Longsor menutup akses jalan ke desa-desa di Kecamatan Kampar Kiri Hulu beberapa waktu lalu
|
BANGKINANG (CAKAPLAH) - Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.
Mitigasi bencana merupakan suatu aktivitas yang berperan sebagai tindakan pengurangan dampak bencana, atau usaha-usaha yang dilakukan untuk megurangi korban ketika bencana terjadi, baik korban jiwa maupun harta. Dalam melakukan tindakan mitigasi bencana, langkah awal yang kita harus lakukan ialah melakukan kajian resiko bencana terhadap daerah tersebut.
Lantas, bagaimana mitigasi bencana yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Kampar khususnya di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kampar?
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kampar Drs Santoso,MPd menjelaskan, ada dua organisasi yang berada di bawah naungan BPBD Kampar yaitu Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) dan Desa Tangguh Bencana dalam rangka mencegah dan menanggulangi bencana.
Pusdalops PB ini memiliki kantor sekretariat di komplek perkantoran BPBD Kabupaten Kampar di kantor Bupati Kampar yang lama di kawasan Cadika, Bangkinang. Pusdalops PB yang saat ini dipimpin oleh Candra dan memiliki puluhan tenaga yang sebagian besar adalah tenaga honorer yang dibiayai Pemerintah Kabupaten Kampar selalu siap 24 jam turun membantu masyarakat yang terkena bencana. Di sini juga terdapat Tim Reaksi Cepat (TRC).
Pusdalops saat ini memiliki peralatan yang siap digunakan apabila terjadi bencana diantaranya, kendaraan roda dua, mobil dan perahu bermesin maupun perahu karet. Selain itu ada portabel, slang, ministrake, cangkul, kampak, mesin chain saw (sinso), tenda pengungsi, tenda keluarga, mobil dapur umum, speed boat 5 unit dan peralatan memasak lengkap serta perangkat komunikasi radio yang bisa terhubung kepada seluruh personil di Desa Tangguh Bencana. Masyarakat juga bisa menyampaikan segala informasi yang berkaitan bencana melalui radio ini. Perangkat komunikasi radio ini juga digunakan untuk melakukan komunikasi dan menyampaikan laporan setiap hari kepada BNPB di Jakarta.
"Adapun tugas BPBD Kampar adalah tanggap terhadap darurat. Ketika terjadi bencana BPBD akan berupaya menyelamatkan korbannya dan keluarga. Setelah itu membuat tenda atau lokasi pengungsian. Kalau tidak mau menempati pengungsian maka silahkan ke rumah keluarga misalnya," terang Santoso.
Pihaknya BPBD Kampar maupun Pusdalops PB akan selalu memantau kebutuhan warga. "Dapur umum misalnya. Kita akan suplai bahan sembako untuk dimasak," ulasnya.
Mengenai penganggaran, sejauh ini untuk kebakaran hutan tidak dianggarkan di BPBD. Tugas BPBD adalah koordinasi dan membantu pihak pemadam kebakaran dalam menentukan titik koordinat.
Berkaitan penggunaan dana tanggap darurat, dana itu baru bisa dikeluarkan pada saat bupati telah mengeluarkan pernyataan tanggap darurat. Seperti bencana banjir tahun 2016, bupati mengeluarkan dana tanggap darurat atau dana tak terduga yang terletak di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Kampar.
Dana ini digunakan untuk tanggap darurat dan tak bisa untuk membangun bangunan yang permanen, misalnya jalan yang permanen atau jembatan yang permanen. Jika dibawah Rp200 juta tak perlu dilelang untuk pengerjaanya. Namun jika diatas Rp 200 juta tetap ditender seperti proyek lainnya.
Foto: Kepala Pelaksana BPBD Kampar Santoso didampingi Kepala Pusdalops Kampar Candra menjelaskan alat komunikasi di Pusdalops Kampar.
Sementara itu untuk bantuan sembako dananya merupakan dana on call. BPBD Kabupaten Kampar sendiri untuk tahun 2017 diberi anggaran dari APBD Kabupaten Kampar sebesar Rp1,5 miliar. Jumlah ini turun dibandingkan tahun 2016 lalu sebesar Rp 2,5 miliar. "Anggarannya banyak habis untuk honorer," ungkap Santoso.
Ia berharap Pemkab Kampar meningkatkan jumlah anggaran yakni di kisaran angka Rp 4 miliar pertahun sebab BPBD tak bisa mengajukan dana alokasi khusus (DAK) kepada pemerintah. Disamping itu BPBD juga tidak mendapatkan dana bantuan keuangan (bankeu).
BPBD selama ini masih mengandalkan bantuan darurat dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) seperti bantuan kendaraan mobil dan peralatan lainnya.
Berkaitan mitigasi bencana, langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan persiapan perlengkapan dan tenaga. Kemudian langsung bertindak di lokasi kejadian.
Terkait Desa Tangguh Bencana, Santoso menjelaskan, saat ini ada empat Desa Tangguh Bencana yang telah terbentuk di Kabupaten Kampar yaitu Desa Rimbo Panjang di Kecamatan Tambang, Desa Buluh Cina di Kecamatan Siak Hulu, Desa Karya Indah di Kecamatan Tapung dan Desa Mentulik di Kecamatan Kampar Kiri Hilir.
Setiap regu terdiri dari 30 orang dan mereka sudah tahu dasar kebencanaan. Personil di Desa Tangguh Bencana ini telah dilengkapi dengan baju seragam, rompi dan peralatan. "Ini sebagai tangan kanan kita," ucap Santoso.
Kepala Pelaksana BPBD Kampar berharap adanya penambahan Desa Tangguh Bencana. Untuk menambah peran aktif masyarakat dalam menanggulangi bencana, sebenarnya pemerintah desa bisa menggunakan Dana Desa (DD) dari APBN dan Anggaran Dana Desa (ADD) dari Kabupaten Kampar untuk tanggap bencana. "Jadi bisa dibentuk lima orang relawan desa tangguh bencana di setiap desa," katanya.
Untuk mencegah terjadinya bencana, pihak BPBD Kampar maupun Pusdalops aktif melakukan sosialisasi bersama stake holder lainnya. Dalam penanganan bencana, BPBD juga terlibat dalam Sub Satgas Karhutla Kabupaten Kampar yang dikoordinir oleh Komandan Kodim 0313/KPR. Selain itu terdapat tujuh sub sektor di tujuh kecamatan namun sampai hari ini sub sektor Satgas ini tidak didukung dana yang memadai.
Dalam menghitung resiko bencana sebuah daerah kita harus mengetahui bahaya (hazard), kerentanan (vulnerability) dan kapasitas (capacity) suatu wilayah yang berdasarkan pada karakteristik kondisi fisik dan wilayahnya.
Penulis | : | A. Yani |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Kabupaten Kampar, Lingkungan, Pemerintahan |