(CAKAPLAH) - Kepala Kepolisian Minneapolis, Negara Bagian Minnesota, Amerika Serikat, Janne Harteau, mengundurkan diri dari jabatannya terkait insiden penembakan dilakukan anak buahnya menewaskan seorang warga Australia hendak menikah, Justine Ruszczyk Damond, pekan lalu. Padahal, korban saat itu hanya hendak melapor kepada polisi dia mendengar suara teriakan perempuan di luar rumahnya.

Dilansir dari laman CNN, Sabtu (22/7/2017), Harteau mengatakan insiden terbunuhnya Ruszczyk pada Sabtu pekan lalu adalah tragedi. "Saya memutuskan mengundurkan diri, buat memberikan pemimpin baru melakukan hal lebih baik bagi Kepolisian Minneapolis," kata Harteau.

Wali Kota Minneapolis, Betsy Hodges, menyatakan menerima pengunduran diri Harteau. Namun, dia menuduh sudah tidak yakin dengan kemampuan Harteau.

"Saya kehilangan kepercayaan dengan kemampuan Harteau memimpin. Dan dari sejumlah dialog dengan beberapa orang, saya semakin yakin kalau dia juga sudah tidak dipercaya oleh warga Minneapolis," kata Hodges.

Dalam jumpa pers digelar Harteau, tidak nampak adanya unjuk rasa. Sebaliknya, konferensi digelar Hodges justru diwarnai protes dari warga. Hodges bahkan sempat 'ngambek' dengan tidak menyelesaikan jumpa pers dan meninggalkan ruangan. Dia baru kembali 20 menit kemudian ketika para pengunjuk rasa pergi. Hodges menyatakan pengganti Harteu adalah wakilnya, Medaria 'Rondo' Arradondo.

Ruszczyk (40) adalah warga Australia. Dia pindah ke Minnesota tiga tahun lalu dan bekerja sebagai pelatih yoga dan meditasi. Sabtu pekan lalu, dia menelepon 911 mengatakan mendengar teriakan seorang perempuan. Sekitar pukul 23.30 waktu setempat, dua petugas polisi, Noor dan Matthew Harrity, tiba.

Ruszczyk lantas keluar rumah dan mendekati mobil polisi di sebelah kiri pada sisi pengemudi. Menurut tunangannya, Don Damond, Ruszczyk hendak berbicara dengan polisi. Tiba-tiba, Noor yang duduk di sebelah Harrity langsung menembak Ruszczyk yang tidak bersenjata. Peluru menembus perutnya.

Setelah kejadian itu, Noor tidak ditahan dan dikenakan sangkaan apapun. Dia kini dipecat. Lelaki keturunan Somalia-Amerika Serikat itu bertugas selama dua tahun sebagai polisi. Kecurigaan warga dalam kasus penembakan itu adalah kedua petugas juga tidak mengaktifkan kamera badan, yang seharusnya wajib diaktifkan.

Kepolisian Minnesota juga tidak bisa memberi penjelasan sampai saat ini. Perkara itu kini diselidiki oleh Biro Keselamatan Masyarakat dalam Penindakan Kejahatan Minnesota.