PEKANBARU (CAKAPLAH) - Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PD IPM) diduga diusir Pimpinan Wilayah (PW) IPM Riau saat Musyawarah Wilayah (Musywil) ke XIX di Kabupaten.
Dalam keterangan tertulisnya, PD IPM Muhammadiyah Pekanbaru berangkat Musywil pada Kamis, 10 Maret 2022 pada pukul 20.00 Wib.
Sampai di lokasi pada Jum’at, 11 Maret 2022 pukul 02.10 WIB, rombongan berangkat karena ingin bertabayyun dan menanyakan apa sebenarnya alasan PD IPM Pekanbaru tidak diundang oleh PW IPM Riau dalam Musyawarah Wilayah PW IPM Riau ke XIX di Siak.
Pada pukul 09.10 pada hari yang sama, PD IPM Muhammadiyah Pekanbaru memutuskan mendatangi langsung Ketua Umum PW IPM Riau Fitri Febrianti dan menanyakan mengapa PD IPM Pekanbaru tidak ikut dalam Musywil Ini. Namun, yang bersangkutan balik bertanya perihal SK.
"Padahal sejatinya beliaulah yang lebih mengetahui perihal SK PD IPM Pekanbaru. SK PD IPM Pekanbaru tak kunjung diberikan sejak Musyda PD IPM Pekanbaru pada 31 Juli 2018 sampai detik ini tanpa alasan yang jelas," kata Agung Giantino Manfa dalam rilis yang diterima CAKAPLAH.COM, Selasa (15/3/2022).
Selanjutnya PD IPM Muhammadiyah Pekanbaru memutuskan untuk menduduki forum, yang pada saat itu sedang berlangsung Sidang Komisi meski acara Musywil ini belum dibuka. Mereka meminta kepada pimpinan sidang agar menghadirkan PW IPM Riau di ruangan untuk menjelaskan kepada forum apa alasan sebenarnya Pekanbaru tidak diundang pada muyswil ini.
"Namun karena adanya intervensi PW IPM Riau kepada Pimpinan Sidang, Pimpinan sidang bingung dan arena hening beberapa saat hingga masuk waktu salat Jum’at," jelasnya lagi.
Menurut keterangan tertulisnya, Bendahara Umum PW IPM Riau Azyan Hidayati mengusir dengan nada kasar seluruh personel PD IPM Pekanbaru yang hadir dengan alasan permasalahan ini akan diselesaikan di luar arena. Namun PD IPM Pekanbaru tidak mengindahkan, karena mereka menganggap sudah terlalu banyak kebohongan yang dilakukan PW IPM Riau.
PD IPM Pekanbaru hanya meminta 2 hal. Yaitu mengapa SK PD IPM Pekanbaru tidak kunjung diserahkan dan mengapa PD IPM Pekanbaru tidak diundang pada musywil ini.
Hingga pembukaan Musywil PW IPM Riau, tidak kunjung digubris, Sekbider PD IPM Pekanbaru Boy Syahril menyatakan mosi tidak percaya kepada PW IPM Riau sesaat setelah Fitri Febrianti memberi kata sambutan.
"Hal ini dilakukan agar membuka mata ayahanda PWM Riau dan kakanda PP IPM bahwa PD IPM Pekanbaru sedang dirampas haknya selaku pimpinan di bawah PW IPM Riau, karena selama perjalanan panjang masalah ini berlangsung, tak satu pun dari unsur ayahanda PWM Riau dan kakanda PP IPM yang dapat menuntaskannya," ujarnya.
Pada malam harinya, sidang akan dilanjutkan sekitar pukul 20.15. Namun hal unik terjadi, sekitar 7-10 personel kepolisian, berjaga jaga dengan dalih pengamanan. "Kami menanyakan langsung kepada Kapolsek setempat, beliau menyampaikan bahwa kepolisian hanya menjalankan tugas, panitia berpesan yang diperbolehkan masuk ke dalam ruang sidang hanyalah peserta yang dibuktikan dengan adanya name tag,” jelasnya lagi.
Setelah beberapa kali beradu argumen, pihak kepolisian tetap pada pendiriannya untuk segera mengunci ruangan dan bahkan mengancam jika delegasi Pekanbaru tersebut terus memaksa untuk masuk.
Terkait kejadian tersebut PD IPM Pekanbaru menyatakan sikap menolak dan meminta PW Muhammadiyah Riau membatalkan hasil musyawarah wilayah PW IPM Riau ke XIX di Siak dan segera untuk dilakukan musywil ulang.***
Penulis | : | Delvi Adri |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Serantau |