PEKANBARU (CAKAPLAH) - Memiliki sembilan kursi di DPRD Riau membuat Partai Demokrat banyak diincar sejumlah kandidat bakal calon Gubernur Riau dan Balon Wakil Gubernur Riau. Tak hanya 'orang luar', tiga kader harus saling 'sikut' untuk bisa menggunakan perahu Demokrat untuk berlayar di Pilgubri 2018 mendatang.
Ketiganya adalah Asri Auzar, Firdaus dan Achmad. Sebenarnya, pertarungan memperebutkan Demokrat kali ini bisa dikatakan jilid II, mengingat ketiganya sudah melakukan pertarungan sebelumnya, kala memperebutkan kursi ketua Demokrat, dalam Musyawarah Daerah (Musda) IV yang digelar Rabu (9/8/2017), di Labersa Hotel beberapa waktu lalu.
Saat itu, Asri Auzar yang sebelumnya tak pernah disebut sebagai calon kuat, justru memperoleh dukungan mayoritas pemilik suara Musda Demokrat. Ia secara aklamasi menyingkirkan Mantan Bupati Rokan Hulu yang juga pernah menjadi Ketua DPD Demokrat Riau, Achmad dan mengubur impian Walikota Pekanbaru, Firdaus memimpin partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu.
Kini, medan 'perang' ketiga tokoh Demokrat ini kembali tersaji saat Demokrat harus menentukan pilihan, siapa sosok yang akan mereka usung di Pilgub Riau 2018 mendatang. Apakah akan mengusung calon gubernur dari internal, eksternal atau justru memilih berkoalisi dengan menyandingkan kadernya dengan partai lain.
Jika melihat proses penjaringan calon gubernur dan wakil gubernur Riau yang dilakukan Demokrat saat ini, ada 11 kandidat yang resmi mendaftar untuk diusung menjadi calon gubernur ataupun calon wakil gubernur.
Untuk posisi Calon Gubernur, Demokrat menerima berkas pendaftaran dari Arsyadjuliandi Rachman (Gubernur Riau), Achmad (Mantan Bupati Rohul), Lukman Edy (Anggota DPR RI dari PKB), Firdaus (Walikota Pekanbaru dan Ketua DPC Demokrat), dan HM Harris (Bupati Pelalawan) dan Alfajri.
Sementara untuk posisi calon wakil Gubernur, terdapat nama Asri Auzar (Ketua DPD Partai Demokrat Riau), Noviwaldy Jusman (Wakil Ketua DPRD Riau) dan, Hendry Munief (Ketua DPW PKS) dan Nasri Haroen.
Dari banyaknya 'pelamar' ke Demokrat, tiga nama yang sebelumnya pernah bertarung, terpaksa harus revans. Siapa yang paling layak diusung dan didukung Demokrat. Melihat peluang yang ada, ketiganya memiliki kans yang hampir sama. Hanya saja, ketiganya harus bisa meyakinkan SBY sang ketua umum nantinya.
Ketika ketiganya dimintai keterangan, mantan Bupati Rokan Hulu dua periode Achmad, sangat optimis bakal diusung Partai Demokrat untuk menjadi calon gubernur Riau 2018.
"Partai Demokrat ini ada proses, ada kriteria, yaitu survei. Peluang kita cukup besar berdasarkan survei, memang penetapannya DPP langsung, tapi kita dalam rangka mendapat perahu Demokrat haruslah dengan survei tinggi, dan melakukan sosialisasi, tapi kalau ada kader lain yang mendaftar tidak apa-apa, itu bagus bagi demokrasi," sebutnya.
Selanjutnya, Ia mengatakan berdasarkan hasil Musda beberapa waktu yang lalu yang diputuskan bahwa dirinya akan diusung untuk menjadi calon gubernur dari Partai Demokrat.
"Ketua DPD sama 11 ketua DPC se Riau membuat pernyataan sikap mendukung saya itu sebagai calon gubernur dari Partai Demokrat," cakapnya lagi.
Lebih lanjut, ia mengatakan dengan beberapa hal tersebut membuatnya yakin dan optimis akan diusung Partai Demokrat, tinggal lagi mencari koalisi untuk mencari wakil.
"Saya sudah daftar ke PAN, PPP, Nasdem, dan telah melakukan komunikasi insentif dengan PKS dan Gerindra, jadi saya optimis, kita hidup harus optimis," tukasnya.
Walikota Pekanbaru Firdaus MT menyatakan hal yang sama. "Prosesnya kan sedang berjalan, dan yang menentukan siapa yang akan diusung adala yang punya partai (Susilo Bambang Yudhoyono, red). Jadi kita tunggu saja keputusan dari DPP Partai Demokrat," tukasnya.
Dilanjutkan Firdaus, penentuan siapa yang bakal diusung dalam Pilgubri 2018, Partai Demokrat memiliki mekanisme. Untuk itu, Ia meminta kepada awak media untuk sabar menunggu siapa yang bakal diusung partai ini.
Firdaus menyerahkan semua kepada Allah SWT atas keinginannya untuk maju sebagai calon gubernur Riau.
"Saya akan tawakaltu alallahi, apakah Allah ridho saya maju bersama partai ini (Demokrat), atau Allah ridho saya maju lewat jalan lain," katanya, Kamis (21/9/2017).
Ia mengatakan, jika Allah meridhoi, jikapun nantinya tak diusung Demokrat, ia akan tetap maju dengan sampan lain, ataupun nantinya dengan jalur independen sekalipun. "Itu saja, saya katakan sekali lagi, kalau Allah ridho, semua jalan bisa ditempuh, tapi jika tidak, dengan jalan apapun tidak akan bisa," tukasnya.
Bagaimana dengan Asri Auzar yang hanya mendaftar sebagai Balon Wakil Gubernur Riau?. Putra asal Rokan Hiklir ini mencoba bersikap realistis. “Kalau ngambil formulir boleh-boleh saja, kenapa saya ambil sebagai wakil, karena kita tahu dan menyadari bahwa dua kader Demokrat juga sudah mencalonkan diri sebagai gubernur, yaitu pak Achmad dan pak Firdaus, kita ngukur bayang bayang lah,” katanya.
Saat ditanya apakah pencalonannya inu sebagai langkah untuk menjegal Achmad untuk maju, ia membantah keras hal tersebut.
“Kalau untuk mendaftar tidak ada larangan, karena kita partai terbuka dan sama-sama ingin membesarkan partai, pak Achmad dan pak Firdaus tetap kita perjuangkan, siapapun yang daftar tetap kita perjuangkan, karena nanti DPP yang memutuskan, ” sebutnya lagi.