(CAKAPLAH) Seorang hakim federal Amerika Serikat berani menentang Presiden Donald Trump dan menganulir keputusan eksekutif yang dikeluarkannya. Ternyata ini bukan kali pertama hakim ini memicu kontroversi demi keyakinan yang dia anggap benar.
James L. Robart nama hakim federal Seattle itu. Keputusan Robart berhasil membatalkan perintah eksekutif Trump yang melarang masuk warga dari tujuh negara mayoritas Muslim. Menurut Robart, keppres Trump itu melanggar konstitusi.
Lahir tahun 1947 di Seattle, Robart lulus dari Whitman College pada 1969 dan melanjutkan kuliah di Georgetown Law School hingga 1971. Dia berpraktik sebagai pengacara di Seattle dari tahun 1973 hingga 2004.
Robart ditunjuk Presiden George W Bush menjadi hakim federal pada 2004, dan kini dia adalah hakim senior Amerika Serikat.
Pria 69 tahun ini selama bertugas dikenal pembela kelompok minoritas dan masyarakat lemah. Mengutip berbagai sumber, Robart kerap bekerja pro bono alias tidak dibayar ketika menjadi pengacara, terutama dalam kasus-kasus yang menimpa imigran asal Asia Tenggara.
Dia juga dikenal dermawan dan kerap terlibat dalam kegiatan kemasyarakatan bagi pemuda-pemuda berkebutuhan khusus. Robart adalah mantan presiden Seattle Children's Home, sebuah yayasan yang menangani anak-anak cacat.
Ini juga bukan kali pertama dia jadi pemberitaan. Sebelumnya tahun lalu, Robart memicu kontroversi setelah mengatakan "black lives matter" dalam pengadilan dengar kasus kekerasan terhadap warga kulit hitam oleh polisi.
"Black lives matter" adalah slogan yang didengungkan para demonstran terhadap pembunuhan polisi terhadap warga kulit hitam Amerika.
Robart juga mengatakan kekerasan polisi telah menyebabkan kematian 41 persen warga kulit hitam Amerika Serikat.
Pengadilan menurut Robart adalah sarana untuk membantu rakyat papa dan yang dirugikan. Robart menegaskan bahwa dia memperlakukan semua orang di ruang pengadilannya dengan "bermartabat dan terhormat" tanpa memandang status.
Dalam kasus kebijakan Trump, Robart mengatakan perintah eksekutif itu tidak memenuhi rasa keadilan. Trump beralasan larangan masuk demi mencegah teroris masuk ke AS. Pahal menurut Robart, sejak 9/11 tidak pernah ada serangan teroris di AS yang dilakukan oleh warga ketujuh negara itu.
Pada sebuah kutipannya yang terkenal, Robart mengatakan kepuasan terbesarnya sebagai hakim adalah ketika menghadirkan keadilan kepada semua orang, termasuk kelompok minoritas.
"Membantu mereka yang sangat memerlukan dan punya masalah mendesak adalah hal yang paling memuaskan dalam praktik hukum," ujar Robart.
"Saya akan memperlakukan semua orang di pengadilan dengan bermartabat dan rasa hormat, sehingga ketika mereka meninggalkan pengadilan, mereka akan merasa mendapat keadilan," lanjut Robart.
Editor | : | Hadi |
Sumber | : | Kumparan.com |
Kategori | : | Internasional |