PEKANBARU (CAKAPLAH) - Proses pemilihan rektor Universitas Riau (Unri) periode 2022-2026 kini dalam tahapan penetapan bakal calon.

Ada lima calon yang mendaftar hingga ditutup pada 31 Mei lalu. Kelima orang itu, adalah Dr Ir H Deni Efizon MSc, Prof Dr Sri Indarti, Prof Dr H Iwantono MPhil, Prof Dr Eng Azridjal Aziz ST MT, dan Prof Dr Ir Thamrin MSc.

Lalu, dari kelima bakal calon yang sudah mendaftar itu, siapa kira-kira yang paling berpeluang duduk menjadi Rektor Unri? Jika terpilih, tentu akan menggantikan posisi Prof Aras Mulyadi DEA, dan akan memimpin Unri kedepan.

Dosen Fisip Unri Saiman Pakpahan, menilai secara hak-hak politik, dengan diterima dan ditetapkan sebagai balon Rektor yang sah oleh panitia pemilihan rektor, maka setiap bakal calon ini secara otomatis memiliki peluang untuk bisa memenangkan kontestasi.

Untuk discreening menjadi tiga besar pada 27 Juni mendatang, lanjut Saiman, kontestasi pilrek Unri tidak bisa menghindar dari asas pemilihan untuk menentukan tiga besar pada bulan depannya tepatnya 27 Juli 2022.

Terhadap siapa yang akan melaju pada putaran selanjutnya, menurut hemat Saiman, tentu akan sangat ditentukan oleh basis sumberdaya masing-masing bakal calon, terutama pada sumberdaya kekuasaan horizontal, birokrasi, kapital, jaringan suara pemilih dan vertikalisasi kekuasaan kepada Jakarta (Kementerian).

"Sebaran sumberdaya balon rektor sangat variatif, mulai dari Dosen, Dekan, Wakil Rektor dan Ketua Kelembagaan di lingkungan Universitas Riau. Dengan jumlah balon yang lumayan ramai, maka kemampuan komunikasi politik masing masing calon diuji untuk mampu membangun poros kekuatan dengan cara berkoalisi dan kemampuan veretikalisasi yang akurat dengan kementerian," jelas Saiman.

Menurut dia lagi, apa yang dipaparkannya itu adalah narasi besar tentang bagaimana metode masing-masing balon rektor menempuh jalan untuk sampai pada kursi satu Universitas Riau, disamping metode insidentil yang mampu mempengaruhi jaringan suara. **