PEKANBARU (CAKAPLAH) - Puluhan mahasiswa yang tergabung dari BEM UR dan UIN melakukan aksi pernyataan sikap untuk menyambut presiden Jokowidodo, yaitu "1.000 hari Jokowi-JK Riau mengevaluasi", Ahad (23/7/2017)
Dari pantauan CAKAPLAH. COM, Aksi ini berlangsung di jalan cut nyakdien tepatnya samping pustaka Soeman HS dan kantor Gubernur Riau, tak jauh dari lokasi puncak hari anak nasional yang dihadiri Presiden Jokowi di gedung daerah.
Mahasiswa membawa berbagai macam spanduk, dengan tulisan-tulisan menyangkut berbagai permasalahan, diantaranya BBM, Kebakaran Lahan dan Hutan (Karlahut), soal listrik serta menyangkut Perppu Ormas yang belakangan jadi isu di Indonesia.
"Kita ingin sampaikan, bahwasanya saat ini Indonesia sedang tidak baik-baik saja," ungkap koordinator aksi Alvian Syahrizal.
Ditambahkannya, saat ini yang terjadi di Indonesia adalah krisis kepemimpinan, di mana presiden dinilainya anti kritik, sebab itu lah salah satu alasannya, massa membawa foto mirip Jokowi dengan mata dihitamkan.
"Kenapa ditutup matanya, artinya Presiden buta akan keluhan masyarakat. Lingkungan yang tidak sejahtera, hutang membengkak, rakyat menangis. Kita ingin buka mata dan telinga, dengarkan suara-suara rakyat," jelasnya
Selanjutnya, mahasiswa menyampaikan delapan pernyataan sikap,
1. meminta agar pemerintah mencabut Perppu nomor 2 tahun 2017, yang mengancam Demokrasi.
2. membatalkan RUU Pemilu, soal Presiden Treshold 20 persen.
3. kembalian Subsidi listrik, bahan bakar minyak (BBM) dan energi untuk rakyat.
4. hentikan defisit anggaran, hutang luar negeri serta menyangkut soal reformasi perpajakan.
5. segera dihentikannya rekrutmen tenaga kerja asing,
6. Negara hukum yang berdemokrasi dikembalikan
7. penghentian tindakan inkonstitusional, mengkriminalisasi, dan sikap respresif.
8. Selesaikan masalah Migas, serta lingkungan di Riau yang sampai kini diabaikan.
Aksi tersebut mendapat pengawalan ketat dari personel TNI dan Polisi, usai membacakan tuntutannya, mahasiswa membubarkan diri