Raih Gelar Master di Negeri Belanda, Yogi Harus Berdamai dengan Diri Sendiri
Selasa, 26 Desember 2017 15:05 WIB
KAMPAR (CAKAPLAH) - Kerja keras takkan pernah mengkhianati hasil. Itulah adagium yang pas untuk menggambarkan perjuangan dan kerja keras seorang anak desa bernama Yogi Suardiwerianto (30) dalam menempuh ilmu hingga berhasil meraih gelar Master dari negeri kincir angin.
Perjuangan Yogi adalah perjuangan seorang anak manusia yang dipenuhi dengan airmata, semangat yang tak henti saat diri merasa lelah dirantau, serta kerja keras dan niat yang konsisten agar berhasil di negeri orang.
Tak semua orang bisa seperti Yogi dalam menjaga semangat serta niat yang terus berkesinambungan. Sebagai manusia, rasa jenuh dan putus asa adalah hal manusiawi. Yang tidak biasa adalah bagaimana rasa sentimentil itu justru menjadi lecutan semangat bahkan dijadikan cambuk agar bisa secepatnya mencapai satu titik, untuk kemudian mendarmabaktikan hasil yang diperoleh pada negeri tercinta.
"Saya tak pernah menyangka bisa mencapai sejauh ini. Jujur saja, awalnya saya sempat ingin menyerah dengan tantangan yang berdatangan apalagi kita berada di negeri orang. Namun berkat dukungan dari keluarga dan atasan saya, akhirnya semua bisa saya lalui," kenang Yogi, memulai ceritanya.
Sebagai laki-laki asli kelahiran Teluk Dalam, Kabupaten Pelalawan, Yogi lahir dan tumbuh di daerah yang jauh dari hiruk-pikuk kesibukan orang-orang kota. Dari Teluk Dalam ke Ibukota Kabupaten Pelalawan saja yakni Pangkalan Kerinci, butuh waktu sekitar 3 hingga 4 jam dengan menyusuri Sungai Kampar. Jika ditempuh lewat daratan, waktunya akan lebih lama lagi.
Namun ternyata, mimpi Yogi melampaui itu semua. Selepas sekolah di SMA Plus Pekanbaru, Yogi meneruskan pendidikannya di jurusan Ilmu Kelautan di Institut Pertanian Bogor (IPB), Bogor. Pengalaman hidup yang mengajarkan Yogi tentang kesederhanaan dan ketepatan waktu, sehingga tak mengalami kesulitan hingga akhirnya berhasil menggondol gelar Sarjana Ilmu Kelautan dari Institut Pertanian Bogor (IPB). Tanpa membuang waktu, Yogi pulang ke kampung halaman di Riau dan langsung mencari pekerjaan.
Tahun 2011, Yogi berhasil diterima oleh perusahaan terkemuka di Riau, PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP). Diterima di RAPP, Yogi ditempatkan di Departemen Manajemen Lahan Gambut dengan jabatan Assistent Trainee.
Dinilai memiliki kondite yang bagus serta etos semangat kerja baik, salah satu atasan Yogi memintanya untuk mengikuti program pendidikan lanjutan yang dibuka oleh perusahaan. PT RAPP memang kerapkali meneropong kinerja karyawan dan akan mempromosikan karyawan tersebut jika dinilai memiliki kelebihan atau hal-hal lain yang akan bisa memajukan perusahaan.
"Saya juga tak tahu persis, kenapa atasan memilih saya untuk mengikuti program pendidikan lanjutan itu. Tapi karena saya senang mencari ilmu, saya ikuti saja apa yang diperintahkan oleh atasan saya itu," katanya.
Lalu dengan beberapa rekannya, Yogi menghadapi serangkaian tugas terkait dengan program studi yang akan diambil. Namun program studi yang akan diambilnya ini berbeda dengan latar belakang studinya saat dia mengambil gelar Sarjana. Tapi karena ruang lingkup kerjanya berkaitan dengan gambut, maka mau tak mau membuat laki-laki kelahiran tahun 1987 ini harus banting setir dalam meraih gelar Master-nya. Teknik Pengairan adalah studi yang akan diambilnya guna mengambil gelar Master.
Di sinilah tantangan jika tak mau disebut kendala sepertinya mulai terjadi. Ternyata, karena gelar Master yang diambilnya tidak inline dengan jurusan yang diambil sebelumnya membuat banyak Universitas di luar negeri yang menolak.
"Ada beberapa Universitas di Australia dan Inggris saya mendaftar, namun lagi-lagi berakhir dengan penolakan," keluh Yogi sambil menghela napas.
Untungnya Yogi memiliki mental baja. Pelajaran hidup ketika menjadi anak perantau telah menempanya menjadi laki-laki yang tak patah semangat. Berbekal rekomendasi dari salah seorang rekannya, Yogi akhirnya mendaftar dan lulus untuk M.Sc Programme: Water Science and Engineering di IHE Delft Institute for Water Education, the Netherlands.
"Lumayan panjang perjuangannya untuk mengambil gelar Master di Universitas yang sesuai," katanya.
Cerita Yogi, bulan-bulan pertama kuliah adalah masa-masa terberat baginya. Bahkan, sempat terbetik dibenaknya dan mengutuki kebodohannya karena mau mengambil jurusan bukan lanjutan dari kuliahnya dulu. Jika waktu bisa diputar ulang, ingin rasanya Yogi mengundurkan diri dari semuanya ini. Pergolakan batin itu cukup lama mendekam di hatinya. Bahkan sempat terpikir, dirinya ingin pulang saja ke Indonesia, ke rumah orangtuanya di Salo Kabupaten Kampar.
"Tapi pada satu titik, saya mencoba reka ulang kembali perjalanan hidup saya sampai saya menginjak Negeri Belanda ini. Perlahan, kesadaran itu kembali muncul. Kesadaran untuk menuntaskan semuanya hingga selesai dan memberikan yang terbaik bagi orang-orang yang dicintainya. Termasuk juga bagi perusahaan PT RAPP yang telah membiayai studi saya ini 100 persen penuh," katanya.
Perlahan namun pasti, Yogi berhasil bangkit dari perang batinnya sendiri. Jika mau berhasil maka dia harus berdamai dengan diri sendiri, itu tekadnya. Namun bukan berarti setelah itu semuanya mulus saja, karena dalam saat-saat tertentu pergolakan batin itu kembali muncul.
"Kalau pas bulan Ramadhan, rasa ingin pulang ke Indonesia, ke kampung halaman itu makin menguat. Apalagi di negeri Belanda, lebih dari 12 jam kita harus berpuasa. Di sana, karena musim yang berbeda dengan Indonesia, kita mulai menahan lapar dari jam 3 dini hari sampai jam 10 malam. Kondisi-kondisi seperti itu yang membuat saya kangen dengan Indonesia, dengan kampung halaman," ujarnya mengenang.
Namun ternyata hal-hal seperti itu yang justru makin melecutkan semangatnya agar bisa secepatnya menyelesaikan studinya di Belanda. Semua mata kuliah dan tugas-tugas dari dosennya tak ada yang tak dia ikuti. Hingga akhirnya, dua tahun kurang dua bulan, Yogi berhasil menyelesaikan kuliahnya dan kembali ke tanah air dengan meraih IPK 7,7 dari skala 10.
Kembali bekerja di PT RAPP, Yogi mulai menerapkan ilmu-ilmu teknik pengairan yang didapatnya terutama menerapkan sistem Hydraulical Modelling yang lebih canggih di perusahaan yang telah membiayainya hingga meraih gelar Master. Dan kini, bersama satu rekan departemennya, Yogi mulai menjalankan teknologi canggih yang dipelajarinya dari hasil studinya yakni Integrated Catchment Modelling.
Kini, bekerja di perusahaan yang telah memberikan mimpi yang melampaui dari cita-citanya dulu, membuat Yogi ingin memberikan yang terbaik bagi perusahaannya ini. Kadang, dia bersyukur bahwa dirinya bisa terpilih untuk melanjutkan studi ke negeri Belanda hingga meraih gelar Master.
Pasalnya, dia teringat saat kawan-kawan sekelasnya yang bersama-sama mengambil Master heran karena dirinya bisa disekolahkan oleh perusahaan tempatnya bekerja. Sepertinya, bagi mareka hal seperti itu tak lazim. Soalnya, perusahaan Internasional sekelas RAPP pasti akan mudah merekrut karyawan ahli yang dibutuhkan oleh perusahaan, tapi ini kebalikan karena RAPP justru membiayai karyawannya agar karyawan tersebut bisa ahli di bidang tertentu, yang dibutuhkan oleh perusahaan.
"Mereka bilang, kok mau ya perusahaan Internasional membiayai karyawannya untuk sekolah lagi? Padahal jika perusahaan butuh karyawan expert dengan keahlian tertentu, mereka hanya tinggal merekrut saja ahlinya, begitu kata kawan-kawan saya. Karena itu, saya merasa bersyukur RAPP telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mendalami ilmu," ungkapnya.
Tapi sebenarnya, lanjutnya, apa yang dilakukan RAPP dengan membiayai karyawan untuk melanjutkan studi hingga ahli di bidang tertentu, itu adalah hal yang lumrah bagi perusahaan RAPP. Pasalnya, sudah banyak karyawan yang merasakan dan menikmati ilmu yang diraihnya dari hasil studi yang dibiayai oleh perusahaan.
"Jadi bagi kami sendiri, ini sebenarnya tak aneh. RAPP sudah biasa karena ini adalah sebagai bentuk investasi dalam pengembangan bakat karyawan di perusahaan. Nilai profesional benar-benar menjadi tolak ukur. Bahkan Grup APRIL sendiri memberi dukungan bagi karyawannya melalui penawaran beasiswa, tunjangan kesejahteraan dan program pelatihan. Bagi saya, RAPP dengan Grup APRIL-nya telah banyak memberikan karyawannya kepercayaan, kepercayaan untuk berkembang terus sehingga dapat memberikan yang terbaik bagi perusahaan lewat kemampuan yang kita miliki," tutupnya.
Perjuangan Yogi adalah perjuangan seorang anak manusia yang dipenuhi dengan airmata, semangat yang tak henti saat diri merasa lelah dirantau, serta kerja keras dan niat yang konsisten agar berhasil di negeri orang.
Tak semua orang bisa seperti Yogi dalam menjaga semangat serta niat yang terus berkesinambungan. Sebagai manusia, rasa jenuh dan putus asa adalah hal manusiawi. Yang tidak biasa adalah bagaimana rasa sentimentil itu justru menjadi lecutan semangat bahkan dijadikan cambuk agar bisa secepatnya mencapai satu titik, untuk kemudian mendarmabaktikan hasil yang diperoleh pada negeri tercinta.
"Saya tak pernah menyangka bisa mencapai sejauh ini. Jujur saja, awalnya saya sempat ingin menyerah dengan tantangan yang berdatangan apalagi kita berada di negeri orang. Namun berkat dukungan dari keluarga dan atasan saya, akhirnya semua bisa saya lalui," kenang Yogi, memulai ceritanya.
Sebagai laki-laki asli kelahiran Teluk Dalam, Kabupaten Pelalawan, Yogi lahir dan tumbuh di daerah yang jauh dari hiruk-pikuk kesibukan orang-orang kota. Dari Teluk Dalam ke Ibukota Kabupaten Pelalawan saja yakni Pangkalan Kerinci, butuh waktu sekitar 3 hingga 4 jam dengan menyusuri Sungai Kampar. Jika ditempuh lewat daratan, waktunya akan lebih lama lagi.
Namun ternyata, mimpi Yogi melampaui itu semua. Selepas sekolah di SMA Plus Pekanbaru, Yogi meneruskan pendidikannya di jurusan Ilmu Kelautan di Institut Pertanian Bogor (IPB), Bogor. Pengalaman hidup yang mengajarkan Yogi tentang kesederhanaan dan ketepatan waktu, sehingga tak mengalami kesulitan hingga akhirnya berhasil menggondol gelar Sarjana Ilmu Kelautan dari Institut Pertanian Bogor (IPB). Tanpa membuang waktu, Yogi pulang ke kampung halaman di Riau dan langsung mencari pekerjaan.
Tahun 2011, Yogi berhasil diterima oleh perusahaan terkemuka di Riau, PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP). Diterima di RAPP, Yogi ditempatkan di Departemen Manajemen Lahan Gambut dengan jabatan Assistent Trainee.
Dinilai memiliki kondite yang bagus serta etos semangat kerja baik, salah satu atasan Yogi memintanya untuk mengikuti program pendidikan lanjutan yang dibuka oleh perusahaan. PT RAPP memang kerapkali meneropong kinerja karyawan dan akan mempromosikan karyawan tersebut jika dinilai memiliki kelebihan atau hal-hal lain yang akan bisa memajukan perusahaan.
"Saya juga tak tahu persis, kenapa atasan memilih saya untuk mengikuti program pendidikan lanjutan itu. Tapi karena saya senang mencari ilmu, saya ikuti saja apa yang diperintahkan oleh atasan saya itu," katanya.
Lalu dengan beberapa rekannya, Yogi menghadapi serangkaian tugas terkait dengan program studi yang akan diambil. Namun program studi yang akan diambilnya ini berbeda dengan latar belakang studinya saat dia mengambil gelar Sarjana. Tapi karena ruang lingkup kerjanya berkaitan dengan gambut, maka mau tak mau membuat laki-laki kelahiran tahun 1987 ini harus banting setir dalam meraih gelar Master-nya. Teknik Pengairan adalah studi yang akan diambilnya guna mengambil gelar Master.
Di sinilah tantangan jika tak mau disebut kendala sepertinya mulai terjadi. Ternyata, karena gelar Master yang diambilnya tidak inline dengan jurusan yang diambil sebelumnya membuat banyak Universitas di luar negeri yang menolak.
"Ada beberapa Universitas di Australia dan Inggris saya mendaftar, namun lagi-lagi berakhir dengan penolakan," keluh Yogi sambil menghela napas.
Untungnya Yogi memiliki mental baja. Pelajaran hidup ketika menjadi anak perantau telah menempanya menjadi laki-laki yang tak patah semangat. Berbekal rekomendasi dari salah seorang rekannya, Yogi akhirnya mendaftar dan lulus untuk M.Sc Programme: Water Science and Engineering di IHE Delft Institute for Water Education, the Netherlands.
"Lumayan panjang perjuangannya untuk mengambil gelar Master di Universitas yang sesuai," katanya.
Cerita Yogi, bulan-bulan pertama kuliah adalah masa-masa terberat baginya. Bahkan, sempat terbetik dibenaknya dan mengutuki kebodohannya karena mau mengambil jurusan bukan lanjutan dari kuliahnya dulu. Jika waktu bisa diputar ulang, ingin rasanya Yogi mengundurkan diri dari semuanya ini. Pergolakan batin itu cukup lama mendekam di hatinya. Bahkan sempat terpikir, dirinya ingin pulang saja ke Indonesia, ke rumah orangtuanya di Salo Kabupaten Kampar.
"Tapi pada satu titik, saya mencoba reka ulang kembali perjalanan hidup saya sampai saya menginjak Negeri Belanda ini. Perlahan, kesadaran itu kembali muncul. Kesadaran untuk menuntaskan semuanya hingga selesai dan memberikan yang terbaik bagi orang-orang yang dicintainya. Termasuk juga bagi perusahaan PT RAPP yang telah membiayai studi saya ini 100 persen penuh," katanya.
Perlahan namun pasti, Yogi berhasil bangkit dari perang batinnya sendiri. Jika mau berhasil maka dia harus berdamai dengan diri sendiri, itu tekadnya. Namun bukan berarti setelah itu semuanya mulus saja, karena dalam saat-saat tertentu pergolakan batin itu kembali muncul.
"Kalau pas bulan Ramadhan, rasa ingin pulang ke Indonesia, ke kampung halaman itu makin menguat. Apalagi di negeri Belanda, lebih dari 12 jam kita harus berpuasa. Di sana, karena musim yang berbeda dengan Indonesia, kita mulai menahan lapar dari jam 3 dini hari sampai jam 10 malam. Kondisi-kondisi seperti itu yang membuat saya kangen dengan Indonesia, dengan kampung halaman," ujarnya mengenang.
Namun ternyata hal-hal seperti itu yang justru makin melecutkan semangatnya agar bisa secepatnya menyelesaikan studinya di Belanda. Semua mata kuliah dan tugas-tugas dari dosennya tak ada yang tak dia ikuti. Hingga akhirnya, dua tahun kurang dua bulan, Yogi berhasil menyelesaikan kuliahnya dan kembali ke tanah air dengan meraih IPK 7,7 dari skala 10.
Kembali bekerja di PT RAPP, Yogi mulai menerapkan ilmu-ilmu teknik pengairan yang didapatnya terutama menerapkan sistem Hydraulical Modelling yang lebih canggih di perusahaan yang telah membiayainya hingga meraih gelar Master. Dan kini, bersama satu rekan departemennya, Yogi mulai menjalankan teknologi canggih yang dipelajarinya dari hasil studinya yakni Integrated Catchment Modelling.
Kini, bekerja di perusahaan yang telah memberikan mimpi yang melampaui dari cita-citanya dulu, membuat Yogi ingin memberikan yang terbaik bagi perusahaannya ini. Kadang, dia bersyukur bahwa dirinya bisa terpilih untuk melanjutkan studi ke negeri Belanda hingga meraih gelar Master.
Pasalnya, dia teringat saat kawan-kawan sekelasnya yang bersama-sama mengambil Master heran karena dirinya bisa disekolahkan oleh perusahaan tempatnya bekerja. Sepertinya, bagi mareka hal seperti itu tak lazim. Soalnya, perusahaan Internasional sekelas RAPP pasti akan mudah merekrut karyawan ahli yang dibutuhkan oleh perusahaan, tapi ini kebalikan karena RAPP justru membiayai karyawannya agar karyawan tersebut bisa ahli di bidang tertentu, yang dibutuhkan oleh perusahaan.
"Mereka bilang, kok mau ya perusahaan Internasional membiayai karyawannya untuk sekolah lagi? Padahal jika perusahaan butuh karyawan expert dengan keahlian tertentu, mereka hanya tinggal merekrut saja ahlinya, begitu kata kawan-kawan saya. Karena itu, saya merasa bersyukur RAPP telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mendalami ilmu," ungkapnya.
Tapi sebenarnya, lanjutnya, apa yang dilakukan RAPP dengan membiayai karyawan untuk melanjutkan studi hingga ahli di bidang tertentu, itu adalah hal yang lumrah bagi perusahaan RAPP. Pasalnya, sudah banyak karyawan yang merasakan dan menikmati ilmu yang diraihnya dari hasil studi yang dibiayai oleh perusahaan.
"Jadi bagi kami sendiri, ini sebenarnya tak aneh. RAPP sudah biasa karena ini adalah sebagai bentuk investasi dalam pengembangan bakat karyawan di perusahaan. Nilai profesional benar-benar menjadi tolak ukur. Bahkan Grup APRIL sendiri memberi dukungan bagi karyawannya melalui penawaran beasiswa, tunjangan kesejahteraan dan program pelatihan. Bagi saya, RAPP dengan Grup APRIL-nya telah banyak memberikan karyawannya kepercayaan, kepercayaan untuk berkembang terus sehingga dapat memberikan yang terbaik bagi perusahaan lewat kemampuan yang kita miliki," tutupnya.
Penulis | : | Ojel/rls |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Ekonomi, Pendidikan, Riau |
Untuk saran dan pemberian informasi kepada CAKAPLAH.com, silakan kontak ke email: redaksi@cakaplah.com
Berita Terkait
Rabu, 30 November 2022 17:42 WIB
Transformasi Industri Tekstil Memerlukan Aksi Kolaboratif
Senin, 26 Desember 2022 21:47 WIB
Gubri Minta Perusahaan Bantu Bangun Daerah melalui CSR
Minggu, 29 Januari 2023 21:31 WIB
Peringati K3 Nasional, Capella Honda Berikan Edukasi Keselamatan Berkendara Karyawan PT RAPP
Kamis, 24 November 2022 09:37 WIB
PT RAPP Raih Penghargaan Riau Investment Award 2022
Selasa, 28 Februari 2023 13:17 WIB
Dukung Pemerintah Turunkan Angka Stunting, PT RAPP Gelar Mini Loka Karya 3 Hari
Minggu, 13 November 2022 15:09 WIB
APRIL Group Bagikan Upaya Tata Kelola Keberlanjutan mengenai Mitigasi Iklim di Net Zero Summit
Senin, 11 Juli 2022 12:47 WIB
IMRA RAPP Bagikan 7.346 Kantong Kurban
Rabu, 22 Februari 2023 22:29 WIB
Ini Dia Para Pemenang Anugerah Jurnalistik APRIL-APR 2022
Rabu, 07 Desember 2022 08:47 WIB
Terima Penghargaan National Lighthouse, APR Jadi Role Model Industri 4.0 Indonesia
Senin, 13 Maret 2023 16:53 WIB
Daftar e-PINTAR Tanoto Foundation, Tingkatkan Kompetensi Guru
Minggu, 14 Agustus 2022 13:05 WIB
Pengunjung Kagumi Program Penanggulangan Karhutla APRIL Group
Selasa, 15 November 2022 10:11 WIB
Di B20, Anderson Tanoto Paparkan Pentingnya Peran Swasta Mendukung Ekonomi Berkelanjutan
Senin, 21 November 2022 08:26 WIB
Kemenkes Anugerahi PT RAPP Penghargaan Mitra Bhakti Husada
Selasa, 07 Februari 2023 10:43 WIB
Kadisdikbud Pelalawan Apresiasi SMAPTA di Malam Penganugerahaan
Rabu, 23 November 2022 15:23 WIB
Buaya 3 Meter Muncul di Kanal, BBKSDA Riau Pasang Perangkap
Selasa, 22 November 2022 10:04 WIB
PT RAPP Ajak Generasi Muda Lawan Narkoba dan Bullying
Kamis, 16 Maret 2023 10:56 WIB
Lantik Komite Narkotika, Direktur RAPP: Wujud Kepedulian dalam Pencegahan dan Penanggulangan Narkoba
Kamis, 18 Agustus 2022 09:16 WIB
Mengintip Aktivitas "Gajah Terbang" di Hutan Riau
Senin, 19 Desember 2022 16:13 WIB
Gubri Apresiasi RAPP Teken MoU Program Konservasi Bersama Masyarakat
Sabtu, 24 September 2022 11:42 WIB
PT RAPP Gelar ToT untuk Fasilitator Kampar, Kuansing, dan Meranti
Selasa, 23 Agustus 2022 10:32 WIB
Melepas Kerinduan, PT RAPP Dukung Kemeriahan Festival Pacu Jalur 2022
Kamis, 16 Maret 2023 21:12 WIB
Apresiasi CSR PTPN V di Inhu, Bupati Rezita: Ini harus Dicontoh
Selasa, 27 September 2022 21:37 WIB
Sampaikan Ilmu kepada Sesama Guru
Sabtu, 24 September 2022 21:30 WIB
Program School Improvement PT RAPP Diharapkan Sentuh Semua Sekolah di Riau
Sabtu, 11 Maret 2023 09:21 WIB
RAPP Raih 2 Penghargaan Pelalawan Tax Award
Minggu, 05 Maret 2023 16:33 WIB
Antisipasi Kecelakaan Kerja Terjadi Lagi, Disnakertrans Riau Bentuk Tim Satgas K3
Minggu, 11 Desember 2022 21:20 WIB
Dua Desainer Riau Terima Beasiswa Fashion APR ke IFI Bandung
Sabtu, 28 Januari 2023 08:03 WIB
Disnaker Pelalawan Apresiasi Peningkatan Komitmen K3 di PT RAPP
Kamis, 09 Maret 2023 17:43 WIB
Kagum Pengaruh RAPP bagi Perkembangan Pelalawan, Kapolda Riau: Luar Biasa, Kami harus Menjaga Investasi Ini
Jum'at, 18 November 2022 09:07 WIB
Petani di Pelalawan Ikuti Pelatihan Agribisnis Tajaan PT RAPP
Jumat, 29 September 2023
Komisi II Usul Kementerian ATR/BPN dan KLHK Kolaborasi Selesaikan Redistribusi Tanah
Jumat, 29 September 2023
Setjen DPR Berikan Perhatian Terhadap Pensiunan Melalui P3S
Kamis, 28 September 2023
TikTok Shop Cs Dilarang, Ketua DPR Berharap Aturan Baru Ciptakan Keseimbangan Pasar Digital dan Konvensional
Kamis, 21 September 2023
Ancaman DBD Meningkat, Puan Dorong Sosialisasi Masif Tekan Risiko Kematian
Berita Pilihan
Selasa, 26 April 2022
DPRD Dukung Pemprov Riau Tindak Tegas PKS Nakal, Kalau Melanggar Cabut Izin !
Selasa, 26 April 2022
Polemik Rotasi AKD DPRD Riau, Sugeng Pranoto: Hari Kamis Paripurna
Selasa, 26 April 2022
Sikapi Turunnya Harga Sawit di Riau, Ini Upaya Gubri
Selasa, 26 April 2022
CPNS dan PPPK Baru di Rohul Dipastikan Tak Terima THR, Ini Sebabnya...
Selasa, 26 April 2022
Sambut Mudik Lebaran, HK Operasikan 2 Ruas JTTS, Termasuk Tol Pekanbaru-Bangkinang
Senin, 28 Maret 2022
Ibu Muda Ini Ditangkap Polisi Usai Simpan Narkotika di Kandang Anjing
Minggu, 27 Maret 2022
Polda Riau Tingkatkan Kasus Jembatan Selat Rengit Meranti ke Penyidikan
Selasa, 26 April 2022
PPKM Level 2 Kota Pekanbaru Berlanjut hingga 9 Mei
Selasa, 26 April 2022
Parisman: 10 Tahun Visioner yang Menenggelamkan Pekanbaru
Topik
Selasa, 07 November 2023
Riau Terima Penghargaan Bhumandala Award 2023
Senin, 12 Desember 2022
Kapolda Riau Resmikan Kantor Pelayanan Terpadu Polres Rohil di Bagansiapiapi
Selasa, 08 Januari 2019
Penerimaan Pajak Air Tanah Pekanbaru 2018 Meningkat
Minggu, 06 Januari 2019
Mega Training 'Magnet Rezeki'
Kamis, 25 April 2024
Plt Bupati Asmar Hadiri Upacara Peringatan Hari Otonomi Daerah di Surabaya
Kamis, 25 April 2024
Disdik Pekanbaru Minta Sekolah yang Gelar Halal Bi Halal Tak Ganggu Jam Belajar
Rabu, 24 April 2024
Kapolres Siak AKBP Asep Sujarwadi SIK MSI Pimpin Rapat Anev dan Sampaikan Pesan Atensi Kapolda Riau
Rabu, 24 April 2024
Seminar Bersama Pandu Digital Madya, Memahami Literasi Digital Sektor Pendidikan
Minggu, 07 April 2024
Pererat Silaturahmi, Siwo PWI Riau Gelar Buka Bersama BJB dan PSSI
Kamis, 04 April 2024
5 Ide Resep Masakan Pakai Rice Cooker, Cocok untuk Anak Kos!
Kamis, 04 April 2024
Rekomendasi Fashion Wanita Zaman Sekarang
Jumat, 29 Maret 2024
Pengusaha Wanita di Riau Bagi-bagi Takjil Gratis kepada Pengguna Jalan
Kamis, 02 Maret 2023
Wadah Menyalurkan Bakat, Ketua DPRD Riau Yulisman Hadiri Festival Musik Akustik di SMA Negeri 1 Pasir Penyu Inhu
Rabu, 01 Maret 2023
Rapat Paripurna, DPRD Provinsi Riau Umumkan Reses Masa Persidangan I Tahun 2023
Selasa, 28 Februari 2023
Kunjungi Kemendikbud, Komisi V DPRD Riau Bahas Persoalan PPDB
Kamis, 23 Februari 2023
Disdik Gelar Pelatihan Penguatan Profil Pelajar Pancasila Bagi Guru SD Se-Kota Pekanbaru
Kamis, 25 April 2024
Rekomendasi HP Samsung Terbaik di Harga 2 Jutaan, Apa Saja?
Sabtu, 20 April 2024
7 Keunggulan Samsung Galaxy S23 Ultra, Dapatkan di Blibli
Kamis, 29 Februari 2024
Telkomsel dan ZTE Wujudkan Pengalaman Gigabit yang Andal dan Efisien
Selasa, 20 Februari 2024
Samsung Hadirkan Galaxy S24 Series dengan Kecerdasan Software Canggih
Kamis, 18 April 2024
Ini Dia Manfaat Merawat Gigi, Yuk, Kunjungi Klinik Gigi Terdekat Sekarang!
Kamis, 22 Februari 2024
Pemula di Dunia Yoga? Inilah Panduan Cara Memilih Matras Yoga yang Tepat
Sabtu, 27 Januari 2024
Cegah Resistensi, Gunakan Obat Antibiotik dengan Bijak
Senin, 15 Januari 2024
14 Persiapan Penting Awal Kehamilan untuk Calon Ibunda dan Buah Hati
Kamis, 25 April 2024
Politeknik Pengadaan Nasional Beri Diskon 30 Persen untuk Anak ASN, TNI dan Polri
Rabu, 24 April 2024
UMRI Resmikan Sekolah Pascasarjana Prodi Magister Manajemen dan Kewirausahaan
Rabu, 24 April 2024
Unilak Dukung Program Literasi Digital Sektor Pendidikan bagi Gen Z
Sabtu, 06 April 2024
Rangkaian Ramadan Ceria Umri Berakhir, 5.000 Orang Terima Manfaat
Rabu, 03 Mei 2023
Kompilasi Semarak Silaturahmi Satu HATI, CDN Bangkinang Santuni Anak Yatim
Rabu, 05 April 2023
Safari Ramadan, PT Musim Mas Salurkan Paket Sembako untuk Anak Yatim dan Fakir Miskin
Selasa, 04 April 2023
Telkomsel Siaga Rafi Sumbagteng Salurkan CSR untuk Panti Jompo bersama Dompet Dhuafa Riau
Jumat, 03 Maret 2023
Tingkatkan Kesehatan dan Budaya Lokal, Bank Mandiri Serahkan Bantuan ke Posyandu dan Grup Rebana
Jumat, 09 Februari 2024
Lika-liku 7 Perjalanan Asmara Ayu Ting Ting hingga Tunangan dengan Anggota TNI
Minggu, 28 Januari 2024
Huh Yunjin Bak Sehati Dengan Han So Hee Kala Cuma Pakai Dalaman Di Trailer LE SSERAFIM
Sabtu, 27 Januari 2024
Gigi Hadid dan Bradley Cooper Tak Sungkan Perlihatkan Kemesraan
Rabu, 24 Januari 2024
Park Ji-hyun Ungkap Persiapan Membinangi Drama Terbarunya
Terpopuler
01
Minggu, 21 April 2024 18:59 WIB
Pekan Depan BUMN China ke Riau, Tinjau Lokasi Jembatan Bengkalis-Pulau Sumatera
02
Senin, 22 April 2024 12:48 WIB
Harga Emas di Pekanbaru Melonjak, Tembus Rp3 Jutaan
03
Rabu, 24 April 2024 22:39 WIB
Kejagung Periksa Dua Pejabat Riau dan Kemendag Soal Importasi Gula PT SMIP
04
Selasa, 23 April 2024 11:29 WIB
Edarkan Sabu, Pasutri di Pekanbaru Dibui
05
Rabu, 24 April 2024 09:21 WIB
Ikuti SNBP, Siswa SMAN 8 Pekanbaru Terbanyak Lulus di UGM
Foto
Rabu, 09 Oktober 2019
Jadi Pimpinan DPRD Siak Dari Partai PAN, Ini Sosok Fairuz
Rabu, 09 Oktober 2019
Indra Gunawan Akan Berjuang Untuk Masyarakat dan Loyal Terhadap Partai
Rabu, 09 Oktober 2019
Ternando Jadi Anggota DPRD Siak Termuda dan Suryono Terpilih Dengan Suara Terkecil
Rabu, 09 Oktober 2019
Reaksi Pimpinan DPRD Siak Terkait PTPN V Buang Limbah Sembarangan
Senin, 14 Agustus 2023
Pengurus Masjid Nurul Ikhlas Kubang Minta Tunjuk Ajar ke Wagubri
Sabtu, 12 Agustus 2023
Gebyar Kandis Bersholawat Bakal Dihadiri Ribuan Jemaah NU
Senin, 31 Juli 2023
Mualaf Riau Butuh Pembinaan, Begini Caranya...
Sabtu, 29 Juli 2023
Mantan Wawako Pekanbaru, Ayat Cahyadi Turut Saksikan Pengukuhan Pengurus Masjid Al-Hamidah Rejosari
Rabu, 13 Maret 2024
Kepala BKPSDM Pekanbaru Harapkan Kinerja ASN Maksimal Selama Bulan Ramadan
Jumat, 08 Maret 2024
Pemko Pekanbaru Sudah Tetapkan Jam Kerja ASN Selama Ramadan 1445 H
Rabu, 28 Februari 2024
Pemko Pekanbaru Masih Tunggu Juknis Pusat Terkait Seleksi CPNS dan PPPK
Selasa, 27 Februari 2024
Kepala BKPSDM Dampingi Pj Walikota Terima Penghargaan Anugerah Kualitas Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi Tahun 2023
Indeks Berita