![]() |
(CAKAPLAH) - Fakta kelam dunia kedokteran diungkap oleh Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin. Budaya perundungan disebut telah mengakar di kalangan calon dokter spesialis sampai berdampak ke mental dan materiil.
Menkes mengaku sangat terkejut mendengar kasus calon dokter yang terpaksa patungan uang hingga ratusan juta untuk biaya sewa rumah seniornya.
"Jadi, cukup banyak juga junior-junior ini yang disuruh ngumpulin [uang], ada yang jutaan, puluhan juta, ada yang terkadang sampai ratusan juta," katanya dalam konferensi pers beberapa waktu lalu.
Uang yang dikumpulkan oleh dokter yang menempuh Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) itu disebutnya dipakai untuk menyiapkan dan menyewa rumah tempat kumpul para senior. Jumlahnya pun kian fantastis, ada yang mencapai Rp 50 juta dalam setahun.
Bukan hanya itu, calon dokter spesialis juga harus mengeluarkan uang untuk kebutuhan pribadi oknum senior yang melakukan bullying. Ada yang sampai meminta dibelikan makanan mahal hingga alat elektronik.
"Kalau praktik, kan, suka sampai malam, sama rumah sakit diberi makan malam, tapi makan malamnya nggak enak. 'Kita maunya makanan Jepang' jadi setiap malam mesti keluarin Rp5 juta sampai Rp10 juta untuk semuanya ngasih makan makanan Jepang," lanjutnya.
Terkait tingginya kasus perundungan di lingkungan rumah sakit pendidikan, Menteri Kesehatan mengeluarkan Instruksi Menkes untuk memutus praktik bullying tersebut. Kemenkes telah menyediakan situs web dan saluran siaga (hotline) bagi para korban perundungan di rumah sakit vertikal Kemenkes.
Editor | : | Yusni |
Sumber | : | Detik.com |
Kategori | : | Nasional |











































01
02
03
04
05


