PEKANBARU (CAKAPLAH) - Sebuah kolaborasi antara WHtraders, Alcademi & Peterseli melahirkan acara Afternoon Tea Talk dengan tajuk, 'Digital Startup Outlook, potensi industri digital di Provinsi Riau'.
Event akhir pekan ini mengundang salah satu putra terbaik Riau yang namanya harum di Industri Digital Indonesia, Puja Pramudya.
Puja saat ini merupakan Head of Engineering di eFishery, sebuah startup nasional yang telah mendapatkan pendanaan series C senilai Rp1,3 triliun. Sebelumnya, Puja pernah berkarir sebagai Senior Software Engineer di Gojek dan juga sebagai Senior Softwar Engineer Manager di Bukalapak.
Sejak kuliah, Puja dikenal sebagai mahasiswa IT yang berprestasi. Bahkan hingga menjadi MVP di Microsoft pada tahun 2010. Di samping itu Puja juga turut mendirikan sebuah Startup Software developer, Radya Labs, dan sebuah startup edukasi & pelatihan digital, Alkademi.
Pembicara lainnya adalah seorang pengusaha lokal yang dikenal sebagai Ketua Umum HIPMI Pekanbaru, Rizky Bagus Oka. Oka juga merupakan sosok di balik Peterseli Kitchen, pelaku industri kuliner dan ekonomi kreatif di Provinsi Riau. Sosok yang kolaboratif dan sangat peduli dengan pembinaan kewirausahaan.
Acara ini digagas oleh host Febrila Arifpraja, founder WHtraders yang juga dikenal sebagai agregator entrepreneurship di kalangan anak muda Riau.
Untuk diketahui, Indonesia sedang mengalami krisis talenta digital, diketahui setidaknya dibutuhkan 600 ribu talenta digital setiap tahunnya, menurut pidato Presiden Jokowi di event Google for Indonesia pada tahun 2020.
World Bank juga memperkirakan Indonesia setidaknya akan membutuhkan 9 juta talenta digital di tahun 2030. Indonesia seharusnya bisa melakukan penetrasi ke market digital internasional, tetapi ternyata realita menunjukkan Indonesia masih kewalahan memenuhi kebutuhan talenta digitalnya sendiri.
Dunia yang semakin borderless atau tanpa batas, membuat muncul banyak sekali peluang di industri digital. Pada tahun 2025 nanti Menkominfo memperkirakan setidaknya akan ada $124 Milyar uang yang berputar di industri digital Asia Tenggara.
Riau tidak boleh hanya menjadi penonton, maka melalui acara ini, diharapkan mulai membangun awareness akan Industri Digital di Provinsi Riau.
Riau sebenarnya memiliki daya saing, Puja adalah contoh kualitas anak jati Riau siap untuk bersaing di level nasional dan internasional. Menjadi tugas bersama bagi semua kalangan dan stakeholder di Riau untuk membukakan akses pendidikan digital bagi anak-anak Riau.
Bahkan hingga ke pelosok-pelosok kampung-kampung di Riau. Karena di dunia digital, bekerja bisa dari mana saja selama ada akses internet. Ini bisa menjadi cara bagi kita untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama membuka lapangan kerja bagi anak-anak muda yang saat ini semakin sulit menemukan lapangan pekerjaan konvensional.
Puja melalui alkademi, telah melakukan launching Bharabas Camp (17 September 2022, Furaya Hotel), sebuah institusi kursus digital yang bertujuan untuk mempersiapkan talenta-talenta digital di Riau. Diharapkan dengan memperkuat pendidikan & pelatihan digital di Provinsi Riau, kita bisa mempersiapkan putra-putri Riau terbaik untuk menjadi Puja-Puja selanjutnya.
Terhadap hal itu, Ketua Umun Dewan Pimpinan Agung (DPA) Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) versi Mubes Dumai, Tan Seri Syahril Abubakar mendukung penuh anak muda di Riau untuk melek dalam industri digital.
"Kita melihat ide cerdas anak muda Riau, apalagi Puja dengan pengalamannya, dan sikap nasionalismenya yang tinggi terhadap anak di daerah, kita dorong kesempatan ini bisa dimanfaatkan seluas-luasnya oleh orang Riau, dalam rangka menyiapkan SDM, terutama anak kemenakan kita masyarakat adat di kampung - kampung," cakapnya.
"Peluang kerja masa depan itu ada disini (dunia digital). Bukan lagi di kantor camat, dan kantor lurah. Karena sudah sangat terbatas, mau jadi pegawai negeri susah. Jadi kita alihkan lah. Kalau di zaman era kami dulu mungkin boleh, tapi era sekarang ini kita harus beralih ke digital, harus dimanfaatkan," ujarnya lagi.
Maka, LAM Riau mendorong agar anak-anak daerah di Riau, bisa ikut dalam pelatihan dan kegiatan di dunia digital.
Kedepan, kata Syahril, didorong untuk dibuat aplikasi yang berorientasi pada pertanian, dan agrikultur.
Apalagi, di Riau terkenal dengan hasil CPO, kebun sawit, dan hamparan kelapa dunia di Indragiri Hilir. Ditambah dengan Riau pesisir yang lain.
"Kemana saja kelapa kita ni dibawa kan bisa dimonitor. Hari ini petani kita kan tidak bisa memonitor kebunnya. Dengan adanya aplikasi yang mengurus soal sawit, kelapa, budidaya ikan dan sebagainya ini akan sangat menolong. Dan untuk tenaganya ini, programernya saya harapkan dari anak anak Riau," cakapnya lagi.
Untuk itu, pemerintah provinsi dan kabupaten kota, diharapkan bisa untuk membantu dengan memberikan beasiswa bagi anak muda Riau dalam pelatihan dan pendidikan digital.
Bisa digunakan, kata Syahril, APBD dan CSR perusahaan, untuk menghasilkan SDM handal di bidang digital.
"Yang jelas lembaga adat mendukung penuh, anak kemenakan kita untuk masuk ke era digital," tukasnya.
Penulis | : | Satria Yonela |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Tekno dan Sains |