PELALAWAN (CAKAPLAH) - Memasuki musim penghujan yang terjadi setiap akhir tahun masyarakat di Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan ancaman banjir menjadi momok paling menakutkan. Banjir adalah musuh utamanya. Bahkan silih berganti bupati persoalan banjir di ibukotanya, Pelalawan ini belum terpecahkan.
Siapa sangka di tengah ramainya gelombang para netizen menumpahkan kegelisahan tentang banjir, ternyata bupati Zukri diam-diam di suatu kesempatan ditengah hujan lebat di tengah kesunyian malam menyusuri berbagai parit mencari titik persoalan banjir di Kota Pangkalan Kerinci.
Aksi senyap ini, tidak seorang warga kota Pangkalan Kerinci mengetahuinya. Lantaran memang kondisi hujan lebat. Tidak memungkinkan juga bagi warga keluar dari rumah terlebih lagi di tengah malam.
CAKAPLAH.com pun memperoleh sepenggal informasi penting dari orang terdekatnya, tentang aksi bupati Zukri diam-diam turun tangan ditengah hujan lebat, ditengah malam berjalan kaki menyusuri parit. Aksi itu ia lakukan mencari sumber masalah terjadi banjir di kota Pangkalan Kerinci.
Bahkan CAKAPLAH.com berkesempatan berbincang-bincang santai ikhwal persoalan banjir serta penanganannya khusus yang terjadi di Pangkalan Kerinci, Kamis (4/11/2021) sore kemarin. Dalam perbincangan santai seraya, melihat langsung pekerjaan alat berat dari Dinas PUPR dan DLH di beberapa titik di kota Pangkalan Kerinci.
Menurunkan alat berat, adalah gerak cepat yang dilakukan pemda Pelalawan, setidaknya sedikit bisa mengurai air agar tidak terlalu menumpuk terlalu lama. Tidak itu saja, gerak cepat ini bukti nyata bahwa pemerintah hadir di tengah-tengah masyarakat.
Menurut bupati Zukri dirinya, bersama CAKAPLAH.com, meninjau langsung alat-alat berat yang sedang bekerja, mengatasi outlet-outlet pembuangan akhir air di berbagai parit yang berada di hilir. Persoalan banjir di kota Pangkalan Kerinci, parit-parit atau drainase, baik yang di hulu atau di hilir seluruhnya nyaris bermasalah.
Kata bupati Zukri untuk hulunya berada di tengah pemukiman masyarakat sementara hilir untuk pembuangan besar ada dua titik. Pertama di sungai Kerinci dan satu lagi bermuara ke Sungai Kampar.
Persoalan saat ini kata dia pemicu banjir itu disebabkan drainase-drainase menuju pembuangan akhir banyak bermasalah. Tapi sebagian lantaran memang pembuangan sungai Kerinci sudah terlanjur meluber sehingga air tertahan dan tidak bisa lagi mengalir.
Untuk langkah cepatnya adalah saat ini pemda menurunkan alat berat melakukan pembersihan dan pelebaran di beberapa parit utama. Misalnya di Kelurahan Kerinci Timur ada tiga parit utama yang menjadi perhatian serius airnya nanti bermuara ke Sungai Kampar.
"Kita sudah petakan untuk kecamatan Pangkalan Kerinci terdapat dua kelurahan yang berpotensi ancaman banjir sangat kuat. Kelurahan Kerinci Timur urainya kemana, Kelurahan Kerinci kota urainya kemana, termasuk dia desa Makmur dan secara jangka panjang tentunya, kita siapkan," ujarnya.
Misalnya Kelurahan Kerinci Kota termasuk Desa Makmur akan dibangun embung dan kanal utama yang dialirkan menuju Sungai Kerinci. Sementara di Kelurahan Kerinci Timur akan dibuat juga kanal tiga titik outlet. Tiga-tiganya tembus ke Sungai Kampar.
"Tadi malam kita rapat sampai larut malam, memetakan penanganan cepat atau jangka panjang. Seperti misalnya alat berat yang diturunkan hari ini kerja dimana dan tuntasnya seperti apa. Sebetul untuk Kerinci Timur sudah terpetakan, hanya saja di Kerinci kota kita agak kesulitan, lantaran memang sudah ada genangan air," paparnya.
Persoalan banjir adalah musuh bersama tidak saja mutlak tanggung pemerintah, bupati Zukri berpesan kepada masyarakat sadar dengan lingkungan masing-masing. Misalnya tidak membuang sampah sembarangan, akan tetapi bupati Zukri tegaskan bahwa pemerintah harus hadir ditengah masyarakat.
"Pemerintah harus hadir situasi ini dan saya atas nama bupati Pelalawan menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat yang mana sejauh ini belum memberikan penanganan maksimal mengatasi masalah banjir. Lantaran memang dalam waktu enam bulan ini kita tentu belum maksimal, tapi yakin lah berikan kami waktu semoga ditahun depan banjir seperti ini tidak terjadi lagi, buangan air bisa diurai," bebernya.
Sesungguhnya, persoalan banjir di Kota Pangkalan Kerinci sudah menumpuk-numpuk terus, sudah bertahun-tahun dan mesti diurai kembali. Dicarikan solusi untuk jangka panjang. Bukan solusi sesaat.
"Artinya persoalan banjir ini sudah menumpuk. Kita harus carikan solusi jangka panjang. Buang airnya kemana, apa yang harus kita ambil tindakan. Jika dia dipinggir sungai memang kondisi alam, akibat luapan sungai Kampar," paparnya.
Pada kesempatan itu ia menghimbau kepada masyarakat, jika membangun disepanjang drainase. Pembangunan gorong-gorongnya, jangan terlalu kecil. Lantaran resikonya, nanti pasti dibongkar.
Dirinya pun sudah memprediksi persoalan banjir ini terjadi. Hal ini mengingat intesitas hujan yang cukup tinggi. "Dari awal kita memang sudah prediksi, titik banjir banyak terjadi di Pangkalan Kerinci, tapi kita tetap bekerja memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat," tandasnya.***
Penulis | : | Febri Sugiono |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Serantau |