PEKANBARU (CAKAPLAH) - Keputusan Pemerintah Kota Pekanbaru meniadakan festival lampu colok di malam ke-27 ramadan, tak menyurutkan niat masyarakat untuk tetap melestarikan budaya melayu tersebut.
Secara swadaya masyarakat menggelar menggelar tradisi menghiasi malam 27 ramadhan dengan membuat hiasan lampu colok.
Salah satu kelompoknya adalah pemuda yang terhimpun dalam Laskar Melayu Riau (LMR) Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Kecamatan Senapelan. Mereka membangun sebuah bangunan Mesjid/gapura yang dirancang dari lampu colok.
Ketua DPC LMR Kecamatan Senapelan, Wan Fittrah Hidayat mengatakan, untuk menggelar tradisi ini, pihaknya menghabiskan 300 lampu colok untuk tahun ini.
"Kami bekerja sama dengan pihak mesjid Nurul Iman dan masyarakat setempat kami berhasil membangun bangunan seperti kubah Mesjid ini dengan menghabiskan 300 buah lampu colok, ini untuk tetap meneruskan tradisi tahun ke tahun" terang
Lebih lanjut, tradisi lampu colok kata Fitrah diperkirakan akan terus berlangsung hingga hari raya Idul Fitri.
" yang jelas pada intinya kita ingin tradisi ini tetap ada dan tidak punah dimakan zaman," tukasnya.
Sebagaimana diketahui sebelumnya, Pemko Pekanbaru meniadakan festival lampu colok yang sudah menjadi tradisi setiap tahunnya. Minimnya anggaran menjadi alasan tak digelarnya tradisi budaya melayu.
Penulis | : | Satria Yonela |
Editor | : | Had |
Kategori | : | Kota Pekanbaru, Peristiwa |