PEKANBARU (CAKAPLAH) - Masih ingat Pekan Olahraga Nasional (PON) Riau tahun 2012 lalu? Iven bertarap nasional tersebut menjadi sejarah bagi Bumi Lancang Kuning. Sayangnya bukti-bukti sejarah itu satu per satu mulai hilang dan dibiarkan begitu saja.
Salah satunya Venue Polo Air yang berada di jalan Hangtuah, Pekanbaru, Riau. Tepatnya di depan SMAN 1 Pekanbaru atau di dalam komplek Masjid Raya Annur.
Kini kondisi bukti sejarah itu tidak hanya memprihatinkan, tapi sudah porak poranda (hancur). Hancurnya aset tersebut tak lain akibat lalainya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau mengurusinya. Padahal Venue Polo Air itu dibangun menggunakan uang rakyat, yang dikucurkan melalui Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
Awalnya sebelum perhelatan PON, Venue Polo Air sempat direnovasi yang menghabiskan anggaran miliaran rupiah, namun sayang seribu sayang kondisinya saat ini sudah hancur lebur.
Pantauan di lapangan, kawasan venue sudah semak belukar dipenuhi tumbuhan liar, baik di luar maupun dalam. Orang takkan mengira kalau di sana terdapat venue eks PON lantaran saking semaknya.
Masuk ke dalam, kondisi venue itu menyedihkan seakan melihat bangunan puluhan tahun tak dihuni. Padahal umur venue itu baru 5 tahun. Kenapa tidak, gedung venue itu tak lagi beratap dan berpintu. Semua atap hilang, rangka atap roboh berjatuhan di lantai kumuh dan berlumut.
Begitu juga kusen pintu dan cendela tak melekat lagi di dinding, hilang tak bersisi. Bahkan sebagian dinding gedung roboh, sebagian lagi dicoret-coret orang tak bertanggung jawab.
Lebih ke dalam lagi. Kondisi venue kian mengenaskan. Kolam yang dulunya menjadi tempat bertanding para atlet, kini bebek pun tak lagi sanggup masuk ke dalam kolam.
Kolam dengan dasar keramik biru itu tak lagi bisa digunakan, semua jenis sampah ada di kolam. Mulai botol plastik, kayu, daun sampai sendal pun ada. Kolam itu tak cocok lagi untuk berenang.
"Venue itu sudah lama tak digunakan lagi sejak selesai PON dulu," kata Suaji (56) warga Pekanbaru yang tengah berada di Komplek Masjid Annur.
Hancurnya venue tersebut sangat disayangkannya. Padahal menurutnya, kalau aset itu dirawat bisa dimanfaatkan untuk menambah pendapatan asli daerah.
"Kan sayang itu. Sekarang kondisinya sudah hancur, padahal dulu dibangun menggunakan uang rakyat, uang kita meliaran rupiah. Tapi sekarang tak terurus lagi," ungkapnya.
Penulis | : | Amin |
Editor | : | Ali |
Kategori | : | Olahraga, Lingkungan, Pemerintahan |