Ilustrasi pekerja listrik. (int)
|
JAKARTA (CAKAPLAH) - Berdasarkan data Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) rasio elektrifikasi atau kapasitas listrik terpasang di Indonesia sebesar 91,1 persen dengan konsumsi listrik per kapita 900 watt. Capaian ini terbilang rendah untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju.
Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar menuturkan, peningkatan elektrifkasi sebagaimana yang ditargetkan pemerintah meningkat ke 97 persen pada 2019 dapat membuat konsumsi listrik per kapita meningkat. Ketika rasio elektrifikasi meningkat maka konsumsi listrik meningkat.
"Sebuah negara dikatakan negara maju itu minimal konsumsi listriknya 4.000 per kapita. Sementara kita 900 per kapita. Kalau dengan anak istri dan anak buah baru 4.000 per kapita. Artinya kita perlu usaha empat kali lipat agar kita bisa menuju negara maju," tuturnya di Kantor Ditjen Ketenagalistrikan, Jakarta, Senin (16/1/2017).
Candra, panggilan akrab Arcandra Tahar menambahkan, peningkatan rasio elektrifikasi memampukan nawacita dan trisakti tercapai. Trisakti mengatakan bangsa Indonesia harus berdaulat, kedua, berdikari dalam ekonomi, ketiga berpribadian dalam kebudayaan. Berdikari dalam ekonomi bahwa kita harus membangun dari pinggirian.
"Salah satu implementasi kita membangun dari pinggiran adalah dengan mempercepat elektrifikasi. Rasio elektrifikasi kita 91,1%, pada akhir tahun 2019 97%. Tentu tahun 2025 diharapkan 100% seluruh desa bisa teraliri listrik," tandasnya.*
Editor | : | Bhimo |
Sumber | : | okezone.com |
Kategori | : | Nasional |