Bupati Kampar Aziz Zaenal dan Wakil Bupati Kampar Catur Sugeng Susanto
|
“KITA sudah mendengar nama Pak Azis, Pak Azis orangnya agamis. Kalau Bapak setuju, kami ingin membangun pabrik (percetakan) Al-Quran di Kampar. Kami butuh lahan sekitar 25 hektar,” kata warga Arab Saudi yang nampak serius mengutarakan keinginannya, Rabu pekan lalu kepada Bupati Kampar, Azis Zaenal.
Kemudian, Azis Zaenal membalasnya tak kalah serius. ”Jangankan 25 hektar, 100 hektar akan saya siapkan,” ujar lelaki 67 tahun ini semangat.
Wajah mantan Ketua Komisi C DPRD Riau ini sumringah begitu mendengar bahwa warga Arab tersebut berencana membangun pabrik Al-Quran terbesar kedua di dunia setelah Majma‘ Malik Fahd Li Thibaah Mushaf Syarif di Kota Madinah.
Tak hanya Al-Quran biasa, versi Braille untuk tuna netra pun akan dicetak di pabrik yang bakal menyedot investasi sekitar Rp1 triliun itu. ”Mereka sudah siapkan duit Rp25 miliar untuk pembelian lahan,” cerita Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Riau ini.
Tadinya, kata mantan Direktur Operasional di PT Wijaya Karya lntrade Jakarta ini, investor Arab Saudi itu datang ke Riau untuk berinvestasi di daerah lain. Namun, ia justru tertarik berinvestasi di Kabupaten Kampar. Salah satu alasannya adalah kondisi geografis, wilayah Kabupaten Kampar strategis, dekat kemana-mana.
Misalnya, dari Bandara Sultan Syarif Kasim ll Pekanbaru, hanya ditempuh 15-20 menit. Jika ingin mengirim logistik via kapal ke Pelabuhan Dumai, hanya butuh waktu tiga jam, persis jarak Karawang-Tanjung Priok. Jarak ini akan lebih pendek lagi jika jalan tol Pekanbarui - Dumai sudah rampung.
Agar rencana pembangunan lima tahun ke depan lebih terarah dan para investor juga lebih mudah datang, kata pemilik slogan 'Kerja dan Kerja Kampar Maju' ini sudah membagi kabupaten seluas 10.983 KM2 dengan penduduk 800 ribuan jiwa itu menjadi empat zona.
Empat zona tersebut antara lain: Pertama Kawasan Tapung Raya yang diproyeksi menjadi kawasan industri hilir berbahan baku kelapa sawit. Crude Palm Oil (CPO) yang selama ini langsung dikirim keluar, nanti akan diolah di Tapung Raya menjadi ragam turunan. Mulai dari mentega, minyak goreng dan produk lain, bakal dibikin di sini.
Zona kedua, Xlll Koto Kampar dan Serantau Kampar Kiri yang menjadi kawasan pariwisata dan industri pengalengan ikan. Sebab di sana ada objek wisata alam dan air terjun dan kawasan PLTA Koto Panjang yang setiap hari menghasilkan ratusan ton ikan. Letaknya yang berada di jalur lintas Sumatera Barat - Riau dan lintas Barat Sumatera membuat kawasan ini semakin menggiurkan.
Zona ketiga, Kecamatan Tambang, kawasan ini akan menjadi kawasan industri layaknya Kawasan Industri Makassar (KIMA). “Kontur tanah di Rimbo Panjang itu datar. Makanya di sana sangat cocok dibangun Kawasan lndustri Kampar (KIK). Kita sudah punya lahan di sana dan itu akan kita perluas lagi,"ayah empat anak ini merinci.
Bagi pendiri Virajaya Grup ini, industri adalah sektor yang mampu menyerap manpower secara massal. Multiplayer effect yang ditimbulkan oleh industri juga luar biasa. Para pelaku ekonomi baru akan bermunculan. Ini akan menjadi sumber pendapatan baru bagi daerah.
Azis mencontohkan pada rencana pembangunan pabrik Al-Quran tadi. “Secara manpower kita sangat diuntungkan. Ribuan tenaga kerja akan terserap. Secara religi, kita bakal mendapat berkah dari Allah. Dan yang teramat penting lagi bahwa Kampar ‘Negeri Serambi Mekkah’, punya pabrik Al-Quran,” semangat Azis mengurai.
Sektor pertanian juga sudah harus berbasis teknologi. “Petani di Jawa saja sudah menghasilkan 12 ton gabah per hektar per tahun. Masa kita masih 1,7 ton? Dapat apa petani dengan hasil segitu? Boro-boro untung, balik modal saja enggak," katanya.
Di kawasan Siak Hulu, ada gas yang bisa disedot hingga 3 juta kaki kubik per hari. Kalau dijadikan bahan bakar pembangkit listrik, gas sebanyak ini akan bisa memutar mesin berkekuatan 12 Mega Watt (MW). "Saya sudah komunikasi dengan Kalila untuk pengelolaan gas ini,” katanya.
Aziz Zaenal dan Catur Sugeng Susanto dilantik jadi Bupati dan Wakil Bupati Kampar oleh Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman
Selanjutnya, Kota Bangkinang akan menjadi kawasan pendidikan dan keagamaan. Jika pabrik Al-Quran tadi sudah berjalan, Azis ingin melengkapinya dengan membangun menara Al-Quran di Bangkinang. Komplek Islamic Center yang berdiri di pusat kota, juga akan dibenahi agar orang yang datang lebih merasa nyaman. Nantinya, komplek ini akan diurus secara profesional.
”Selama ini komplek itu hanya jadi persinggahan, bukan destinasi. Nah ke depan, saya ingin Bangkinang jadi destinasi orang-orang yang datang dari arah Sumbar maupun Pekanbaru. Kawasan wisata Stanum yang menyimpan sejarah zaman Jepang itu juga akan kita benahi,” ujarnya.
Penjelasan panjang lebar tadi menjadi satu dari sederet alasan Azis kenapa program kerja yang akan digenjot hingga lima tahun mendatang adalah 3i (lnfrastruktur, Industri dan lnvestasi). Dia yakin program ini akan membawa Kampar maju lebih pesat. “Infrastruktur kita siapkan, industri kita kembangkan dan investor kita cari. Ketiganya ini menghasilkan multiplayer effect yang sangat luar biasa," katanya.
”Yang diinginkan oleh investor cuma dua; aman dan untung. Daerah kita sangat strategis, dekat ke mana-mana, beda dengan daerah lain yang ke mana-mana jauh. Potensi Kampar juga luar biasa. Harga lahan masih murah, manpower juga begitu. Jadi tidak ada sebenarnya alasan bagi investor untuk tidak tertarik datang ke Kampar,” kata Azis optimistis.
Agar investor makin kepincut, kata Azis, investor harus merasakan kenyamanan. "Kita memfasilitasi listrik, air dan sarana jalan. Industri akan terus tumbuh di Kampar jika kita menyambutnya dengan senang hati. Untuk itulah mindset itu diubah. Saya yakin, dengan kelebihan yang kita punya, investor akan berbondong-bondong datang ke sini. Tapi kalau investornya sudah dibajak duluan, dimintai saham, dimintai duit, pasti kaburlah semua,” ujarAzis.
Agar misi besar ini jalan dengan lancar, Azis bergegas membenahi internal pemerintahannya. Bagi dia, perubahan mindset staf hingga pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) sangat penting. Mental menunggu harus beralih jemput bola.
Kebiasaan menganggap bekerja adalah kewajiban, harus berubah menjadi kebutuhan.
Oleh sebab itulah, Azis membutuhkan para pimpinan OPD yang inovatif dan professional. Pimpinan OPD yang mampu menggali sumber pendapatan baru untuk mengisi pundi-pundi daerah, efektif menggunakan anggaran, tidak bermental KKN dan piawai ‘jualan’ program kerja ke pemerintah pusat.
Perubahan mindset tadi, kata Azis, tidak hanya pada urusan kinerja, tapi juga perilaku terhadap masyarakat, agar masyarakat merasakan mempunyai pemimpin dan memiliki pengayom. "Saya akan tata sistem birokrasi agar lebih andal dan professional. Aparatur Sipil Negara (ASN) enggak boleh numpuk di kota, harus menyebar ke desa, agar orang kampung terurus juga,” katanya.
Lagi-lagi Azis sangat berharap kepada semua pegawainya untuk bekerja serius, dengan hati. “Jangan pernah berfikir nyogok demi jabatan. Kelakuan semacam ini akan merusak. Sebab yang nyogok pasti akan kepikiran terus gimana caranya balik modal. Kalau sudah begini, kapan lagi akan kerja bener? Bekerjalah sepenuh hati. Saya akan sangat objektif menilai. Yang berprestasi pasti akan kebagian reward. Ltu janji saya,” katanya.
Azis juga minta semua personil kompak. Kekompakan yang bakal dia contohkan bersama wakilnya Catur Sugeng Susanto. Bagi Azis, Catur tak sekadar wakil, tapi juga saudara sekaligus adik. “Kuncinya komunikasi dan saling mengingatkan. Kami akan selalu bekerja sesuai jobdesk,”ujarnya.
Sebagai pemimpin dan bapak bagi masyarakat Kampar, Azis sadar bahwa dia punya banyak kekurangan. Lantaran itu dia akan terus belajar, mendengar dan meminta masukan para tokoh, alim ulama dan cerdik pandai. Maklum, selama ini dia dan istrinya, Nur'aini terbiasa di dunia bisnis.
Sebagai ketua Tim Penggerak PKK, satu saja yang dia minta kepada istrinya: Jadilah lbu bagi semua warga Kampar. Azis yakin istrinya mampu untuk itu. Sebab dia tahu bahwa Nur'aini adalah sosok yang sederhana.
”Dia pasti akan banyak belajar, mendengar dan meminta masukan. Dulu hidup kami sangat susah, pengalaman inilah yang membikin kami sadar bahwa hidup tak boleh sombong. Toh enggak ada yang mesti disombongkan. Semua akan tinggal saat kain kafan membalut tubuh kita," tenang suara Azis berucap.
Bulan ini menjadi bulan pertama bagi Azis Zaenal menahkodai daerah dengan 21 kecamatan dan 250 desa/kelurahan itu. Daerah yang di Utara berbatasan dengan Pekanbaru-Siak, di Selatan berbatas dengan Kuantan Singingi, Barat dengan provinsi Sumatera Barat dan Rokan Hulu serta di Timur berbatasan dengan Pelalawan-Siak.
Di pundak Azis bergantung banyak harapan. Beragam harapan dari masyarakat yang ingin melihat fajar lebih cerah di tanah barokah berjuluk 'Serambi Mekkah'.
Editor | : | Ali |
Sumber | : | Gatra |
Kategori | : | Kabupaten Kampar, Pemerintahan |