(CAKAPLAH) - Nyamuk, sebagai salah satu serangga yang paling mematikan berhasil disulap oleh sekelompok ilmuwan menjadi sebuah sistem pengiriman vaksin ke tubuh manusia.
Mengutip dari laman okezone.com pada Senin (3/10/2022), menurut laporan baru dari NPR, uji klinis untuk metode vaksinasi dengan cara unik ini sudah dilaksanakan di Inggris. Hasil studinya telah dipublikasikan di Science Translational Medicine.
Dalam makalah penelitian, dikatakan bahwa para ilmuwan mampu melakukan modifikasi parasit secara genetik untuk memberikan vaksin Malaria melalui gigitan nyamuk.
Ini merupakan proposisi yang menarik, menggunakan nyamuk sebagai alat untuk memberikan vaksin ke tubuh manusia. Walaupun kedengarannya sangat licik, tetapi dalam uji coba yang mengharuskan peserta digigit sebanyak ratusan kali itu menunjukan hasil yang positif.
Untuk mendapatkan efek yang diinginkan dari nyamuk yang memberikan vaksin ke tubuh manusia, para ilmuwan memuatnya dengan parasit yang dimodifikasi secara genetik, dan dikenal sebagai Plasmodium Falciparum.
Di masa lalu, para ilmuwan telah mencoba melakukan hal serupa. Namun, ini merupakan kali pertama CRISPR digunakan untuk mencapainya, hal tersebut yang membuat pengiriman vaksin malaria menjadi jauh lebih mudah.
Disadur dari BGR, Senin (3/10/2022), 14 dari 26 peserta uji yang sudah mendapatkan vaksin masih tertular penyakit tersebut. Dengan ini berarti sistem pemberian vaksin nyamuk hanya efektif sekitar 50 persen.
Hasil penelitian ini merupakan sebuah lompatan besar meskipun belum sepenuhnya dapat dikatakan efektif. Untuk saat ini yang dibutuhkan adalah evaluasi untuk pengembangan metode yang lebih baik lagi, dan kemungkinan akan sempurna dalam beberapa tahun kedepan.
Perlu diketahui, metode vaksinasi dengan menggunakan perantara nyamuk tidak dilakukan dengan menyebar nyamuk ke alam bebas. Meskipun peneliti menyebut ini adalah proporsi yang menarik, tetapi hal ini memerlukan riset yang lebih mendalam.
Cara tersebut memerlukan persetujuan medis dan bioetika karena mereka tidak dapat mengontrol siapa yang diinokulasi dan terpapar. Oleh sebab itu, saat ini hanya dilakukan secara terbatas, dengan tujuan hanya untuk memberikan vaksin dengan cara yang lebih terkontrol.
Penulis | : | Nurul Annisa/okezone.com |
Editor | : | Yusni |
Sumber | : | okezone.com |
Kategori | : | Tekno dan Sains |