(CAKAPLAH) - Selama ini kita mungkin tidak sadar bahwa Presiden Soekarno kerap menggunakan peci miring. Cobalah perhatikan sejumlah fotonya! Namun ternyata, Soekarno menggunakan peci miring bukan tanpa alasan.
Selama ini mantan orang nomor satu di Indonesia itu sengaja menggunakan peci miring untuk menutupi lukanya. Hal itu diungkapkan oleh RM Soeharyono, keponakan RM Soemosewoyo yang juga bapak angkat Soekarno.
"Rahasia mengapa Soekarno selalu memakai peci miring karena untuk menutupi luka di jidatnya akibat terjatuh ketika bermain di pohon beringin yang ada di depan rumahnya," katanya.
Saat itu, Soekarno sering mengajak teman-temannya main ke Ndalem Pojok Wates di Desa Pojok, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri. Ya, dia bermain bersama dr Soetomo, R Sosrokartono (kakak kandung RA Kartini) dan HOS Tjokroaminoto dan juga Muso, tokoh PKI asal Kediri.
Di bawah pohon beringin, Soekarno dilatih oleh Tjokroaminoto untuk berorasi. Namun pohon beringin tempat dia latihan orasi itu ambruk karena diterjang angin pada 1970an.
"Keluarga kami sempat mendapat intimidasi dari militer atas ambruknya pohon beringin. Kami dikira tidak pro Orde Baru," kata Soeharyono.
Kini lokasi pohon beringin tempat di mana Soekarno berlatih orasi telah menjadi tiang bendera. Tempat itu saat ini digunakan untuk upacara menyambut hari besar nasional.
Makna warna hitam peci soekarno
Diketahui pria yang akrab disapa Bung Karno itu menggunakan peci buatan warga Tanah Abang bernama Mustofa Ahmad. Sekali pesan, Bung Karno memesan langsung 12 buah alias selusin peci.
Namun ternyata ada makna di balik pemilihan peci warna hitam Soekarno. Laman Brilio menjelaskan, awalnya peci merupakan penutup kepala buruh Melayu. Tetapi Bung Karno mencoba mengangkat kebiasaan masyarakat bawah, menjadi identitas dan dapat diterima semua kalangan.
Selain itu, warna hitam dipilih Soekarno karena dia terinspirasi dari salah satu penguasa negara di Eropa yang menjadikan warna tersebut sebagai simbol kekuasan, keberhasilan, dan kedisiplinan. Lalu warna hitam diubah Soekarno menjadi simbol egaliter, solidaritas, dan simbol perjuangan bangsa tertindas.
Editor | : | Bhimo |
Sumber | : | Merdeka.com |
Kategori | : | Serba Serbi |