MERANTI (CAKAPLAH) - Bupati HM Adil SH menginginkan produksi beras di Kepulauan Meranti kedepannya bisa ditingkatkan. Untuk mempercepat terwujudnya hal itu, diminta semua pihak terkait memberi dukungan.
Demikian disampaikan HM Adil SH saat menghadiri panen raya di Desa Kedabu Rapat, Kecamatan Rangsang Pesisir, Kamis (20/1/2022). Adil optimis produksi beras bisa ditingkatkan mengingat lahan yang belum digarap masih sangat luas.
Kepada para petani melalui Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), diminta agar dapat meningkatkan produksi beras. Sebab, penigkatan beras dapat membantu meningkatkan ekonomi masyarakat petani.
"Sehingga, kita bisa mandiri pangan," kata Adil.
Pada saat itu, Adil juga langsung mendengar keluhan dari petani. Terutama mengenai dangkalnya jaringan irigasi, tak maksimalnya tanggul dan ancaman abrasi. Mendengar keluhan ini, Adil berjanji akan segera mengatasinya dengan kewenangan yang ada padanya.
Pada saat itu juga, Adil minta proses pengadaan empat uniy excavator oleh Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (PUPRPKP) dipercepat. Peruntukannya, untuk mengatasi persoalan yang dihadapi para petani. Paling tidak menjadi upaya jangka pendek.
"Excavator nya saya minta segera dilelang dan langsung dikirim ke Kedabu Rapat serta wilayah sentra padi lainnya di Meranti," perintah Adil.
"Dengan excavator ini, persoalan tanggulnya bisa kita selesaikan," tambah Adil.
Adil minta, dalam meningkatkan produksi beras, semua pihak bisa ikut membantu. Seperti pengadaan BBM untuk alat berat exavator, diminta kepala desa setempat dapat membantu mengalokasikan anggaran desa. "Termasuk masyarakatnya juga, harus gotong royong untuk membeli minyak beko (excavator) nya. Dengan begitu, persoalan tanggul dan jaringan irigasi bisa diselesaikan," pinta Adil.
Bupati Meranti itu juga menginginkan dengan adanya excavator baru tersebut, dapat membantu menambah jumlah luasan persawahan di Meranti melalui upaya membuka cetak sawah baru.
"Kita sudah minta agar dinas terkait dapat menginventarisir data lahan yang bisa dijadikan lahan persawahan. Supaya excavator baru yang diadakan bisa dimaksimalkan. Selain untuk mengatasi persoalan jaringan irigasi dan tanggul, juga dapat dimaksimalkan untuk membuka cetak sawah baru," katanya.
Setelah itu, dapat dimaksimalkan juga upaya meningkatkan produksi melalui IP 200 atau program panen dua kali setahun. Jika berjalan dengan baik, tentunya Meranti bisa lebih mandiri pangan nantinya dan tidak ketergantungan lagi dengan beras dari luar.
Apalagi, melalui program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), Pemkab Meranti juga mengharuskan agar produk-produk lokal dioptimalkan. Seperti, beras, kue semprong, kopi dan produk lainnya.
"Untuk program BPNT di Dinas Sosial, nantinya tidak perlu beli beras ke luar lagi. Cukup mengambil dari petani lokal saja. Karena, untuk program tersebut membutuhkan 340 ribu ton beras. Jika hasil beras kita meningkat, maka ekonomi masyarakat akan meningkat. Dengan begitu, seluruh masyarakat bisa sejahtera. Ini, menjadi bagian dari visi dan misi kita," tegas Adil.
Terpisah, Plt Kepala Dinas Pertanian, Peternakan, Ketahanan Pangan, dan Tanaman Pangan Kepulauan Meranti, Ifwandi SP, mengatakan, dari 3.523 hektar lahan persawahan di Meranti, pada tahun 2021 hanya bisa ditanami seluas 2.963 hektar saja. Dimana, 560 hektar tidak bisa ditanami karena intrusi air laut.
Dari total lahan yang bisa ditanami, hanya 250 hektar yang bisa panen dua kali atau IP 200. Diantaranya, seluas 90 hektar di Desa Kedabu Rapat, 30 hektar di Mengkirau, 30 hektar di Meranti Bunting, 70 hektar di Bina Maju, 10 hektar di Sendaur dan 20 hektar di Desa Segomeng.
"Tahun ini (2022, red), kita targetkan 500 hektar lahan persawahan untuk IP 200. Sehingga produksi beras kita semakin meningkat pada akhir tahun nanti," optimisnya.
Ifwandi juga mengakui bahwa air laut masih menjadi ancaman serius. Karena membuat jaringan irigasi dimasuki air laut. Ditambah lagi, kondisi tanggul banyak yang rusak.
"Dengan bantuan Dinas PUPRPKP yang mengadakan excavator, mudah-mudahan dapat mengatasi persoalan tanggul dan pendangkalan jaringan irigasi," harapnya.
Dirincikannya, bahwa produksi beras pada Tahun 2021 baru mencapai lebih kurang 7.000 ton saja. Sementara, kebutuhan beras daerah dalam setahun mencapai 22.000 ton. Artinya, masih kurang 15.000 ton lagi.
"Kita akan coba terus meningkatkan produksi beras setiap tahunnya. Karena secara umum, ketersediaan lahan untuk bisa dijadikan lahan persawahan mencapai 5000 hektar. Mudah-mudahan bisa dimaksimalkan seluruhnya, jika masalah tanggul dan jaringan irigasi sudah diselesaikan," katanya.
Ifwandi mengakui bahwa untuk membuat cetak sawah baru menyedot anggaran yang besar. Upaya lain yang bisa dilakukan untuk meningkatkan produksi beras adalah dengan intensifikasi lahan.
"Kita lakukan intensifikasi sebagai upaya lain dalam meningkatkan produksi beras. Dari panen satu kali setahun menjadi dua kali setahun. Kedabu Rapat sudah berhasil kita lakukan. Mudah-mudahan diikuti desa dan gapoktan lain dalam rangka optimlasasi lahan yang ada. Sehingga bisa panen 2 kali setahun dan produksi beras secara otomatis bisa meningkat," ungkapnya.
Untuk mendukung peningkatan produksi beras, pada Tahun 2021, telah dibangun sebanyak 6 unit lumbung pangan masyarakat. Dimana pembangunannya bersumber dari APBN melalui DAK Fisik. Telah dibangun di Desa Kedabu Rapat, Mengkirau, Batang Meranti, Meranti Bunting, Repan dan Desa Teluk Buntal. Total anggarannya sebesar Rp 1,8 miliar. Lumbung pangan ini dapat dioptimalkan penggunaanya untuk menyimpan beras nantinya.
Saat panen raya, Bupati Adil didampingi Kapolres, AKBP Andi Yul Lapawesean TG SIK MH, Pj Sekda, H Bambang Suprianto SE MM, Plt Kepala Dinas Pertanian, Peternakan, Ketahanan Pangan, dan Tanaman Pangan Kepulauan Meranti, Ifwandi SP dan sejumlah pejabat lainnya di Lingkungan Pemkab Meranti dan instansi vertikal.
Penulis | : | Rizal |
Editor | : | Ali |
Kategori | : | Serantau |