KAMPAR KIRI (CAKAPLAH) - Hingga hari kedua pemburuan beruang yang menewaskan petani karet di Desa Teluk Paman, Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar masih nihil. Belum ada tanda-tanda hewas buas ini terperangkap. Masih berkeliaran dengan bebas. Bahkan warga yang nekat ke kebun kembali ketakutan karena mendengar suara beruang meraung-raung.
Salah seorang petugas dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Rekso mengatakan, hingga Kamis (5/10/2017) pukul 18.00 WIB, beruang ini belum tertangkap. Bahkan, tanda-tandanya belum ada.
"Belum lagi. Ini kita di sekitar perangkap, belum ada sepertinya beruang yang mendekat," kata Rekso.
Dia menyebut, saat ini ada enam orang petugas dari BBKSDA yang sedang berjaga di sekitaran perangkap beruang. Mereka juga dibantu beberapa orang warga. Sesekali, mereka mensurvey lokasi-lokasi lain. Tentunya, dengan peralatan yang safety.
Dari informasi yang diterima CAKAPLAH.COM, pagi Kamis, terdengar suara raungan beruang di sekitar kebun karet di desa itu, oleh warga yang nekat ke kebun. Mendengar itu, warga ini langsung kabur ke pemukiman. Meninggalkan kebun itu.
Warga ini pun juga telah melaporkannya ke petugas BBKSDA. Mendapat laporan itu, petugas langsung menelusuri sumber suara raungan itu. Namun, hasilnya tetap nihil. Tidak terlihat ada beruang di sekitar bunyi itu.
"Kita sudah cek ke sana, tapi tak ada," kata Rekso.
Kepala Desa Teluk Paman, Rinno Chandra juga menyampaikan hal yang sama, bahwa beruang belum berhasil ditangkap.
"Sekarang petugas dari BBKSDA sedang standby di lokasi," ujarnya.
Sebelumnya, pada Rabu (4/10/2017),
BBKSDA Riau bersama warga, memasang satu kerangkeng untuk menangkap beruang yang menerkam warga. Kerangkeng ini dipasang, berjarak sekitar 200 meter dari lokasi kejadian.
Kerangkeng ini terbuat dari besi, berukuran 150x75x50 centimeter. Di sisi-sisinya, terbuat dari jeruji besi. Di sisi bagian pintu, dibuka. Tapi, apabila ada beruang yang masuk, pintu tertutup dengan otomatis. Untuk menghindari kecurigaan beruang, kerangkeng ditutupi dengan daun-daun hijau.
Di dalam kerangkeng, diberi umpan sarden. Dipilihnya sarden, karena baunya lebih kuat, sehingga bisa memancing beruang untuk datang. "Umpannya sarden. Senjata Bius juga kita stanby-kan," kata Kabid KSDA Wilayah I BBKSDA Riau, Mulyo Utomo.
Dia menyebut, kerangkeng ini akan dikontrol setiap hari oleh petugas yang sudah berkompeten. Namun, dia belum bisa memprediksi kapan beruang ini bisa terperangkap dalam kerangkeng.
"Kita harapkan bisa secepatnya tertangkap. Sehingga ini bisa menghilangkan ketakutan masyarakat. Kalau kerangkeng ini, kita pasang sampai tertangkap," ujarnya.
Jika dalam waktu dua atau tiga hari ini tidak juga terperangkap, maka kerangkeng akan dipindahkan. "Bisa saja nanti dipindahkan ke jalur perlintasan beruang ini," sebut dia.
Selain itu, sebagai upaya untuk mengusir beruang ini, dilakukan juga dengan membunyikan petasan di sekitar lokasi.
Penulis | : | Akhir Yani |
Editor | : | Hadi |
Kategori | : | Kabupaten Kampar, Peristiwa |