SIAK (CAKAPLAH) - Warga Kampung Benteng Hulu, Kecamatan Mempura, Kabupaten Siak, Riau mengeluh soal kesenjangan pembangunan yang dirasakan dalam lima tahun terakhir. Warga merasa tidak diperhatikan oleh pemerintah dalam banyak sektor mulai dari pendidikan, sosial hingga infrastruktur.
Begitu yang diungkapkan oleh Abdul Qodir (58) warga Dusun Sehati, Kampung Benteng Hulu, Kecamatan Mempura saat ditemui di kediaman Mulyono dalam acara silaturahmi Ir Irving Kahar Arifin dengan masyarakat Benteng Hulu, Kamis (13/9/2024) malam.
Abdul Qodir menyampaikan keluh kesahnya kepada Irving sebagai bakal calon Bupati Siak di Pilkada 2024. Dia menyebut daerah kampungnya adalah daerah rawan banjir ROB setiap memasuki musim penghujan.
Mirisnya pemerintah kabupaten Siak selama ini tidak mencari solusi bagaimana penyelesaian terhadap bencana banjir yang hampir tiap tahun terjadi. Pemerintah hanya menyalurkan sembako saja lalu menyuruh warga tabah dan bersabar menerima kondisi tersebut.
Apalagi soal pendidikan yang minim fasilitas, banyak sekolah tingkat SD dan SMP di Kecamatan Mempura yang masih kurang perhatian. Pada kesempatan itu, dia menaruh harapan terhadap sosok Irving yang dirasa kompeten menangani permasalahan kesenjangan yang terjadi saat ini.
Abdul Qodir ingin ke depan mempunyai pemimpin yang mampu bertindak cepat dan tepat untuk menyejahterakan masyarakat. "Sangat bagus, saya rasa bisa menjadi bupati Siak, Insyaallah. Apalagi dia (Irving) seorang insinyur dan dia tau bagaimana membangun Siak lebih hebat," ungkap Abdul Qodir kepada media.
Menanggapi permasalahan yang disampaikan warga, Irving mengetahui betul apa dan bagaimana yang dirasakan warga, apalagi dia mantan Kepala Dinas PU Tarukim yang juga turun tangan saat bencana banjir terjadi di Kecamatan Mempura.
Irving bercerita, soal banjir ROB yang sering melanda Benteng Hulu dan sekitarnya. Ia mengungkapkan akar masalah yang terjadi adalah pendangkalan anak sungai di Mempura, ditambah akibat perusahaan sawit yang ketika musim hujan membuka kanal tempat penampungan air sehingga air masuk ke anak sungai yang sempit dengan debit tinggi.
"Terus terang perusahaan sawit itu yang merugikan masyarakat, saya pernah menyampaikan saat itu kepada kepala daerah bahwa daerah ini Daerah Aliran Sungai (DAS) yang jadi kewenangan pemerintah pusat, maka harus ada izin. Sekarang mereka ada tidak izin itu? Di situ peran Pemda Siak membuat kebijakan terhadap perusahaan ini. Kan itu akar masalahnya," kata Irving.
"Ketika banjir yang dilakukan Pemkab cuma bagi-bagi sembako, harusnya tegas dan cari solusi masalahnya, sebenarnya bisa kok. Saat itu saya sebagai orang PU ambil inisiatif menurunkan alat berat untuk mengeruk dan menggali tepian sungai supaya air mengalir dan surut. Bahkan saya sempat kasihan juga sama operator yang kerja siang malam untuk itu, tapi demi masyarakat ya kita harus bertindak. Kita kerja, itu tidak ada insentifnya. Atas dasar kemanusiaan ya kita ambil langkah itu," sambungnya.
Dia ingin ke depan semua permasalahan yang ada di kampung-kampung bisa diselesaikan bertahap jika dia diamanahkan menjadi kepala daerah. Menggesa program prioritas tepat sasaran yang tidak terkesan pencitraan.**
Penulis | : | Wahyu |
Editor | : | Delvi Adri |
Kategori | : | Politik, Kabupaten Siak |