Foto: Reuters.
|
(CAKAPLAH) - Israel menyatakan bahwa tujuan jangka panjang operasi militernya di Gaza adalah memutuskan semua hubungan dengan wilayah tersebut.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan bahwa setelah Hamas dikalahkan, Israel akan mengakhiri tanggung jawabnya atas kehidupan di Jalur Gaza.
Sebelum konflik, Israel memasok sebagian besar kebutuhan energi Gaza dan memantau impor ke wilayah tersebut.
Pernyataan itu muncul ketika Israel melanjutkan serangannya ke Gaza dan bantuan masih diblokir di perbatasan dengan Mesir.
Pengeboman tersebut merupakan respons terhadap serangan kelompok bersenjata Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober lalu yang menewaskan sedikitnya 1.400 orang dan 203 orang disandera. Israel kini siap melancarkan serangan darat.
Menurut sebuah pernyataan dari kantornya, pada Jumat (20/10/2023), Gallant mengatakan kepada komite parlemen bahwa tahap pertama kampanye tersebut dimaksudkan untuk menghancurkan infrastruktur Hamas.
Pasukan Israel kemudian akan melancarkan operasi dengan intensitas lebih rendah untuk menghilangkan “kantong perlawanan”.
Kemudian fase ketiga akan memerlukan penghapusan tanggung jawab Israel atas kehidupan di Jalur Gaza, dan pembentukan realitas keamanan baru bagi warga Israel.
Meskipun Israel menarik diri dari Gaza pada 2005, namun Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menganggap jalur tersebut – bersama dengan Tepi Barat dan Yerusalem Timur – sebagai wilayah yang diduduki dan menganggap Israel bertanggung jawab atas kebutuhan dasar penduduknya.
Israel sebelumnya mengizinkan warga Gaza melintasi perbatasan untuk bekerja. Mereka juga mengawasi impor ke wilayah tersebut untuk mencegah senjata mencapai Hamas.
Setelah serangan pada 7 Oktober lalu, mereka memutus pasokan listrik, serta pengiriman makanan dan obat-obatan. PBB menyebut situasi di sana “sangat buruk”.
Editor | : | Yusni |
Sumber | : | Okezone.com |
Kategori | : | Internasional |