MERANTI (CAKAPLAH) - Bidang Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga (Disparpora) Kepulauan Meranti sukses menggelar seleksi tari kreasi 2021. Dibandingkan dengan tahun lalu, dewan juri mengatakan, helat seni tari tahun ini ada peningkatan.
Seleksi tari kreasi tahun 2021 digelar di gedung Afifa Jalan Banglas Selatpanjang, Minggu (17/10/2021) malam. Acara tersebut dibuka langsung oleh Bupati HM Adil SH. Turut hadir saat itu, istrinya Rinarni, Kadis Rizki Hidayat SSTP MSi, Sekretaris Disparpora Fitria Ningsih, Kabid Ekraf Gilang Wana Wijaya Cendikia SSTP, Kapolres Kepulauan Meranti AKBP Andi Yul Lepewesean TG SIK MH dan beberapa kepala OPD lainnya.
Setidaknya, 5 tim ikut bertarung memberikan penampilan terbaik di hadapan dewan juri dan penonton. Dalam hal penilaian panitia mendatangkan tiga juri yang mana, orang-orang ini memang sudah tidak diragukan kiprahnya di bidang seni baik secara nasional maupun internasional. Diantaranya, pentolan Riau Rythm Rino Deza Pati, koreografer Riau Syafmanefi Alamanda dan Aida Fitriani yang pernah menjadi duta seni sejak tahun 1986.
Adapun 5 tim yang ikut seleksi diantaranya Dapes Dancer dengan dua kategori, Sanggar Gagak Hitam, Seri Serumpun Kemuning dan Sanggar Mustika Wan Fitria.
Dapes Dancer membawakan tarian Ngangkot Hidang dan Petik Inai. Sanggar Gagak Hitam dengan tarian mandi taman, Sanggar Seri Serumpun Kemuning tarian menyolak/nyelumbat kelapa dan Sanggar Mustika Wan Fitria dengan tarian petang megang.
Tarian ngangkot hidang, terinspirasi dari prosesi majelis perkawinan masyarakat Pulau Merbau yang sudah menjadi kebiasaan masyarakatknya, makan dengan berhidang dari dulu hingga sekarang. Sedangkan tarian Petik Inai terinspirasi dari prosesi persiapan menuju malam berinai, dimana mak andam yang dipercayakan tuan rumah akan memetik daun inai yang akan ditumbuk atau haluskan. Dalam prosesi ini, mak andam biasanya diikuti anak-anak dara setempat.
Kemudian, tarian mandi taman terinspirasi dari ritual adat kebiasaan masyarakat meranti yang hampir terlupakan. Tarian menyolak/ nyelumbat, adalah tradisi masyarakat Kecamatan Rangsang untuk mengupas kelapa. Karena mayoritas masyarakat rangsang berpenghasilan dari kebun kelapa.
Terakhir, tarian Petang Megang, terinspirasi dari tradisi budaya melayu dalam menyambut datangnya bulan suci ramadhan. Tradisi ini menggambarkan bahwa masyarakat melayu membersihkan diri dari berbagai kotoran dan hal-hal buruk sebelum memasuki bulan suci Ramadhan.
Selama pertandingan, kelima peserta tampil energik dan menghibur. Masing-masing pendukung bersorak sorai untuk memberikan semangat kepada peserta favorit. Penonton terlihat bersemangat menyaksikan hingga bertahan sampai acara usai.
Setelah dilakukan penilaian, juri sepakat menobatkan peserta nomor urut 02, Dapes Dancer dengan Tarian Petik Inai menjadi terbaik I. Terbaik II diraih Sanggar Seri Serumpun Kemuning dengan tarian Menyolak, terbaik III Dapes Dancer dengan tarian Ngangkot Hidang.
Sementara harapan I diraih Sanggar Gagak Hitam dengan tarian mandi taman dan terbaik II Sanggar Mustika Wan Fitria dengan tarian mandi taman.
Pemenang terbaik I mendapat hadiah tropi dan uang pembinaan sebesar Rp 3.500.000, terbaik II Rp 2.000.000, terbaik III Rp 1.500.000. Harapan I Rp 1.000.000 dan harapan II Rp 500.000.
Bupati Adil menyambut baik pelaksanaan seleksi tari kreasi ini. Katanya, tarian merupakan sarana untuk memperkenalkan, mempromosikan serta menyebarluaskan adat kebiasaan masyarakat Meranti. Dia berharap, anak-anak Meranti giat mengukir prestasi di segala bidang. Sebab, ada bantuan-bantuan dari Pemda yang bisa didapati oleh anak-anak berprestasi.
Sementara menurut dewan juri, dari tahun ke tahun, pelaksaan seleksi tari kreasi di Kepulauan Meranti terus meningkat. Terutama dilihat dari segi kualitas mengangkat kearifan lokal menjadi bentuk gerakan dalam tarian.
"Tadi banyak sekali muncul ide-ide baru dalam tarian. Diolah dan dikembangkan terus, itu bisa jadi ciri khas Meranti," kata Alamanda.
"Tadi saya lihat ada igal dan lenggang, yang merupakan gerak dasar, ini tinggal diolah saja, menjadi artistik dan menarik," tambah Alamanda.
Sementara itu, Rino Deza Pati optimis Kepulauan Meranti akan berjaya dalam bidang seni. Sebab, menurutnya, kejayaan itu telah terukir sejak tahun 1960-an yang lalu. Namun, seiring waktu berjalan, lama kelamaan kemampuan berkesenian pelan-pelan menjadi tenggelam.
"Selatpanjang tahun 1960-an keseniannya maju sekali, dulu orang tua saya di sini. Sampai akhirnya dia dibawa pulang ke Pekanbaru oleh Gubri Arifin Achmad untuk mengembangkan seni di sana. Semoga kejayaan itu kembali bisa diraih," ucap Rino.
Penulis | : | Rizal |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Serantau |