![]() |
(CAKAPLAH) - Ada peristiwa yang cukup menarik untuk dilihat dan diperhatikan ketika perdana menteri Negara Timor Leste, Xanana Gusmao dalam kunjungan ke Indonesia mengikuti KTT ASEAN ke-43 mencium tangan ibu negara, Iriana Joko Widodo.
Hal tersebut dilihat sebagai penghormatan kepada Presiden Republik Indonesia dan ibu negara. Tentu sosok Xanana Gusmao tidak asing lagi bagi Indonesia.
Xanana Gusmao merupakan tokoh sentral perjuangan kemerdekaan Timor Leste (dulunya bernama Timor-Timur) yang merupakan provinsi ke-27 Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Xanana Gusmao dilanti sebagai perdana menteri Timor Leste pada 1 Juli 2023 yang lalu. Xanana Gusmao sekarang dikenal sebagai tokoh pemersatu di negaranya. Negara Timor Leste yang statusnya dalam ASEAN masih dipertimbangkan secara penuh.
Secara prinsip Timor Leste telah menjadi anggota ASEAN sejak November 2022 di KTT ASEAN di Phnom Penh, Kamboja.
Setelah disetujui, ASEAN mulai menyusun peta jalan yang harus dipenuhi Timor Leste untuk mendapat status partisipasi penuh, termasuk kewajiban untuk memenuhi perjanjian atau traktat yang ada dalam tiga pilar ASEAN; politik keamanan, ekonomi, dan sosial budaya. Timor Leste telah memulai memperluas Bandara Nicolau Lobato di Ibu Kota Dili dan menjamin adanya komunikasi yang aman melalui kabel optik bawah laut juga akan membuka Kedutaan Besar Timor Leste di semua Negara anggota ASEAN.
Kilas balik sejarah
Sebelum Timor Leste merdeka, negara tersebut menjadi bagian dari Provinsi ke-27 Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Lebih kurang 23 tahun, terhitung sejak tanggal 17 Juli 1976 hingga 30 Agustus 1999, Timor Timur menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pada 30 Agustus 1999 diadakan referendum yang akhirnya Timor Timur menginginkan pisah dari Indonesia. Referendum sendiri di mediasi oleh PBB (United Nations) yang juga disaksikan oleh Pemerintah Australia dan Pemerintah Indonesia.
Hasil referendum di Timor Timur, menunjukkan 79% rakyat Timor Timur yang berhak memilih, menginginkan kemerdekaan dan pisah dari Indonesia, sedangkan 21% rakyat Timor-Timur tetap menginginkan menjadi bagian dari Indonesia dengan status otonomi yang seluas-luasnya. Dalam referendum tersebut 2 opsi dipilih oleh rakyat Timor-Timur yang pertama opsi merdeka dan pisah dari Indonesia dan opsi kedua; tetap menjadi bagian dari Indonesia dengan status otonomi yang seluas-luasnya. Sebelum Timor-Timur merdeka, Portugal menyebutnya sebagai “Provincia Ultramarina” (Provinsi Seberang Lautan) dan dinyatakan sebagai “Integral Part of Portugal”.
Setelah pisah dari Indonesia nama Timor Timur berganti nama dengan Timor Leste (Republik Democratik Timor Leste atau Timor Lorosa’e).
Secara de facto, Timor Leste merdeka pada 30 Agustus 1999, setelah referendum dilaksanakan dan sebagian rakyat Timor Timur menginginkan kemerdekaan dan pisah dari Indonesia dan secara de facto pula, Timor Leste telah memiliki wilayah, penduduk (rakyat) serta memiliki Pemerintahan, walaupun ketika itu, Pemerintahan di Timor Leste bersifat transisi yang dijalankan oleh Badan PBB (United Nations) yaitu “The United Nations Transitional Administration in Timor Leste”, (UNTAET).
UNTAET bertugas dan bertanggung-jawab selama masa transisi hingga terbentuknya Konstitusi Timor Leste pada 24 Maret 2002. Presiden pertama yang terpilih yaitu bekas pemimpin FRETILIN yaitu Xanana Gusmao pada 14 April 2002. Sebaliknya pula, secara de jure, Timor Leste diakui oleh dunia internasional pada 20 Mei 2002 dan seterusnya menjadi anggota PBB (United Nations) pada 27 September 2002. Sejak tanggal tersebut, Timor Leste telah menjadi Negara yang berdaulat dan berkuasa penuh baik secara de facto maupun de jure.
ASEAN dan Timor Leste
Sosok Xanana Gusmao kini dikenal di Timor Leste sebagai Bapak perjuangan kemerdekaan Timor Leste. Gusmao telah diakui peran dan kepemimpinannya tidak saja di negaranya, namun juga di kawasan Asia Tenggara. Kini Xanana Gusmao kembali menjadi Perdana Menteri Timor Leste yang telah dilantik pada 1 Juli 2023 yang lalu. Dan secara prinsip Timor Leste telah menjadi anggota ASEAN ke- 11 (ASEAN + Timor Leste). Bagi Timor Leste, keinginan menjadi anggota ASEAN merupakan tujuan dasar dalam membina hubungan bilateral maupun regional khususnya dalam komunitas ASEAN.
Secara geografis dan geo strategis, Timor Leste terletak di kawasan Asia Tenggara. Keinginan untuk menjadi anggota ASEAN merupakan suatu keniscayaan. Oleh sebab itu, tidak ada pilihan, Timor Leste mesti bergabung dalam kerjasama regional ASEAN. Timor Leste secara resmi mengajukan diri untuk menjadi anggota ASEAN pada 2011, tetapi baru disetujui secara prinsip pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di Phnom Penh, Kamboja pada bulan November 2022.
Lebih kurang 11 tahun Timor Leste menunggu hingga di terimanya sebagai anggota ASEAN yang ke-11 dan disempurnakan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-43 di Jakarta Indonesia. Di harapkan dengan masuknya Negara Timor Leste menjadi anggota ASEAN ke 11 maka lengkaplah negara-negara yang terletak di kawasan Asia Tenggara.
Penulis | : | Hasrul Sani Siregar, S.IP, MA, Widyaiswara di BPSDM Provinsi Riau |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Cakap Rakyat |






















01
02
03
04
05


