PEKANBARU (CAKAPLAH) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) secara nasional memasang target 75 persen literasi keuangan masyarakat. Target ini menjadi pekerjaan rumah bagi masing-masing perwakilan OJK dan Industri Jasa Kuangan (IJK) di tiap daerah.
Kepala OJK Provinsi Riau, Muhammad Nurdin Subandi memaparkan saat ini literasi keuangan atau pemahaman masyarakat terhadap poduk IJK secara nasional masih 29,66 persen dari jumlah penduduk. Sementara di Riau, angkanya sedikit di bawah nasional yakni sebesar 29,45 persen.
"Presiden Jokowi meminta kita di 2019 nanti bisa membuat literasi masyarakat naik menjadi 75 persen. Artinya tiap tahunnya kita harus naik 15 persen," kata Subandi pada Rabu (1/2).
Sementara dari pemanfatan produk atau inklusi keuangan, indeksnya di Riau sudah cukup tinggi, mencapai 69,45 persen. Terjadinya ketimpangan antara literasi dan inklusi keuangan ini pun juga jadi perhatian OJK. "Artinya ada banyak masyarakat yang memanfaatkan produk keuangan, tetapi tidak memahami sistem kerjanya," sebut Subandi.
Subandi juga mengatakan akan melibatkan masing-masing Lembaga Jasa Keuangan untuk memberikan literasi kepada masyarakat. Selain itu juga, OJK menggandeng beberapa kampus yang ada di Pekanbaru untuk menjalankan fungsi literasi. Saat ini yang sudah menjalin MoU dengan OJK yakni Universitas Riau (UR) dan Universitas Islam Riau (UIR).
"Saat ini kita tengah menyusun MoU kerjasama dengan UMRI," tutup Subandi.
Penulis | : | AB |
Editor | : | Bhimo |
Kategori | : | Ekonomi, Riau, Kota Pekanbaru |