PEKANBARU (CAKAPLAH) - Pesta demokrasi Pemilihan Wali Kota (Pilwako) Pekanbaru terkesan sepi. Sepinya pesta demokrasi ini disebabkan karena banyaknya aturan yang membatasi gerak politik calon.
Meskipun ada lima pasang Calon Walikota dan Wakil Walikota Pekanbaru, tapi suasananya tak sesemarak pilwako lima tahun lalu yang diikuti dua pasang.
"Tahun ini aturan pilkada lebih ketat dibandingkan sebelumnya. Kalau dulu, setiap calon diberi kebebasan untuk kampanye khususnya dalam atribut dan di media massa. Tapi kalau aturan sekarang, itu dibatasi," kata pengamat komunikasi politik Universitas Muhammadiyah Riau, Aidil Haris, kepada cakaplah.com, Senin (16/1/2017).
Dikatakan Aidil saat ini yang melaksanakan kampanye lewat media itu adalah KPU. Sementara, KPU punya keterbatasan dana. Sehingga, geliat pilwako terasa sepi.
"Sekali lagi, saya lihat, karena aturan memang yang berimplikasi terhadap geliat politik pilwako ini,"tegas Aidil.
Menurutnya, kalaulah mau ditelusuri sebenarnya para calon bergerak ke masyarakat untuk mendulang suara. Tapi memang karena keterbatasan para pasangan calon untuk bermain di media, maka kegiatan tersebut tidak terlalu terekspos sehingga geliatnya terasa kurang.
"Para calon setiap hari sesuai jadwal dari KPU melakukan pendekatan ke warga. Tapi karena kurang ekspos media, maka terasa sepi pemberitaannya," tuturnya mengakhiri.
Penulis | : | Kholik Aprianto |
Editor | : | Bhimo |
Kategori | : | Politik |