Terlepas benar atau tidaknya kedua nama tadi menjadi kandidat kuat Wagubri, anggota DPRD Riau dari PKB Abdul Wahid tidak mempermasalahkan hal tersebut.
"Soal siapa yang akan mengisi posisi strategis di Riau itu, baik berasal dari putera daerah atau tidak adalah hak internalnya Partai Golkar," ujar Anggota Komisi D DPRD Riau tersebut.
Menurut Wahid, sejak posisi Wagub lowong setelah Arsyadjuliandi Rachman naik tahta mengganti Annas Maamun sebagai Gubernur, roda pemerintah menjadi sedikit terganggu.
"Ekonomi masih lemah, pemerintah banyak belum terarah, serapan anggaran juga memprihatinkan dalam tiga tahun terakhir," bebernya.
Dia menyebut Gubri butuh Wakil untuk menjalankan roda pemerintah. Katanya lagi, mengapa tanda tanya mengenai posisi yang akan menjadi orang nomor dua di Riau sampai saat ini belum terjawab.
"Padahal Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) sudah meminta nama yang ditunjuk, tetapi sampai saat ini partai Golkar masih bungkam," ujar Wahid.
Yang terpenting adalah, kata Wahid bisa menggerakkan semua potensi seperti anggaran, relasi dan lain-lain dan memiliki pemikiran untuk membangun Riau kedepan serta harus bisa bekerjasama dengan Gubri.
"Tidak terlepas dari Putra Daerah, Kalau mereka mampu, kenapa harus memaksakan yang tak memenuhi kriteria," jelasnya lagi.
Ditanya mengenai nama-nama yang pantas, politisi PKB itu menyebut beberapa nama yang mempunyai peranan penting di Riau seperti Supriati, Erizal Muluk, Masnur, Idris Laena, atau Sudirman Almon, Ruspan Aman.
"Kita meminta agar Golkar segera menunjuk siapa yang akan menjadi Wagubri dengan masa periode tersisa ini," imbuhnya.(ck3)
Penulis | : | Bhimo |
Kategori | : | Politik |