Pengamat Politik dari Universitas Islam Riau (UIR) Panca Setyo Prihatin
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar mengeluarkan surat penugasan kepada bakal Calon Kepala Daerah (Cakada) se-Riau yang ditandatangani langsung oleh Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Sekjen DPP Partai Golkar Lodewijk F Paulus pada 20 November 2023.
Hal ini merupakan tindak lanjut surat penugasan bakal Cakada se-Riau yang ditandatangani oleh Wakil Ketua Umum Ahmad Doli Kurnia Tandjung dan Sekretaris Jenderal Lodewijk F Paulus.
Namun, ada persoalan lain yang diungkapkan oleh internal Golkar Riau itu sendiri. Ternyata nama-nama yang diusulkan oleh DPD ke DPP tersebut banyak yang menyusul belakangan setelah pleno, dimasukkan sebelum pleno, dan ada pula nama-nama yang hilang dari usulan awal, kemudian ada di beberapa daerah terjadi kandidat tunggal yang diusulkan.
Menanggapi itu, Pengamat Politik dari Universitas Islam Riau (UIR) Panca Setyo Prihatin mengatakan, sejatinya untuk mencapai tujuan yang luas, pencalonan penugasan memang seharusnya ditujukan tidak hanya ke satu kandidat saja.
"Saya tidak terlalu memahami bagaimana aturan di dalam penugasan di partai politik (Partai Golkar). Pastilah partai punya mekanisme tersendiri untuk memutuskannya. Tapi dalam perspektif kepentingan politik partai dalam rangka menciptakan peluang sebesar mungkin untuk menarik simpati publik perlu ditabur banyak kader yang potensial di tiap daerah, karena masing-masing kader pastinya memiliki basis politik yang sudah dibinanya," katanya kepada CAKAPLAH.com, Jumat (24/11/2023).
"Saya berpikir jika hanya satu kader yang diutus tentu kekuatan dalam mendorong dukungan publik akan sempit, padahal kepentingan partai dalam pemilu serentak 2024 nanti dalam rangka kepentingan pemenangan partai melalui wakil-wakilnya yang dipercaya oleh publik," cakapnya lagi.
Sementara, kata Panca, kontestasi Pilkada baru akan dilaksanakan sekitar Oktober 2024. Maka dalam waktu yang ada, antara pileg dan pilkada, partai bisa mempertimbangkan dengan lebih leluasa siapa yang akan direkomendasikan partai untuk maju.
Jika hanya konsentrasi pada satu kader yang turun, Panca menduga akan ada perbedaan antara dukungan ke partai pada pemilu legislatif dan saat pilkada yang akan datang, karena aroma dan sensasinya juga berbeda.
"Jika tidak disikapi dengan bijak, maka partai akan banyak kehilangan peluang untuk memilih alternatif," katanya.
"Intinya saya sepakat bahwa partai harus memberikan penugasan yang banyak kepada kader partai untuk melakukan konsolidasi partai di basis, jika tidak maka peluang akan terkunci pada kader yang tersaji," tambahnya.
sebelumnya, terkait hal itu, senior Golkar Sudirman Almun mengkritisi penugasan DPP Golkar yang merupakan tindak lanjut dari usulan DPD I Golkar Riau tersebut, karena beberapa pos calon kepala daerah se-Riau ada yang berisikan satu kandidat saja, padahal kader Golkar yang potensial berlimpah di Riau.
Dimana hanya satu kandidat Cakada dalam penugasan Golkar terlihat beberapa daerah, termasuk untuk calon gubernur Riau, calon di Rohil, Siak, Inhu dan Pekanbaru.
"Yang namanya penugasan DPP apalagi untuk hal Pilkada itu pasti lebih dari satu calon, tak ada calon tunggal, namanya juga penugasan bukan penetapan," kata mantan Wasekjend DPP Golkar ini kepada CAKAPLAH.com, Kamis (23/11/2023).
"Itu namanya ada hal yang tidak beres dalam mengurusi partai dan wajib kader pertanyakan ada apa ini? Ini namanya kemunduran luar biasa terhadap Partai Golkar dan ini perlu dievaluasi DPD I nya, karena ini semua bermuara usulan dari DPD I dan tidak akan mungkin DPP mengerti nama-nama calon kepala daerah kalau tidak dari DPD I. Kecuali setelah hasil survei yang dilakukan DPP baru tahu nama-nama yang potensi di wilayah itu," tegasnya lagi.
Ia juga mengkritisi kepemimpinan Syamsuar dalam mengelola partai, terlebih hanya satu nama calon gubernur yaitu Syamsuar itu sendiri yang diusulkan.
"Syamsuar jangan takut tersaingi oleh kader kader Golkar dari internal sendiri. Bersaing dengan cara yang sehat. Kalau di awal saja sudah menentukan sikap sendiri mendingan enggak usah berpartai saja. Ketua DPD itu harus memberikan contoh yang baik terhadap kader," cakapnya lagi sembari mengatakan bahwa masih banyak kader potensial lain yang bisa bersaing untuk calon gubernur dan Bupati Walikota di Riau.
Maka dari kejadian ini, Sudirman Alum meminta DPP untuk mengevaluasi ulang calon kepala daerah baik gubernur dan walikota/bupati se Riau yang hanya didapati satu kandidat tunggal. Apalagi jadwal pilkada akan dimajukan.
"Bagi daerah yang kandidatnya serta penugasannya lebih dari satu, kita hargai itu, sama-sama turun ke masyarakat (calon yang diberi penugasan), tapi kita kritisi yang hanya ada satu kandidat di satu daerah," katanya.
"Harusnya Idris Laena sebagai korwil PP Sumatra I memberikan pembinaan terhadap ketua DPD I Golkar Riau supaya menjalankan organisasi taat akan aturan dan tidak boleh sesuka hati aja," tukasnya.
Sekretaris DPD I Nilai penugasan bermasalah
Ada persoalan lain yang diungkapkan Sekretaris DPD I Golkar Riau Indra Gunawan Eet. Ternyata nama-nama yang diusulkan oleh DPD ke DPP tersebut banyak yang menyusul belakangan setelah pleno, dimasukkan sebelum pleno, dan ada pula nama-nama yang hilang dari usulan awal.
"Nama-nama Cakada itu banyak yang bermasalah, ada yang masuk belakangan setelah pleno, ada pula nama yang hilang," kata Indra Gunawan Eet kepada CAKAPLAH.com, Kamis (23/11/2023).
"Seperti di Pekanbaru itu kan ada beberapa nama yang diusulkan, termasuk Bendahara DPD I, ada pula nama Ida Yulita, Sahril. Namun yang ada hanya satu nama," tambah Indra Gunawan Eet.
Selain itu, nama-nama yang disurvei bagus, namun tidak dimasukkan usulannya ke DPP. Antara lain Murnis untuk Rokan Hulu, dan Bustamam untuk Rokan Hilir.
"Murnis itu surveinya tinggi, Bustamam juga demikian di Rohil. Kita tahu, memang pak Afrizal selaku ketua DPD dan Bupati Rohil jadi prioritas, tapi nama Bustamam itu sebetulnya bisa jadi kompetitor sehat untuk terus bergerak," katanya.
"Kemudian di Meranti, kita tahu pak Iskandar memang Ketua DPD, tapi disurvei itu ada masuk nama Asmar dan Andika. Kenapa tiba-tiba Masrul Kasmy yang masuk," tegasnya.
Sementara itu, Wakil Ketua DPD I Golkar Riau, Ikhsan mengaku bahwa hal tersebut merupakan penugasan.
"Ini baru pemberitahuan dan surat tugas," cakapnya.
Berikut nama-nama kandidat bakal calon kepala daerah se-Riau dari Golkar yang tertera dalam surat tersebut:
Bakal Calon Gubernur:
Syamsuar
Bakal Calon Wakil Gubernur:
Muhammad Wardan
Bakal Calon Bupati Bengkalis:
Indra Gunawan Eet
Syahrial
Bakal Calon Bupati Inhil:
Septina Primawati
Ferryandi
Bakal Calon Bupati Indragiri Hulu:
Yulisman
Bakal Calon Bupati Kampar:
Repol
Amir Lutfi
Edwin Pratama Putra
Bakal Calon Bupati Kepulauan Meranti:
Iskandar Budiman
Masrul Kasmy
Bakal Calon Bupati Kuantan Singingi:
Adam
Gumpita
Bakal Calon Bupati Pelalawan:
Nasarudin
Adi Sukemi
Bakal Calon Bupati Rokan Hilir:
Afrizal Sintong
Bakal Calon Bupati Rokan Hulu:
Sahril Topan
Nono Patria Pratama
Sari Antoni
Bakal Calon Bupati Kabupaten Siak:
Indra Gunawan
Bakal Calon Walikotta Dumai:
Yanti Komalasari
Ferdiansyah
Bakal Calon Walikota Pekanbaru:
Parisman Ihwan