Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman bersama masyarakat Desa Bantan Air meninjau pantai yang terkena abrasi
|
BENGKALIS (CAKAPLAH) - Kehadiran Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman, ke Desa Bantan Air, Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis, menjadi obat kerinduan ratusan masyarakat yang sudah bertahun-tahun tidak pernah dikunjungi gubernur. Bahkan Bupati setempat pun tak pernah turun langsung ke Desa mereka.
"Rindunya kami dengan gubernur Riau ini, yang menyempatkan diri datang ke desa kami ini. Tidak pernah ada gubernur yang datang selain Pak Arsyadjuliandi," kata warga Desa Bantan Air, Agus, yang baru pertama kali menatap langsung wajah gubernur Riau, Sabtu (12/8/2017).
Menurut Agus, desa mereka yang berbatasan langsung dengan negara tetangga, Malaysia, dalam beberapa tahun ini mulai terkikis air laut akibat abrasi. Untuk itulah ia berharap Gubernur Riau bisa ikut membantu membangun turap atau tembok penyangga ombak air laut, yang setiap hari menghempas bibir pantai. Dan semakin lama semakin mendekati pemukiman warga desa.
"Ini dulunya ladang padi, sekarang sudah habis terkikis lebih dari seratus meter ke tengah laut. Tentu kami berharap pak Gubernur dan Pemerintah Bengkalis membantu menambah tembok di pinggiran pantai kami ini. Lihatlah kalau air pasang sampai ke batang sawit itu, sawit pun mati," kata Agus sambil menunjuk abrasi pantai akibat air laut.
Hal yang sama juga disampaikan Sunaryo. Ia menegaskan, masyarakat setempat menginginkan gubernur yang peduli dengan rakyat seperti Andi Rachman. Dan mereka tidak memperdulikan ada calon-calon gubernur lain. Inilah bukti bahwa gubernur peduli terhadap keinginan masyarakat, yang bisa disampaikan ke Pemkab Bengkalis.
"Inilah gubernur pertama kami yang datang kesini. Coba bayangkan seandainya desa kami ini dijadikan tempat wisata. Pantai ini dinamakan pantai Teluk Budung, kalau malam ramai ini orang mancing. Coba bayangkan paling lama hanya 1,5 jam dari pelabuhan," kata pria berusia 45 tahun ini.
Sunaryo menceritakan, bahwa sebagain besar masyarakat desa Bantan setiap tahunnya mencari nafkah hingga ke Malaysia. Jika ladang dan sawit tidak lagi bisa menghasilkan bagi kelangsungan hidup mereka.
"Kami juga mencari nafkah dengan bekerja sebagai tukang bangunan ke Malaysia. Bisa satu bulan kami di Malaysia untuk mendapatkan uang menambah nafkah. Terkadang kami bisa membawa 1000 sampai 1500 ringgit, di luar makan dan penginapan kami di Malaysia. Setelah itu kami pulang ke Bengkalis kumpul bersama keluarga," cerita Sunaryo.
Sunaryo juga berharap abrasi air laut tidak semakin parah menimpa desa mereka. Dengan adanya turap saat ini memang sudah mengurangi abrasi. Namun bibir pantai masih panjang yang beluk di bangun turap. Jika turap selesai tentu mereka bisa dengan bebas menanam padi, karet maupun sawit.
"Air laut ini kan bisa menyebabkan tanaman mati, lihatlah karet dan sawit mati dan tak berbuah. Ini ladang padi juga sekarang belum bisa kami tanam, hanya beberapa saja yang bisa dimanfaatkan. Tentu kehadiran Gubernur ke sini menambah harapan agar kami bisa bercocok tanam," harapnya.
Sementara itu, Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman, dalam sambutannya kepada masyarakat desa Bantan Air, mengatakan, Pemprov Riau akan berusaha memenuhi apa yang menjadi permintaan dari masyarakat Bengkalis. Permasalahan abrasi menjadi perhatian serius dari pemerintah, baik Provinsi maupun pusat.
"Saya akan meminta kepada Dinas Binamarga untuk turun ke lapangan. Melihat langsung bagaimana kondisi turap yang akan di bangun, termasuk berkoordinasi dengan Pemkab Bengkalis, karena perlu sinergi dalam menyelesaikan permasalahan ini," kata pria yang akrab disapa Andi Rachman itu.
"Abrasi berpengaruh besar terhadap garis pantai dan garis negara yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Kejadian ini bisa kita hindari agar tidak terjadi sengketa. Kalau di Sumatra Utara itu perbatasan dengan Malaysia semakin melebar, tapai kalau kita dengan malah semakin menyempit, inilah yang harus diantisipasi," tambah Gubri.
Andi Rahman menghimbau kepada masyarakat untuk tetap menjaga kelestarian alam yang ada di bibir pantai. Dengan menanam tanaman yang dapat menghambat air pantai.
"Sama-sama kita jaga, bisa dengan menanam pohon yang bisa menahan abrasi. Untuk mahasiwa yang sesang Kukerta juga bisa memberikan ilmunya kepada masyarakat bagaimana menanam pohonyang baik," kata Gubri, kepada masyarakat dan juga kepada mahasiswa Kukerta dari Universitas Riau.
Usai berdialog dengan masyarakat, Gubernur dan ketua DPRD Bengkalis, bersama Mahasiswa menanam pohon mangrove. Pohon-pohon yang ditanam ini diharapkan mampu menahan abrasi.
Penulis | : | CK1 |
Editor | : | Ali |
Kategori | : | Pemerintahan, Lingkungan, Kabupaten Bengkalis |