KAMPAR (CAKAPLAH) - Sekitar 80-an jemaah thoriqoh naqsyabandiyah dikembalikan kepada Pucuk Adat Kenagarian Pulau Gadang setelah mengikuti kegiatan khalwat di Surau Darussolihin di Dusun I, Desa Pulau Gadang, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Riau.

Pengembalian jemaah melalui prosesi adat pada acara penutupan khalwat
jajaran Syekh Abu Bakar Bin H Abdul Karim
dipimpin langsung Pimpinan Thoriqoh Naqsyabandiyah Pulau Gadang Abuya Muhammad Yatim Datuk Paduko Rajo kepada H Sawir,SP, MSi Datuk Tandiko selaku Pucuk Adat Kenagarian Pulau Gadang, Rabu (11/4/2018) sore.

Acara penutupan ini dihadiri sejumlah Abuya dari berbagai daerah diantaranya Abuya H Nahar Engku Imam dari Padang Panjang, Abuya Mahmudinn Pimpinan Thariqoh Naksabandiah dari Tanjung Alai, Abuya dari Payakumbuh, Abuya dari Batubelah, Kepala Desa Pulau Gadang Abdul Razak, para ninik mamak, alim ulama, tokoh masyarakat dan ratusan masyarakat.

Pimpinan Thoriqoh Naqsyabandiyah Pulau Gadang Abuya Muhammad Yatim Datuk Paduko Rajo dalam sambutannya menyampaikan, tahun ini ada sepuluh orang jemaah yang baru masuk khalwat. "Dari sepuluh orang, Alhamdulillah tingkatan kajiannya sampai tahlil lisan. Dari sepuluh orang ini diangkat dua orang sebagai khalifah," ujar Abuya M Yatim.

Dua orang yang diangkat sebagai khalifah itu adalah Hasan Basri,SPi yang diberi gelar Engku Darmawan dan Ali Basya,SPd diberi gelar Engku Ahmad. "Pikue nan boghek, jopuik nan jauo dan cai nan ilang (pikul yang berat, jemput yang jauh dan cari yang hilang, red)," begitu pesan Abuya M Yatim dalam bahasa adat.

Dalam kesempatan ini M Yatim mengungkapkan, khalwat tahun ini jemaah mendapatkan duka yang mendalam sebab salah seorang jemaah, peserta khalwat asal Padang Panjang H Abdul Azis Datuok Godang meninggal dunia dalam keadaan berzikir pada hari kelima pelaksanaan khalwat. Almarhum telah diantar jemaah dan dikebumikan di kampung halamannya di Padang Panjang.

Disamping itu ada jemaah perempuan yang ditimpa musibah, mengalami sakit dan saat ini masih dirawat di RSUD Bangkinang.

Sementara itu Abuya Nahar Engku Imam asal Padang Panjang yang termasuk salah satu guru dalam pelaksanaan khalwat di Pulau Gadang dalam tausiahnya menyampaikan, khalwat artinya bersembunyi diri. "Mungkin selama ini kita sangat sibuk, sibuk dengan urusan dunia. Yang marak dengan harta, jabatan, keturunan dan anak-anak, saatnya kita bersembunyi diri, berzikir kepada Allah SWT," ucap Abuya Nahar.

Dikatakan, harta, jabatan dan anak-anak terdapat ujian dan fitnah. "Harta dan anak-anak itu adalah ujian. Macam naik jenjang bisa mengangkat kita ke atas bisa menjatuhkan ke bawah. Harta perhiasan dunia, cincin itu aksesoris," katanya lagi.

Ia menambahkan, harta, jabatan dan anak-anak takkan selamanya ada sama kita, yang kekal hanyalah amal saleh.

Dalam kesempatan ini Abuya Nahar juga menyampaikan sangat terkesan dengan partisipasi masyarakat Pulau Gadang sekitarnya apalagi beberapa hari yang lalu salah saudara mereka dari Padang Panjang H Abdul Azis Datuk Gadang berpulang ke Rahmatullah.