PEKANBARU (CAKAPLAH) - Dalam rangka kunjungan ke lapangan melihat implementasi ekonomi kemitraan, Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) melakukan kunjungan ke Riau, tepatnya di Perawang Kabupaten Siak. Kunjungan ini dilaksanakan di Kampung Pinang Sebatang Barat, dimana petani di sana dibina oleh perusahaan Sinarmas.
Kunjungan terasebut diikuti oleh puluhan anggota ISEI dari seluruh Indonesia pada Ahad (30/7/2017). Selain itu juga turut didampingi sejumlah petinggi Sinarmas Grup beserta perwakilan petani yang menjadi binaannya di provinsi lain.
Disampaikan oleh Ketua Umum ISEI melalui Sekjen ISEI Afiliani, bahwa saat ini masalah kemiskinan masih menjadi persoalan di Indonesia. Pemerintah belum mampu sepenuhnya mengentaskan kemiskinan yang ada di Indonesia. Namun ada upaya yang bisa dilakukan untuk mendorong pengentasan kemiskinan yakni melalui program kemitraan.
Untuk itu, ISEI mengambil contoh Sinarmas lewat program Desa Makmur Peduli Api (DMPA) sebagai bentuk kemitraan korporasi dan masyarakat di sektor perkebunan. Afiliani mengatakan bahwa program corporate social responsibilty (CSR) seperti kemitraan ini sangat baik bagi masyarakat kecil.
"Karena kita lihat secara makro, ekonomi Indonesia memang membaik, tapi secara mikro belum," ujar Afiliani.
Pembinaan yang dilakukan Sinarmas, kata Afiliani, merupakan contoh yang cukup baik dan perlu dikembangkan. Ia menyebutkan kemitraan yang baik itu adalah yang berkesinambungan. Selain itu pengawasan dari korporasi juga penting, agar manfaat CSR dirasakan masyarakat.
"Jika tidak diawasai, tentu CSR akan habis begitu saja. Nanti petani jadi miskin lagi," sebut Afiliani.
Afiliani mengatakan bahwa perlu ada perubahan terhadap program CSR dari korporasi kepada masyarakat. Dengan adanya perkebunan kemitraan, masyarakat bisa merasakan langsung manfaatnya. "Hasil CSR juga bisa lebih terukur, karena sebelumnya banyak implementasi CSR yang tidak terukur manfaatnya," tuturnya.
Sementara itu, Barus, petani yang mengikuti program DMPA Sinarmas menyatakan sejak adanya program itu, pendapatanya meningkat. Ia bersama rekan-rekannya membentuk kelompok tani dan dibina oleh Sinarmas sejak 2016. Saat ini kelompok mereka memiliki kebun jambu biji, pepaya dan melon yang ditanam di lahan satu hektar.
"Lewat pembinaan ini kita bisa mendapatkan hasil maksimal dari perkebunan. Pendapatan dari kebun ini bisa mencapai puluhan bahkan ratusan per bulan," sebut Barus.
Penulis | : | Abdul Latif |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Ekonomi, Kabupaten Siak |