(CAKAPLAH) - Rapat tertutup yang digelar Komisi VII DPR bersama PT Freeport Indonesia dan PT Vale Indonesia Kamis (9/2/2017) diwarnai insiden marah-marah Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Chappy Hakim, terhadap salah seorang anggota Komisi VII DPR, Mukhtar Tompo.

DPR hari ini menggelar rapat tertutup dengan perusahaan tambang, di antaranya PT Freeport Indonesia dan PT Vale Indonesia. Dalam rapat tersebut, hadir Presiden Direktur Freeport Indonesia Chappy Hakim dan Direktur Utama PT Vale Indonesia Niko Kanter.

Rapat membahas Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 1 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batu Bara. Beleid tersebut mengatur larangan ekspor bagi perusahaan tambang, termasuk PT Freeport Indonesia karena belum membangun smelter.

Menurut Mukhtar, insiden terjadi saat rapat tersebut sudah selesai. Ketika itu, Mukhtar hendak mengajak Chappy bersalaman. Namun, kata Mukhtar, bukannya menerima sambutan, tangannya malah ditepis. Mukhtar mengatakan Mantan KSAU tersebut marah-marah sambil menunjuk dada Mukhtar.

“Dia bentak saya, marah. Kau jangan macam-macam katanya. Saya heran, ini apa maksudnya?” kata Mukhtar saat dihubungi kumparan.

Mukhtar yang merupakan politikus Partai Hanura ini menduga kejadian itu dipicu saat dia menanyakan soal konsistensi Freeport dalam memberikan jawaban, terutama masalah pembangunan pabrik pengolahan atau smelter yang sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batu Bara.

“Saya menanyakan karena sampai sekarang tidak terealisasi. Menurut saya itu wajar,” katanya.

Mukhtar mengaku akan menindaklanjuti insiden tersebut. Menurut dia, pimpinan Komisi VII juga akan memberikan sikap. “Tentu ini akan disikapi oleh pimpinan,” ujarnya.

Sementara itu, Chappy tak menjawab saat dikonfirmasi mengenai hal tersebut. Dia hanya membaca pesan whatsapp yang dikirim kumparan. Adapun juru bicara Freeport Indonesia Riza Pratama mengaku tak tahu. "Tadi saya enggak tahu. Sedang kami cari tahu," ujar Riza lewat pesan singkat.