PEKANBARU (CAKAPLAH) - Keinginan Walikota Pekanbaru Firdaus untuk bertarung di Pilgubri 2018 tak mudah. Pasca Firdaus gagal meraih kursi Ketua DPD Partai Demokrat Riau, peluang Firdaus berlayar di Pilgubri pun semakin mengecil.

Demikian yang disampaikan akademisi Universitas Abdurrab, Suci Shinta Lestari, kepada CAKAPLAH.COM baru-baru ini.

Menurut Suci, satu-satunya partai yang masih membuka tangan kepada Firdaus adalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Itu pun karena PKS dapat peluang baru untuk menaikkan kader PKS, Ayat Cahyadi, sebagai walikota Pekanbaru apabila nanti Firdaus menang di Pilgubri.

"Cuma PKS yang masih membuka peluang lebar bagi Firdaus untuk bisa menaiki perahunya berlayar di Pilgubri. Tapi kalau cuma PKS, itu tak cukup. Sebab PKS cuma punya tiga kursi sedangkan untuk bisa mengusung calon, butuh 13 kursi di DPRD Riau," kata Suci.

Dilanjutkan Suci, kalau berharap dengan partai lain, Firdaus punya kesempatan yang sangat kecil. Selain karena partai lain sudah punya kader masing-masing yang potensial untuk maju, Firdaus juga lambat membangun komunikasi politik dengan partai-partai tersebut.

"Partai-partai yang ada sekarang rata-rata punya kader sendiri yang mau diusung. Pun kalau nggak punya kader, rata-rata partai-partai itu sudah membangun komunikasi politik jauh hari sebelum Firdaus menyatakan mau maju sebagai Cagub. Sehingga Firdaus untuk masuk sangat susah," papar Suci lagi.

Lalu, bagaimana dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Riau yang diketuai Bupati Kampar Azis Zaenal? Apakah mau Azis memberikan jalan bagi Firdaus untuk bisa memakai perahu PPP di Pilgubri karena Firdaus dan Azis sama-sama berasal dari Kampar?

Menurut Suci, peluang Firdaus untuk bisa mendapatkan perahu PPP sangat kecil meskipun ketua PPP Riau Azis Zaenal dan Firdaus berasal dari satu daerah, Kampar.

Masih menurut Suci, meskipun beberapa waktu lalu Azis Zaenal ikut hadir dan memberikan dukungan pada acara pendeklarasian Firdaus sebagai calon Gubernur Riau oleh tokoh dan masyarakat Kampar, tapi tetap saja peluang Firdaus bersama PPP masih kecil.

"Sebagai pemimpin orang Kampar, tentunya Azis menghargai keinginan warganya untuk menjadikan Firdaus sebagai calon gubernur. Tapi sebagai ketua partai, tentunya dia harus taat pada perintah DPP partai tentang siapa yang akan diusung sebagai calon gubernur. Dan kita harus bisa memahami Azis sebagai bupati dan Azis sebagai ketua partai. Karena dua posisi itu hal yang berbeda," paparnya lagi.

Masih menurut Suci, tentunya Azis punya hitungan politik sendiri dalam menyikapi Pilgubri dan Firdaus.

"Kalau seandainya hari ini Azis memudahkan jalan Firdaus untuk dapat PPP dan ternyata menang di Pilgubri. Bisa jadi, lima tahun ke depan Azis akan berhadapan dengan Firdaus di Pilgubri masa datang. Dan ini kemungkinan yang ingin dihindari Azis," tutupnya.