PEKANBARU (CAKAPLAH) - Pernyataan Ketua Pansel Assesment Provinsi Riau, Prof Mukhtar Ahmad yang menuding buruknya sistem pengangkatan pejabat pada masa lalu sebagai biang keladi jebloknya kualitas pejabat saat ini, mendapat reaksi keras dari mantan Sekdaprov Riau, Tengku Lukman Jaffar.
Kepada CAKAPLAH.COM, pria yang akrab disapa TL ini menuturkan, proses seleksi Pejabat Tinggi Pratama (PTP) melalui assesment saat ini tak berbeda jauh dari sistem penetapan pejabat di masa lalu.
"Rekrukmen pejabat saat ini sama dengan masa lalu, hanya saja beda caranya. Kalau beliau (Ketua Pansel,red) mengatakan seperti itu, saya kira itu penilaian yang sangat subjektif. Padahal cara rekrutmen sekarang asessment, dulu disebut Baperjakat hampir sama," kata Lukman Jaffar saat dikonfirmasi CAKAPLAH.com, Selasa (5/9/2017) melalui selulernya.
Menurut TL, penjaringan pejabat dulu tetap melalui seleksi ketat. Dimana seorang pejabat bisa duduk di eselon II harus melalui penyaringan sistem pemimpin (Sispim).
"Masa kerja dan pengalaman tetap dinilai. Siapa yang cocok bisa terpilih. Saya sarankan agar melakukan asessment jangan secara terbuka total, tapi terbuka secara khusus. Misalnya pejabat yang memiliki kompetensi dibidang kesehatan tentu bisa menjabat kepala dinas kesehatan," tandasnya.
Selain itu, TL juga mengkritisi pernyataan Ketua Pansel Assesment terkait adanya pejabat tak berintegritas dan adanya budaya KKN (Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN) dalam penetapan pejabat di masa lalu oleh Gubernur sebelumnya.
"KKN dulu ada tapi cukup kecil. Karena tak menutup kemungkinan seorang gubernur tidak mengutamakan orang dekatnya. Mungkin saja sekarang ada seperti itu," cetusnya.
Yang jelas menurutnya, kualitas pejabat itu ditentukan tiga hal. Pertama pendidikannya, sejauh mana pejabat itu menamatkan pendidikannya. Apakah dengan bermutu atau hanya sekedar mendapatkan ijazah.
"Kedua itu latihan, yang biasa disebut diklat. Baik itu diklat kedinasan maupun di luar dinas. Ketiga pengalaman, ini sangat penting sejauh mana keberhasilannya," ujarnya.
Karena itu, Lukman Jaffar menegaskan dan mengingatkan kalau pempimpin yang berhasil saat ini merupakan produk masa lalu. Dan masalah lalu mencari manusia tangguh dengan cara sendiri melalui pendidikan, latihan dan pengalaman.
"Saya tidak faham apa itu integritas. Karena yang mengetahui kepribadian seseorang itu bukan birokrasi, tapi orang psikologi," cetusnya.
Sebelumnya, Ketua Pansel Assesment PTP Pemprov Riau, Mukhtar Ahmad mengatakan, dari 31 ASN yang mengikuti assessment hanya 3 persen yang mempunyai kualitas untuk bisa menduduki jabatan 3 OPD yang di assessment.
"Karena itu perlu dilakukan gerilya mencari yang terbaik di kabupaten dan kota. Ada lima orang yang bisa di pakai, tapi bupatinya menolak melepas dan mempertahankannya. Mencari yang berkualitas paling susah, yang diperebutkan sekarang yang sesuai dengan kompetensi di bidang itu," kata Prof Muchtar.
Lebih jauh tegaskan Mukhtar Ahmad, buruknya pengangkatan pejabat pada zaman yang lalu menjadi penyebab rendahnya kinerja pegawai yang ada saat ini. Pejabat yang biasa diangkat tanpa ada assessment, diangkat menjadi pejabat dengan ada imbalan, dan selalu ada pergantian setiap enam bulan sekali, membuat sistem kerja di Pemerintahan menjadi buruk.
"Buruknya sistem karir di Pemprov ini menjadi kendala. Banyak masalah dari rekrutmen pejabat mula-mula diangkat lalu. Ada yang diangkat harus membayar, memilih orang yang tidak sesuai dengan keahliannya. Jadi orang-orang seperti itu tidak ada karirnya. Tidak seperti sekarang yang harus menjalani assessment, fit and proper test, dan baru di zaman Andi Rachman dijalankan dengan baik," ujarnya.
Profesor Muchtar Ahmad juga bercerita, bahwa ada yang meminta kepada orang lain, bahkan kepada keluarganya sendiri. Mereka ada yang menemui dan menelponnya agar diluluskan. Ia langsung mencap peserta yang meminta tersebut untuk tidak diluluskan.
"Ada yang mencoba datang dan meminta diluluskan, dan saya pastikan akan langsung dicoret. Ada yang melalui pengacara, ada dari keluarga saya, ada juga yang melalui wartawan, untung wartawannya gadungan," tegasnya.
"Gubernur menginginkan semua pegawai berintegritas, mempunyai sesuatu yang semangat atau sikap yang benar, baik, bagus dan bijaksana, dan good goverment," tambahnya.
Untuk diketahui, BKD telah menjalani tes 15 peserta yang mengikuti tes manajerial 28-30 Agustus. Dan dijadwalkan hari ini akan diumumkan peserta yang lulus dan mengikuti tes selanjutnya.
Berikut 16 ASN yang mengikuti seleksi manajerial, diantaranya, Syamsuri A, Gengky Moriza, Hardison, Pebrian Swanda, Sopyan Hadi, Yuzar, Ervin Rizaldi, Taufiq Oesman Hamid, Yasril, Amedtribjapraja, Manap Tambunan, Indra Gunawan, Afdal, Gamal Abdul Nasir, Teguh Budi Prasetyo, dan Hambali.