PEKANBARU (CAKAPLAH) - Intoleransi dan radikalisme yang berkembang di Indonesia bukan hanya domain satu agama tertentu. Tetapi, ideologi yang menjadi persoalan bangsa di dunia ini merupakan domain semua kalangan.
Begitu dikatakan Islah Bahrawi, penulis buku Intoleransi &Radikalisme Kuda Troya Politik dan Agama, kepada wartawan, di Pekanbaru, Selasa (30/11/2021). Ia menyebut, kelahiran buku ini, selain memperkaya literasi dan pempertebal moderasi kebangsaan dan keagamaan, juga mengupas tentang bagaimana ideologi radikalisme itu muncul.
Bahasa yang digunakan di dalam buku itu cukup sederhana, tidak menggunakan majas yang sulit. Kata dia, ini memang harus mudah dicerna oleh akademisi atau mahasiswa.
Lanjutnya, buku ini lebih menekankan kepada kesadaran-kesadaran kognitif berdasarkan filsafat. Kalau pun ada ayat, tapi sedikit. Cak Islah sengaja tidak tempelkan ayat Alquran maupun kutipan hadist.
"Ini supaya diserap banyak orang. Karena sasaran saya intoleransi dan radikalisme di mata saya bukan hanya domain orang Islam. Tetapi domain semua agama, domain semua ideologi, politik, ekonomi maupun budaya," jelasnya.
Buku ini bukan hanya buku untuk kalangan muslim saja. Tapi semua umat beragama. Makanya ini meskipun beberapa tulisan dalam perspektif Islam, tapi Ia tidak menggunakan ayat-ayat Islam di redaksionalnya.
"Saat ini kan kita memang banyak sekali orang-orang yang mengumbar kebencian, mengumbar caci maki, dan ini disuarakan segera terbuka lewat media sosial. Ini kan suatu keniscayaan," ucapnya.
Ia menjelaskan, Intoleransi ini adalah awal dari radikalisme. Ketika orang itu sudah berkenalan dengan ajaran intoleran, maka dia akan mudahnya berkenalan dengan radikalisme. Kalau orang sudah mengenal radikalisme, dia akan mengenal ekstremisme, kekerasan. Dan ketika orang mengenal ekstremisme, orang akan mengenal terorisme.
"Persoalan semua bangsa adalah Radikalisme, bukan terorisme. Kalau terorisme ada hukum yang menjangkaunya. Ada teknologi yang bisa membacanya. Jaringan-jaringan, pergerakan merek sudah bisa dipatahkan secara inteligennetwork. Tapi persoalan radikalisme itu adalah persoalan ideologi, yang harus dilawan dengan ideologi," jelasnya.
Penulis | : | Delvi Adri |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Serantau |