Orang-orang menghadiri acara yang diberi nama Palestine Lives, untuk menunjukkan dukungan bagi Palestina di Bogota, Kolombia, Selasa, 17 Oktober 2023. | AP/Ivan Valencia
|
(CAKAPLAH) – Bolivia telah memutuskan hubungan resmi dengan Israel sebagai protes atas kejahatan kemanusiaan yang dilakukan negara Zionis itu di Gaza. Hamas mendesak negara-negara mayoritas Muslim yang masih memiliki hubungan diplomatik dengan Israel melakukan hal serupa.
Wakil Menteri Luar Negeri Bolivia Freddy Mamani menuturkan, negaranya memutuskan hubungan diplomatik dengan negara Israel sebagai penolakan dan kecaman atas serangan militer Israel yang agresif dan tidak proporsional yang terjadi di Jalur Gaza.
Menteri Kepresidenan Maria Nela Prada juga mengumumkan negaranya akan mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza. “Kami menuntut diakhirinya serangan” di Jalur Gaza “yang sejauh ini telah menyebabkan kematian ribuan warga sipil dan pengungsian paksa warga Palestina,” katanya pada konferensi pers pada Selasa malam.
Keesokan harinya, Israel langsung menuduh Bolivia melakukan “kapitulasi terhadap terorisme dan rezim ayatullah di Iran”. Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri juga berusaha mengecilkan keputusan Bolivia, dengan mengatakan “hubungan antar negara tidak ada isinya” sejak Luis Arce dilantik sebagai presiden.
Sementara itu Hamas, kelompok yang menguasai Jalur Gaza, menyambut baik keputusan Bolivia. Menurut Aljazirah, mereka mendesak negara-negara Arab yang telah menormalisasi hubungan mereka dengan Tel Aviv untuk melakukan hal yang sama.
Negara tetangga Kolombia dan Chile juga memanggil duta besar mereka untuk melakukan konsultasi yang mengecam kematian warga sipil di Gaza dan menyerukan gencatan senjata. Secara historis, negara-negara berhaluan kiri di Amerika Latin bersimpati dengan perjuangan Palestina, sementara negara-negara beraliran kanan cenderung mengikuti jejak Amerika Serikat.
Menulis di situs media sosial X, Presiden Chili Gabriel Boric menuduh Israel melakukan “pelanggaran yang tidak dapat diterima terhadap Hukum Humaniter Internasional” dan mengikuti kebijakan “hukuman kolektif” terhadap rakyat Gaza. Hal itu ia sampaikan saat ia mengumumkan penarikan kembali Duta Besar Jorge Carvajal.
Chile memiliki komunitas Palestina terbesar dan salah satu tertua di luar dunia Arab. Juga menulis di X, Presiden Kolombia Gustavo Petro menyebut serangan itu sebagai “pembantaian rakyat Palestina”. Atas sikap Kolombia, Israel menghentikan perdagangan senjata kedua negara. Negara-negara Amerika Latin lainnya, termasuk Meksiko dan Brazil, juga menyerukan gencatan senjata.
Bolivia adalah salah satu negara pertama yang mengumumkan berakhirnya hubungan diplomatik dengan Israel terkait perang di Gaza. Setidaknya 8.525 warga Palestina kini telah tewas dalam serangan Israel ke Gaza saat ini.
Bolivia sebelumnya memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel pada tahun 2009, juga sebagai protes terhadap tindakan Israel di Gaza. Hubungan baru pulih pada 2020.
Sekitar 2,3 juta orang tinggal di Gaza dan para pejabat PBB mengatakan lebih dari 1,4 juta di antara mereka kehilangan tempat tinggal akibat pemboman tanpa henti yang dilakukan Israel.
Sejumlah negara mayoritas Muslim sampai saat ini masih menjalin hubungan diplomatik dengan Israel. Turki dan Mesir sejak lama sudah memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. Sedangkan Bahrain dan Uni Emirat Arab menormalisasi hubungan dengan Israel melalui Perjanjian Abraham yang dimakelari Amerika Serikat pada 2020.
Sudan menyusul kemudian dengan syarat dihapus dari daftar negara teroris oleh AS. Pada 2020, Maroko dan Oman juga menormalisasi hubungan dengan Israel. Sedangkan Yordania membuka hubungan dagang dengan Israel pada 2021.
Sebelum serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 dan balasan brutal Israel pada hari yang sama, Israel sedang dalam pembicaraan serius dengan Saudi untuk menormalisasi hubungan. Amerika Serikat menjanjikan izin mengembangkan nuklir untuk keperluan sipil jika Saudi bersedia menjalin hubungan diplomatik dengan Israel.
Setop Ekspor
Pemimpin Tertinggi Iran Ali Hosseini Khamenei mengatakan Barat harus disalahkan atas bencana kemanusiaan yang sedang terjadi di Gaza dan telah “kehilangan muka” dalam opini publik global. “Masyarakat Gaza telah memobilisasi hati nurani masyarakat dengan kesabaran mereka. Lihatlah apa yang terjadi di dunia,” kata Khamenei dilansir Aljazirah.
“Di Inggris, Perancis, Italia, dan Amerika, banyak orang turun ke jalan dan kehadiran slogan-slogan yang menentang Israel dan Amerika Serikat. Mereka telah kehilangan kredibilitasnya dan sebenarnya tidak ada solusi bagi mereka karena mereka tidak dapat mengizinkan serangan Israel.
“Dunia Islam tidak boleh lupa bahwa dalam kasus Gaza, AS, Perancis, dan Inggrislah yang menentang rakyat tertindas di Gaza, bukan hanya rezim Zionis.” Pemimpin tertinggi juga meminta negara-negara Muslim untuk menghentikan ekspor minyak dan makanan ke Israel untuk menghentikan pemboman di Gaza.
Editor | : | Ali |
Sumber | : | Republika.id |
Kategori | : | Internasional |