai nelayan di Sei Gayung juga minta pemerintah memperhatikan persoalan abrasi di sana. Sebab, setiap hari abrasi terus saja menggerus tanah-tanah dan kebun tempat mereka tinggal yang tak jauh dari bibir pantai.
Di hari yang berdeda, tepatnya di Desa Teluk Samak, reses di titik kedua H Hatta juga dihadiri langsung kepala desa. Di hadapan H Hatta, Kades Bahrin mengatakan, yang menjadi kebutuhan dan harus menjadi perhatian serius saat ini oleh pemerintah adalah mesin pemadam kebakaran. Karena, ketika terjadi Karhutla, masyarakat dan perangkat desa sangat sulit mengatasi kebakaran.
Pihak kelompok nelayan gumbang, mengharapkan ada perhatian dari pemerintah untuk penambahan kerambah dari dinas perikanan. Hafis mewakili nelayan gumbang mengatakan, mereka juga ingin mengelola kerambah demi meningkatkan ekonomi bagi nelayan itu sendiri. Saat ini, nelayan gumbang di Teluk Samak sangat antusias untuk ikut mengelola kerambah.
Sementara petani ladang padi berharap pemerintah membangun dua pintu klip. Tanpa pintu klip, ladang mereka sering terendam air asin. Air dari Sungai Atiu yang ada di perbatasan Desa Wonosari sering masuk ke sawah warga.
Sedangkan di Gemala Sari, lokasi reses ke tiga, kelompok tani juga berharap dibangun pintu klip beserta tanggul. Tanpa tanggul dan pintu klip, petani sering mengalami kerugian tatkala air asin masuk dan merendam sawah. Secara umum, masyarakat menginginkan ada aksi nyata pemberdayaan ekonomi yang signifikan dari pemerintah.
Pj Kades Gemala Sari, Mahadir, berharap apa yang menjadi kebutuhan warga bisa secepatnya terealisasi. Melalui perpanjangan tangan legislatif (H Hatta), Mahadir berharap aspirasi ini betul-betul diperjuangkan dan masyarakat harus ikut membantu dengan banyak berdoa.
Setelah menerima aspirasi dari konstituennya di tiga titik reses, H Hatta mengatakan akan berusaha semaksimal mungkin untuk berjuang sesuai kapasitas dan kemampuan. Harapan demi harapan dari masyarakat akan dikomunikasikan dengan pihak Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau dan pusat.
"Kami merupakan perpanjangan tangan masyarakat akan berusaha dan berjuang sesuai dengan kapasitas kemampuan kami. Sebagai anak daerah yang mewakili Dapil II (Rangsang dan Tebingtinggi), kami akan mengusahakan semaksimal mungkin untuk menyampaikan ini ke pemda meranti, pemprov dan dan pemerintah pusat," ujar H Hatta.
H Hatta juga yakin pemerintah daerah kabupanten sudah memikirkan apa yang menjadi persoalan di tengah-tengah masyarakat. "Persoalan di masyarakat yang disampaikan ke kami, tak semuanya merupakan tanggungjawab Pemda Meranti, ada bagian pembangunan itu merupakan tanggungjawab provinsi bahkan pemerintah pusat. Ini yang akan kami komunikasikan ke pihak-pihak terkait nantinya," tambah H Hatta.
Penulis | : | Rizal |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Serantau |