PEKANBARU (CAKAPLAH) - Setelah menyambut kedatangan mantan calon gubernur DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan acara tepuk tepung tawar di Balai Adat Melayu Riau, kini pengurus Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) kembali membuat kebijakan yang kontroversi dan mengundang reaksi banyak orang.

Hal ini tidak terlepas dari pemberian gelar adat kepada Ketua Badan Perwakilan Daerah (BPD) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Riau Budi Febriadi pada Rabu (8/11/2017) kemarin. LAMR menyematkan gelar Datuk kepada Budi Febriadi.

Pemberian gelar Datuk kepada Budi Febriadi mengundang reaksi dari berbagai pihak. Bahkan penolakan terhadap pemberian gelar ini juga terjadi di internal LAMR sendiri.

Dari informasi yang diterima CAKAPLAH.COM, beberapa pengurus dan tokoh LAM sempat mempertanyakan alasan pemberian gelar adat oleh Ketua LAMR Syahril Abu Bakar tersebut.

Baca: Acara Tepuk Tepung Tawar Menyambut AHY di LAMR Dipertanyakan

Sebagian lagi juga mempertanyakan pemberian gelar yang tidak melalui mekanisme seharusnya itu. "Ada mekanisme yang tidak dijalankan. Ketika rapat sebelum pemberian gelar, beberapa tokoh mempertanyakan ini (pemberian gelar terhadap Budi Febriadi, red)," ungkap salah seorang pengurus LAM yang mewanti-wanti namanya tidak disebutkan dalam berita CAKAPLAH.COM ini.

Hal senada diungkapkan tokoh LAM Riau, OK Ni‎zami Jamil. Saat berbincang dengan CAKAPLAH.COM, ia mengatakan gelar adat biasanya diberikan kepada seseorang berdasarkan prestasi penerima untuk kepentingan Riau, adat dan budaya Melayu dan LAM Riau sendiri.

"Ya misalnya apa jasa-jasa penerima terhadap negeri ini, khususnya negeri Riau ini. Bahkan untuk pemberian gelar adat juga harus melalui sidang pleno dan rapat majelis adat. Saya tidak tahu juga apa dasar LAM memberi gelar Datuk kepada Budi Febriadi. Kalau itu silahkan tanya ke pengurus LAM-nya," ujarnya.

Baca: LAMR Anugerahi Gelar Adat Datuk Ketua HIPMI Riau

Menurutnya pemberian gelar adat tidak bisa sembarang dilakukan oleh LAM Riau. Sebab gelar adat ini merupakan hal yang sakral dan tidak sembarang orang bisa menerimanya.

"Sebelum diberikan gelar adat itu kalau dulu kita lihat jasa-jasanya. Apa saja jasa yang sudah diberikan terhadap negeri Riau yang kita cintai ini dan untuk masyarakat. Makanya harus dilihat dulu data-data wirawat hidup ‎si penerima, ada tidak cacat hukum dan moral dan sebagainya," pungkasnya.

Untuk dikatahui, Rabu (8/11/2017) kemarin baru saja memberi gelar adat kepada Budi Febriadi dengan sebutan "Datuk". Penambalan gelar itu dilakukan di Gedung LAM Riau, Jalan Diponegoro, Pekanbaru.

Budi Febriadi adalah Ketua Badan Perwakilan Daerah (BPD) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Riau yang terpilih secara aklamasi ‎dan dilantik hari ini, Kamis (9/11/2017).

Ketua Umum Dewan Pengurus Harian (DPH) Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Syahril Abu Bakar mengatakan pemberian gelar adat ini dinilai layak diberikan karena Budi Febriadi sebagai anak muda melayu yang telah terjun ke dunia perniagaan, dan bahkan kini menjadi ketua HIPMI Riau. "Kalau zaman dulu kala, orang Melayu terkenal dengan perniagaannya. Terkenal dengan saudagarnya," ujar Syahril, Rabu (8/11/2017).

Ia mengatakan saat ini sudah sangat jarang sekali ditemukan anak muda yang berkecimpung di dunia usaha ataupun perniagaan. "Anak muda sekarang lebih tergiur dan terjebak dengan keinginannya menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).

Sehingga mereka berlomba-lomba berebut kursi ASN, padahal peluang untuk menjadi ASN sangat kecil. Jumlah formasi ASN yang dibutuhkan tidak sebanding dengan jumlah pendaftar," jelasnya.

Gelar Adat untuk Orang Berjasa

Dari penelusuran dari laman website resmi LAMR disebutkan dengan jelas syarat dan ketentuan pemberian gelar adat oleh LAMR. Dalam lamriau.id disebutkan bahwa Gelar Kehormatan Adat dan Tanda kehormatan diberikan kepada tokoh secara perorangan yang dianggap berjasa dalam meningkatkan harkat, martabat, dan pelestarian adat budaya Melayu Riau.

Untuk memperoleh gelar adat tersebut di atas, harus memenuhi syarat yakni Beragama Islam, Memiliki integritas moral dan keteladanan, Berjasa dalam meningkatkan harkat, martabat, dan pelestarian adat budaya Melayu Riau, bersedia menerima Gelar Adat dan Gelar Kehormatan Adat yang diberikan dengan segala kelengkapan, hak, dan kewajiban yang ditentukan oleh Lembaga Adat Melayu Riau selaku pemberi gelar. Selain itu bersedia dikukuhkan/ditabalkan gelarnya dalam upacara penabalan dengan segala atur caranya yang diadakan oleh Lembaga Adat Melayu Riau.

Sementara itu, pemberian gelar adat dilakukan melalui tahapan diantaranya LAMR menerima usulan pemberian gelar secara internal dari LAMR Provinsi dan atau kabupaten/kota, atau usulan juga dapat diterima dari perorangan dan atau kelompok masyarakat Melayu Riau.

Selanjutnya LAMR membentuk Tim Penapis Pemberian Gelar. Tim Penapis Pemberian Gelar menerima, meneliti, mengkaji keabsahan dan kelayakan calon penerima gelar; Tim Penapis Pemberian Gelar menyampaikan hasil kerjanya kepada Majelis Kerapatan Adat Lembaga Adat Melayu Riau; serta, Majelis Kerapatan Adat Lembaga Adat Melayu Riau melaksanakan rapat untuk membahas dan menetapkan pemberian gelar.