PEKANBARU (CAKAPLAH) - PT Kampung Aren Kurma Indonesia (KAKI) secara resmi melaunching Kebun Millenial Tanpa Riba Tahap II, Sabtu (11/6/2022). Acara peresmian ini ditandai dengan potong pita di lahan kavlingan tahap II yang beralamat di Jalan Rimbo Panjang Km 24, Kabupaten Kampar.
Direktur PT KAKI, Ahlul Amalsyah kepada CAKAPLAH.COM mengatakan PT KAKI merupakan bisnis syariah yang bergerak di bidang perkebunan, tepatnya bisnis aren yang ditopang kurma dan pinang.
"Kali ini kami launching tahap II yang kami beri nama Kebun Millenial Tanpa Riba. Untuk tahap 1 sudah ada di Jalan Garuda Sakti Km 9 dan hari ini yang tahap II di Rimbo Panjang Km 24, tepatnya di depan Pondok Pesantren Gontor Putri," ujar Ahlul Amalsyah, Sabtu (11/6/2022).
Ia mengatakan Kebun Millenial Tanpa Riba ini hadir dengan konsep kebun produktif dengan lahan 1 kavling itu berisi 6 aren genjah dan 15 pinang betara. Lalu di tepi jalan kebun bakal ditanam kurma sebagai penopang yang juga ditanam sebagai sunnah.
"Selain itu, karena konsepnya juga perumahan di situ kami sediakan tapak rumah 6x11 meter. Siapa pun yang ingin bangun rumah atau pondok dipersilakan," Cakapnya.
Diungkapkan Ahlul pada tahap II ini tersedia 320 kavlingan. 160 kavling untuk penjualan Juni kemudian dilanjutkan dengan penjualan 160 kavlingan lagi.
"Pada tahap 2 ini ada 320 kavlingan, kita bagi 4 blok yakni Abu Bakar Ash-Siddiq, Umar bin Khatab, Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib. Untuk penjualan awal yakni blok Abu Bakar Ash-Siddiq dan Umar bin Khatab target kita maksimal 1 tahun habis dan dalam waktu 2 tahun target 360 kavling mudah-mudahan bisa selesai," tuturnya.
"Selain itu, di tengah-tengah lahan tahap II ini rencananya kita kosongkan untuk pembuatan pondok pesantren, kantor utama PT KAKI dan masjid. Untuk dananya dari donatur PT KAKI dan 10 persen saham Allah setiap transaksi kavling," imbuhnya.
Terkait harga, dikatakan Ahlul, adapun harga resmi dari kavlingan dengan ukuran 10x20 dibanderol Rp77,5 juta. Namun, promo Juni ini, pembelian cash hanya dikenakan Rp70 juta dan apabila kredit hanya Rp75 juta saja.
"Karena kami ingin membuat beda dengan yang lain, untuk harga cash maupun kredit sama. Tanpa riba yang kami maksud tadi ya itu tadi, mau cash atau kredit tak ada bedanya. Lalu kebunnya itu kita tanami dulu baru brosur kita keluarkan. Sebelum launching belum ada kita buat brosurnya, baru hari inilah kami keluarkan brosurnya. Itulah konsep Kebun Millenial Tanpa Riba," ungkapnya.
Selain itu, nantinya juga ada promo-promo lain yang bisa didapatkan ketika even tertentu. "Misal saat 17 Agustus bakal diberi hadiah panah untuk olahraga sunnah. Itu sudah kita lakukan juga di kavlingan tahap I," sebutnya.
Lanjut Ahlul, untuk perawatan sampai panen semua adalah tanggungjawab perusahaan, termasuk kepengurusan surat SKGR sampai dengan SHM nantinya semua akan diurus oleh perusahaan.
"Konsumen nanti setiap hari Sabtu dipersilahkan berkebun. Silahkan datang ke kebun sambil ngopi aren dan di awal bulan kita juga akan siapkan kajian dengan menghadirkan ustaz-ustaz. Tapi jika konsumen mau ke kebun di luar hari Sabtu ya tidak masalah. Nanti ketika arennya sudah panen, maka bagi hasil 50:50. Untuk perawatan seperti pupuk dan lainnya konsumen tak ada tanggungan," jelasnya.
Untuk prospek perkebunan aren, pihak PT KAKI menjelaskan aren genjah bisa panen paling lama di usia 6 tahun dengan keunggulan per harinya bisa menghailkan 10-24 liter bahkan mencapai 30 liter nira. "Kita ambil aren genjah karena perputaran ekonomi cepat. Keunggulannya dari survei Dinas Kehutanan, aren genjah ini dalam waktu 6 tahun udah panen. Kalau untuk tanah gambut tidak ada ada masalah. Aren bisa menahan longsor," jelasnya.
Sementara itu, untuk pertihungan ekonomisnya. 1 batang aren menghasilkan minimal 10 liter nira, dikali 6 batang, dan dikali satu bulan. Maka, per kavling paling sedikit bakal menghasilkan 180 liter nira. Adapun harga nira, paling minim Rp2.000.
"Maka dalam sebulan, dari nira saja, kita bisa mendapat sekitar Rp3,6 juta. Namun, bagi hasil kita adalah nilai ekonomis. Bukan hasil panen. Artinya, nira tadi akan kita olah di pabrik menjadi gula semut (brown sugar) lalu dijual. Itu yang akan kita bagi. Maka insyaallah hasilnya akan jauh lebih banyak lagi. Sekarang ini, harga pasaran gula semut Rp70 ribu per kilogram. Per 5 liter nira, dapat menghasilkan 1 kg gula semut," terangnya.
Disinggung terkait upaya apa yang dilakukan PT KAKI untuk meyakinkan konsumen percaya bahwa Kavlingan ini aman, Ahlul mengakui jika dari awal tantangan yang dilalui pihaknya sangatlah berat. Hal ini karena banyak kasus yang mengatasnamakan lahan kurma.
"Yang paling penting bagi kami adalah branding diri. Kami tak sama dengan yang lain. Makanya ini kami tanami dulu lahannya baru kita jual dan juga penjualan kami lakukan sesuai syariah. Istilahnya ada barang baru ada uang. Kemudian salah satu konsep yang kami tawarkan juga adalah Sabtu Berkebun. Kita bawa konsumen kesini untuk melihat langsung lokasinya," pungkasnya.
Penulis | : | Unik Susanti |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Serantau |