ROHUL (CAKAPLAH)-Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) menggalakan kembali program orang tua asuh bagi anak-anak di Panti Asuhan.
Tahap Awal, IDI menyalurkan bantuan dana sebesar Rp 17.650.000 untuk kebutuhan pendidikan anak-anak Panti Asuhan Al-Khairiyah, terutama untuk menghadapi tahun ajaran baru.
Bantuan program orang tua asuh ini diserahkan Ketua IDI Rohul dr. Zulfi Afki Sp.p dalam kegiatan silaturahmi pengurus IDI sekaligus buka puasa bersama dengan pengurus dan anak-anak Panti Asuhan Al-Khairiyah yang terletak di Desa Pematang Berangan, Kecamatan Rambah.
Kegiatan buka puasa tersebut turut diHadiri Wakil Ketua IDI Rohul dr. Arif Ismail SpA serta sejumlah pengurus dan anggota IDI.
Ketua IDI Rohul dr. Zuldi Afki S.Pp mengatakan, Program orang tua asuh ini sempat terhenti sejak tahun 2020 dikarenakan para dokter fokus dalam Penanganan Pandemi Covid-19.
Setelah terhenti selama 2 tahun, program ini akhirnya digalakkan kembali pada tahun 2022 bertepatan dengan Bulan Suci Ramadan serta mulai melandainya kasus Covid-19 di Rohul.
"Program orang tua asuh Anak-anak Panti Asuhan sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 2018. Namun dikarenakan sejawat dokter fokus dalam penanganan Covid-19, maka program ini sempat stagnan secara organisasi, namun tetap berjalan secara personal" cakap Ketua IDI Rohul, dr. Zuldi Afki S.P.p, Senin (25/4/2022).
Zuldi menjelaskan, program orang tua asuh ini merupakan bentuk rasa syukur dan keterpanggilan IDI Rohul mengabdi untuk ikut berkontribusi membangun Kabupaten Rokan Hulu. Program anak asuh ini diharapkan dapat membantu pemerintah khususnya dalam membantu penanganan anak terlantar.
"Makanya sebagian rezeki yang kami peroleh selama bekerja di Rohul kami kumpulkan untuk membantu anak-anak panti asuhan. Mengapa sasarannya anak Panti? Karena anak-anak ini juga generasi penerus di Rohul," terang Zuldi.
Dalam program orang tua asuh ini, lanjut Zuldi, anggota IDI menjadi orang tua asuh memenuhi kebutuhan pendidikan, sandang dan pangan satu orang anak-anak panti sehingga mereka mendapatkan jaminan kehidupan yang layak.
"Saat ini ada 26 dokter yang terlibat, dimana ada 50 Anak Asuh yang dibantu," ujarnya.
Selain Program Orang Tua Asuh, ke depan IDI Juga memikirkan bagaimana cara setiap anak panti asuhan memiliki jaminan kesehatan dan terdaftar dalam BPJS Kesehatan.
Menurut Zuldi, banyak anak panti asuhan yang belum bisa didaftarkan di keanggotaan BPJS Kesehatan dikarenakan sistem pendaftaran BPJS Kesehatan yang menganut sistem kolektif, berdasarkan Kartu Keluarga.
"Sementara Anak-anak Panti asuhan inikan kebanyakan anak-anak terlantar yang tidak memiliki KK. Mereka rata-rata adalah anak yatim piatu atau anak yang disia-siakan oleh orang tua mereka karena perceraian atau kesulitan ekonomi, sehingga sulit didaftarkan kedalam keanggotaan BPJS Kesehatan," ungkapnya.
Ke depan, lanjut Zuldi, IDI berupaya mendorong sebuah forum diskusi yang melibatkan lintas sektoral untuk memecahkan masalah, bagaimana anak-anak panti asuhan ini bisa masuk dalam BPJS kesehatan sehingga mereka bisa terjamin biaya kesehatannya.
Penulis | : | Ari |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Serantau |