PEKANBARU (CAKAPLAH) - Ratusan pelayat menghantarkan almarhum Ahmad Rodhi ke peristirahatan terakhir di Taman Pemakaman Jati, Jalan Suka Karya (Kualu) Panam, Pekanbaru, Kamis (30/3/2017). Meninggalnya bendahara umum PWI Riau ini tak hanya menimbulkan duka dikalangan pegiat pers, juga masyarakat di RT 02 RW 27.

Hal ini diungkapkan langsung Ketua RT 02 Eri Triwindo saat menyampaikan kata sambutan mewakili pihak keluarga. Dimata masyarakat perumahan Mawaddah, Kualu, sosok Ahmad Rodhie dikenal cukup luwes.

Sebagai pegiat pers yang cukup senior, Rodhi dipandang sebagai salah satu panutan dan tempat para perangkat RT dan RW berdiksusi atau sekedar bertukar pendapat. "Sama-sama kita ketahui, kepergian almarhum Ahmad Rodhi ini menjadi kehilangan  yang sangat berarti bagi kami masyarakat di lingkungan RT 02. Dia merupakan, teman, sahabat dan tempat berbagi," ungkap Eri.

Tak hanya itu, profesi almarhum sebagai tokoh pers, kerap memberikan manfaat bagi masyarakat. "Beliau ini kita tahu sebagai tokoh pers, jadi pasti memiliki pergaulan luas, banyak jaringan di Pemerintahan, sehingga banyak juga kita harapkan membantu masyarakat disini, terutama soal pembangunan," pungkasnya.

Disisi lain, Ahmad Rodhi dikalangan masyarakat juga dikenal sebagai sosok yang cukup religius. " Almarhum merupakan salah satu imam setiap salat magrib di masjid kami," tambahnya.

Hal senada diutarakan Saparuddin Koto salah seorang pengurus PWI Riau. "
"Almarhum ini sosok yang penting bagi PWI Riau dan rekan-rekan se profesi. Disamping dia sebagai Bendahara PWI, bagi kalangan wartawan beliau ini sebagai salah satu mentor, teman dan sahabat juga," ucap Saparuddin mewakili Ketua PWI Riau, Dheni Kurnia yang berhalangan hadir karena harus menjalankan tugas sebagai penguji Uji Komptensi Wartawan (UKW) di Kota Dumai.

Kehadiran sejumlah pegiat pers dan mantan pekerja pers hingga mitra PWI dirumah duka menunjukkan sosok Rodhi sebagai tokoh yang dihormati dikalangannya. "Kehadiran pekerja pers, mantan wartawan dan mitra PWI menjadi bukti, banyak merasa kehilangan sosoknya. Bagi saya pribadi yang cukup intens mengenal beliau selama memimpin Metro Riau, dia tidak hanya sekedar pimpinan, tetapi juga sahabat dan abang," tuturnya.

Saparuddin juga mengakui, sejak pulang menunaikan ibadah Umrah beberapa tahun lalu, Ahmad Rodhi terlihat lebih religius. "Setahun terakhir beliau juga terlihat lebih religius, dan ini harus menjadi contoh bagi kita semua," pungkasnya.

Usai dilepas dari kediamannya, Almarhum Ahmad Rodhi langsung dibawa ke Masjid Al Ma'Ruf di Jalan Suka Karya untuk Disalatkan. Setelah itu, jenazah diiringi ratusan jamaah ikut mengantarkan Almarhum Rodhi ke tempat peristirahatan terakhir di Pemakaman Jati.

Ahmad Rodhi meninggal setelah dirawat akibat sakit yang dideritanya sejak lama. Ia sebelumnya pernah dirawat di RS Awal Bros karena sakit Hepatitis dan asam lambung yang dideritanya sejak beberapa tahun terakhir.

Ahmad Rodhi meninggalkan Empat anak yang terdiri dari dua laki-laki dan Dua perempuan. Ia akrab disapa Cak Rodhi, karena tanah kelahirannya di Kediri, Jawa Timur.

Sebelum pindah ke Riau, Rodhi sempat berkarir di Jawa Pos Group, Surabaya. Kemudian ditarik oleh Dahlan Iskan ke media harian independen di Jambi.

Bahkan beliau berhasil mendirikan Jambi ekspres bersama Dheni Kurnia (Ketua PWI Riau). Dari Jambi ekspres ditarik ke Riau Pos Group, setelah itu pindah ke Riau Mandiri dan terakhir di Metro Riau.

Sementara itu Alipiano Angraini anak pertama almarhum mengatakan, bahwa orang tuanya tersebut adalah yang bertanggung jawab dan disiplin.

Ia juga menyampaikan apabila ada kesalahan orang tuanya, yang sengaja atau pun yang tidak disengaja supaya dapat dimaafkan.

"Saya mewakili keluarga saya mohon maaf apabila ada kesalahan orang tua saya baik itu yang disengaja maupun tidak disengaja," jelasnya.