
![]() |
Asap membubung setelah serangan Israel di lingkungan Tal Al Hawa di Kota Gaza, 2 November 2023.Foto: EPA-EFE/MOHAMMED SABER
|
(CAKAPLAH) - Seorang jurnalis Palestine TV secara emosional melaporkan kematian seorang kolega beserta keluarganya akibat pengeboman Israel di Gaza. Jurnalis yang melaporkan siaran langsung itu mengatakan dia sudah lelah dengan serangan Israel yang tidak menjamin keselamatan para jurnalis.
Para jurnalis yang telah menggunakan rompi antipeluru dan helm pelindung bertuliskan "Press" tidak luput dari serangan Israel. Dalam video yang diunggah oleh Middle East Eye, Jumat (3/11/2023), jurnalis tersebut mengatakan, para koleganya satu per satu menjadi syuhada karena pengeboman Israel.
"Kami sudah sangat lelah, kami menjadi korban, satu per satu berguguran dan tidak ada yang melihat bagaimana kami menghadapi kejahatan perang di Gaza,"ujar jurnalis pria itu sambil menahan tangis.
Jurnalis Palestine TV itu mengatakan para wartawan yang meliput di Gaza tidak mendapatkan perlindungan. Bahkan, rompi antipeluru dan helm pelindung yang mereka gunakan tidak dapat melindungi mereka. Secara emosional, jurnalis itu melepaskan rompi antipeluru dan helm pelindung yang dia gunakan.
"Ini semua (rompi antipeluru dan helm pelindung) hanya slogan, mereka tidak dapat melindungi wartawan, kami menjadi korban, satu per satu dari kami gugur sebagai syuhada. Kami seperti menunggu giliran (untuk mati)," ujar jurnalis tersebut yang melaporkan secara langsung dari sebuah rumah sakit.
Serangan udara Israel telah menewaskan seorang jurnalis yang bekerja untuk saluran televisi Otoritas Palestina serta 10 anggota keluarganya. Palestine TV menuduh Israel melakukan pembunuhan yang disengaja terhadap Mohammed Abu Hatab ketika mereka mengebom rumah keluarganya di Khan Younis, Gaza selatan pada Kamis (2/11/2023).
“Rekan kami Mohammed Abu Hatab gugur sebagai syuhada bersama anggota keluarganya dalam pengeboman Israel terhadap rumahnya di Khan Younis,” kata stasiun TV tersebut dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita Palestina, Wafa.
Sumber di Rumah Sakit Nasser di Khan Younis mengatakan sedikitnya 11 orang meninggal dunia dalam serangan itu. Serangan udara menghantam apartemen Abu Hatab tak lama setelah dia pulang ke rumahnya.
"Kolega kami, Mohammad Abu Hatab baru saja berada di sini sekitar setengah jam lalu, dan sekarang dia pergi meninggalkan kita," ujar seorang jurnalis Palestine TV.
Kepergian Abu Hatab telah membuat Palestine TV terpukul. Seorang pembawa berita di stasiun televisi tersebut menangis ketika rekannya melaporkan kematian Abu Hatab.
Sumber di Rumah Sakit Nasser di Khan Younis mengatakan sedikitnya 11 orang meninggal dunia dalam serangan itu. Serangan udara menghantam apartemen Abu Hatab tak lama setelah dia pulang ke rumahnya.
Palestine TV mengatakan serangan tersebut adalah pesan berdarah untuk meneror jurnalis Palestina, dengan tujuan menghentikan mereka menyampaikan penderitaan rakyat Palestina dan mengungkap kejahatan pendudukan Israel. Palestine TV mengatakan mereka akan terus menjalankan tugas untuk menyampaikan kabar tentang situasi terkini di Gaza.
"Kami tidak peduli seberapa besar pengorbanannya dan tidak peduli berapa banyak kejahatan yang dilakukan negara pendudukan terhadap jurnalis kami," ujar Palestine TV.
Persatuan Jurnalis Palestina mengatakan 27 anggotanya telah terbunuh di Gaza sejak 7 Oktober 2023. Perwakilan media lokal dan internasional di Gaza selalu bekerja dari kantor biro di Kota Gaza.
Namun, pengeboman intensif Israel, yang menghancurkan banyak bangunan, telah memaksa organisasi berita untuk mengirim tim mereka ke selatan Gaza. Bahkan serangan udara Israel juga mengenai sasaran di seluruh wilayah selatan.
Israel menggempur Gaza tanpa henti sejak 7 Oktober 2023. Serangan ini merupakan tindakan balasan atas infiltrasi mengejutkan Hamas ke Israel dan menyandera lebih dari 240 orang. Israel mengklaim 1.400 orang tewas karena serbuan Hamas.
Serangan mengejutkan Hamas ini telah membuat Israel kewalahan. Serbuan ini juga mengirimkan gelombang kejutan ke seluruh dunia. Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan 9.061 orang telah terbunuh, termasuk 3.760 anak-anak.
Editor | : | Ali |
Sumber | : | Republika.co.id |
Kategori | : | Internasional |










































01
02
03
04
05




