PEKANBARU (CAKAPLAH) - Mewujudkan Kota Smart City Madani, 12 Kecamatan di Pekanbaru sudah mulai mengaktifkan E-Waroeng. Program ini ditujukan bagi masyarakat miskin tanpa perlu menggunakan uang tunai saat hendak berbelanja kebutuhan dapur.

Sejak diaktifkanya e-Waroeng, warga cukup membawa kartu seperti kartu ATM lalu menggeseknya di mesin Electronic Data Capture (EDC) yang ada di e-Waroeng yang sudah ditetapkan dan menukarkan kebutuhan dapur seperti 10 Kg beras dan 2 Kg gula.

"Di Pekanbaru program ini diluncurkan sejak Februari lalu. Tapi untuk pelaksanaan di lapangan, kita lakukan secara bertahap," kata Kepala Dinas Sosial Kota Pekanbaru, Chairani, Senin (25/9/2017).

Ditambahkan mantan camat Tampan ini, seluruh e-Waroeng yang ada di Pekanbaru jumlahnya sebanyak 24 lokasi. Namun sejauh ini baru 12 yang aktif. Dinsos menargetkan, akhir bulan ini seluruh e-Waroeng tersebut bisa diaktifkan.

"Yang belum diaktifkan itu karena belum ada mesik gesek EDCnya. Mudah-mudah bulan ini bisa kita aktifkan semua," ucapnya.

Ia menyebut, pengurus e-Waroeng tersebut dikelola oleh 10 orang yang merupakan warga penerima bantuan. Pengurus e-Waroeng terdiri dari ketua, sekretaris, bendara dan 7 orang anggota.

"Jadi pengurusnya bukan dari dinas sosial. Kami tugasnya hanya melakukan pembinaan dan pengawasan saja. Termasuk mengawasi apakah beras dan gula yang diberikan kepada para penerima bantuan itu layak atau tidak layak," tuturnya.

Sementara untuk menentukan titik mana saja yang akan dijadikan sebagai e-Waroeng, menjadi tugas pendamping. Bagi warga yang bersedia menyediakan tempat atau kedainya untuk e-Waroeng, maka nanti akan diberikan bantuan untuk biaya rehap warung atau rumah tersebut.

Menurut keterangan Chairani, satu e-waroeng harus bisa menjangkau minimal 200 sampai 500 Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

Sejak diluncurkan Februari lalu di Kecamatan Sail, pelaksanaan program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kota Pekanbaru belum berjalan maksimal. Terutama menyangkut edukasi dan sosialisasi kepada KPM. Sebab latar belakangan ekonomi dan pendidikan KPM yang masih rendah, membuat para penerima bantuan ini belum sepenuhnya bisa menggunakan kartu tersebut dengan baik.

Di Kota Pekanbaru jumlah penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) sebanyak 20.467 orang. Dari jumlah tersebut 7.142 diantaranya adalah Program Keluarga Harapan (PKH). Sementara sisanya 13 ribu lebih merupakan non PKH. Sejak program ini digulirkan, warga penerima bantuan tidak lagi membawa uang tunai seperti tahun-tahun sebelumnya.