PEKANBARU (CAKAPLAH) - Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) menaja Forum Business Opportunity guna mendorong partisipasi pengusaha daerah pada industri penunjang hulu migas untuk mendukung target produksi harian 1 juta barel minyak.
Dihadiri 34 Badan Pengurus Daerah Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) se-Indonesia dengan semangat dan komitmen untuk Indonesia lebih baik.
Forum ini bertujuan untuk pengusaha daerah. Dilihat, potensi migas di Indonesia masih sangat tinggi dan sudah seharusnya potensi bisnis bidang migas ini dipahami dan diambil alih oleh pengusaha daerah.
Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas Rudi Satwiko mengungkapkan industri penunjang hulu migas adalah industri sentral dalam menyukseskan target produksi harian 1 juta barel minyak.
Rudi juga menyebut pertumbuhan investasi di sektor hulu migas punya dampak ganda yang tinggi lantaran setiap 1 juta dolar AS pembelanjaan di sektor hulu migas diperkirakan menghasilkan dampak hingga 1,6 juta dolar AS dengan penyerapan tenaga kerja hingga 100 orang.
"Peran pengusaha daerah perlu terus ditingkatkan agar industri minyak bisa menyejahterakan," pungkasnya.
Perhelatan ini dilaksanakan di tiga tempat yang berbeda dengan tema kegiatan yang berbeda, antara lain potensi peluang usaha di industri hulu migas, sinergi serta potensi bisnis di industri besi baja dan turunannya.
Acara berlokasi di Kantor SKK Migas, Gedung Krakatau Steel dan PT. Berdikari.
HIPMI Riau diwakili oleh Sekretaris Umum BPD HIPMI Riau Auni dan jajaran pengurus. Auni menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya Forum Business Opportunity.
"Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) guna memperkuat ekonomi daerah, ini adalah hal yang penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara hari ini," ucap Auni.
"Tidak hanya sektor UMKM saja yang harus naik kelas, pengusaha daerah harus ambil andil dalam bagian untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi daerah dengan turut serta menangkap peluang bisnis di SKK Migas, Krakatau steel dan peluang lain," tambah Auni.
Auni juga berharap Bumi Lancang Kuning, Provinsi Riau yang memiliki area Pertamina Hulu Rokan (PHR) agar bisa berkolaborasi bersama HIPMI Riau menciptakan pengusaha lokal daerah menuju nasional.
Kepala Divisi Pengelolaan Rantai Suplai dan Analisis Biaya SKK Migas Erwin Suryadi menuturkan saat ini minimnya peran pengusaha daerah diakibatkan oleh minimnya informasi dan kurangnya persiapan pengusaha muda di daerah dalam memanfaatkan peluang bisnis yang ada.
Data tahun 2020 menunjukkan pengadaan barang dan jasa untuk industri hulu migas yang dilakukan di daerah telah mencapai 17 persen dengan nilai pengadaan sebesar 835,9 juta dolar AS atau setara hampir Rp12 triliun.
"Namun tentu ada hambatan yang saat ini dihadapi yaitu masih minimnya pengetahuan pengusaha daerah tentang industri hulu migas. Oleh karena itu kami menyambut baik program yang diadakan oleh HIPMI untuk menghadirkan forum bagi pengusaha daerah agar semakin tertarik untuk bergerak di sektor hulu migas," tambah Erwin.
Di sisi lain, SKK Migas pun telah menegaskan komitmennya untuk mengoptimalkan pengadaan barang/jasa dalam negeri melalui perubahan peraturan.
Penulis | : | Satria Yonela |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Serantau |